Tersimpan suatu kenangan yang telah usang dibenamkan sang waktu,kembali menyerangku untuk bertekuk lutut di tepian nestapa,
Jika saja kita dapat merakit kembali serpihan kenangan itu menjadi kenyataan,maka aku akan berusaha mendekapmu lebih erat agar kau tidak mudah pergi,dan kuyakin,kau pun sama,berusaha menjadi yang terbaik agar aku tidak mudah melepasmu,
Sepersekian detik kita memaksa untuk saling percaya dan saling mengutuhkan yang perlahan menjadi sebuah ikatan yang saling menguatkan,
Tapi hanya sementara saja kita dapat menjaganya,apakah terlalu sulit bagi kita untuk menjalin keabadian bersama?terlalu sulitkah bagi kita untuk menjadi satu darah?Kita sama,sama sama tak tahu apa yang kita mau,
Haruskah kita mengorbankan salah satu perasaan kita agar nantinya kita bahagia? Tetapi apa artinya bagiku jika bahagia tanpa kehadiranmu,entahlah,aku merasa sangat bersalah, tidak mengikatmu erat erat dulu, dan sekarang aku hanya berani menggenggam mesra bayanganmu,tak berani untuk kembali saling menyapa di penghujung malam, mungkin aku terlalu pengecut untuk menjalin kembali ikatan yang telah rubuh dihancurkan harapan yang berkabung akhir akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala dirimu pergi
PoesíaDalam suatu rangkaian waktu, Ada sepasang hati yang telah bertemu, Ada genggaman tangan yang mulai merenggang, Ada harapan yang kian berkabung, Maka bolehkah aku menatapmu dengan menggadaikan nafasku untukmu? Maka bolehkah aku mengabadikanmu dalam...