48:Luci's Madness备

1.5K 172 22
                                        

Di dalam kalut Bella tiba tiba mendengar suara kecil percikan air, gadis itu menoleh kiri dan kanan sebelum bergerak dengan hati hati mendekati asal suara tersebut.

Melewati kembali kertas dingin itu, tubuh Bella tiba tiba lemas dan terduduk ke lantai dengan wajah yang memucat.

Pemandangan di depan, tepat di hadapanya sebuah bathtub berisi balok balok es dengan cairan merah dan di ujungnya ada gadis yang berwajah pucat tanpa darah sama sekali memandang dirinya dengan ekspektasi sedih luar biasa.

~Be....la~

Gadis itu menyebut namanya terbata bata, lambat dan tanpa suara sama sekali. Bella menguatkan hatinya dan menghampiri Miwa gadis kecil yang dahulu ia gunakan untuk Luci melupakanya.

Bukan secara harfiah saling ketemu lalu berdiskusi, hanya saja tidak sengaja menemukan gadis itu menyukai Luci sebulan sebelum mereka putus.

Awalnya ia ingin menfaatkan gadis ini untuk putus dari Luci seperti lelaki itu selingkuh dan mengabaikanya, sayangnya keduanya tidak mengikuti rutinitas yang seharusnya jadi dia tidak bisa sedikitpun menfaatkan celah itu.

"Miwa.."

Bella memegang kepala itu dan memasukan tanganya ke dalam air es mencari tangan gadis itu, tapi hal hal semakin mengejutkan.

Ia sama sekali tidak menemukan apa pun, mendorong balok balok es tersebut hingga keluar dari bathtub bersamaan air berwarna darah itu.

"Tidak... Tidak... Tidak..."

Ketakutan Bella semakin menjadi jadi saat apa yang terlintas dipikiranya sesaat menjadi kenyataan.

Tubuh gadis itu telah sebagian hilang, kedua kaki dan kedua tangan telah di potong hanya menyisihkan tubuh dan kepala yang di rendam di dalam air es, secara tidak langsung metode ini lebih kejam dari segalanya yang dilakukan psikopat dunia manapun.

Membiarkan luka yang terbuka menyentuh air dingin, selain korban mati rasa mereka juga akan diam diam menyesali segala perbuatanya bersamaan dengan darah yang semakin terkuras habis.

"Miwa! kau harus tetap terjaga!"

Plak!..

Plak!..

Bella mencoba menyadarkan gadis kecil itu yang mulai memejamkan matanya. Melihat situasi makin gawat Bella mencoba mengeluarkan tubuh Miwa dari bathtub tapi baru menarik sebentar tubuh itu kembali terjatuh ke dasar air.

Bella kebingungan, ia meraba raba apa yang menjadi penyebab gadis itu tidak bisa keluar dari air, tatapan Bella melebar saat kedua tanganya menyentuh seperti sebuah logam besi, seperti sebuah rantai besi yang melilit dengan erat di perut Miwa.

Saat itu juga ketiga keran air menyemburkan air dengan deras, Bella mencoba menututupi ujung kedua keran yang otomatis itu tapi ia tidak bisa menghentikan laju keran ketiga

"Aah.. ."

Bella menangis dengan ketakutan, menghadapi musuh tak semencekam ini. Terlebih ia tidak tahu situasinya dan situasi ruangan serta waktu yang bisa di hitung untuk skala kelebihan dan kekurangan.

Terbiasa memperhitungkan dan terencana dengan teliti membuat Bella tak bisa menghadapi situasi ini sehingga emosi alamiahnya bocor begitu saja

Walaupun sekuat apa pun dan sekeras apa pun Bella berusaha tubuh Miwa tetap di telan oleh air.

"Aa... Aaa.. "

Gadis itu menjerit putus asa.

"Ck.. Ck.. Menyedihkan! Betapa putus asa dan lemahnya dirimu sekarang, sangat jauh beda dengan saat dahulu dimana kau dengan kejam meninggalkan ku"

Run Bella!....Run! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang