Daniel memeluk senjata laras panjangnya sambil melamun, sedangkan di belakangnya para anak buah sibuk memindahkan mayat dengan cara di seret.
Ia memikirkan saat pertama kali bertemu dengan Bella di hutan sekitar panti asuhan setelah dihukum karena mencoba melarikan diri lantaran tidak tahan dengan perlakukan buruk dari semua orang di panti.
Saat itu langit telah malam, dan tubuhnya penuh luka bahkan di samping bibirnya ada darah mengering karena sudut bibirnya yang sobek setelah di tampar ibu panti.
Srak.. Srak...
Remaja itu panik dan menjadi waspada, wajahnya yang panik berubah kaku saat melihat gadis loli dengan busana biru yang indah dan membawa keranjang piknik sambil tersenyum kearahnya.
"Aku menemukanmu!"
Ujar gadis itu bersemangat dan mendekat lalu duduk di samping remaja lelaki yang berdiri itu.
"Si.. Siapa kau?"
Gadis yang sibuk dengan barangnya mendongak ke atas, pipi pucat itu sedikit kemerahan karena cuaca yang dingin di malam hari.
"Ayo duduk dulu, kau terlalu tinggi membuat leherku sakit!"
Untuk pertama kalinya tanganya di sentuh wanita asing, tak seperti tanganya yang kasar dan dingin. Tangan itu lembut dan hangat membuat ia pertama kalinya merasa ketagihan untuk terus menyentuh.
Daniel duduk di samping gadis itu dengan tubuh kaku, tubuhnya kembali tersentak saat tiba tiba gadis itu menekan luka di bibirnya.
"Huh.. Hm.. Tampaknya kedatanganku sangat telat!"
"Ap-"
Mulutnya tiba tiba di sumpal roti sandwich "makanlah dulu, setelah itu aku akan memberitahu situasinya!"
Lidahnya yang bersentuhan dengan saus di dalam roti itu langsung menyadarkan dirinya bahwa ia telah lapar hampir 2 hari belakangan ini.
Daniel memakan dengan lahap mengabaikan Bella yang hanya memandangnya dengan lembut. Tak butuh waktu lama makanan yang barada di bakul keranjang itu ludes.
"Aku Arabella Ivyanna... "
Bella menjelaskan dengan lambat identitasnya serta surat surat yang ia dapatkan dari meja kakek tentang keadaan Daniel serta pertumbuhan lelaki itu.
"Kau bilang aku adalah putra dari kakek mu dan adik dari ibu mu?"
"Yah, begitulah cukup mengejutkan aku memiliki paman yang sangat muda!"
Bella mengeluarkan surat dari sakunya yang ternyata surat hasil tes DNA yang menunjukan 99,92 % akurasi kecocokan.
"Kedatanganku adalah untuk mengajakmu kerja sama dalam rencana ku yang luar biasa di masa depan! Bukan sekedar tawaran ini juga bisa di sebut pengembalian posisi dirimu yang seharusnya walaupun kau putra haram dari kakek ku"
Bella menjeda ucapanya sambil melihat ujung sepatunya yang bergerak kiri dan kanan secara bertabrakan. Daniel juga menatap kaki kecil itu sebelum menatap ke wajah gadis cantik itu.
"Lalu?"
Bella tersenyum dan memandang remaja lelaki itu dengan wajah polos
"Aku butuh dirimu untuk mengganti posisiku di masa depan, hanya karna aku satu satunya keturunan Yanai tidak mungkin aku harus ikut terlibat di organisasi itu dan menyerahkan hidupku dalam bahaya walaupun kehidupan 96% akan terjamin di lindungi oleh kakek dan orang orangnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Teen Fiction"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...
