Ken tersenyum tipis melihat lambaian ciuman itu penuh memprovokasi, seketaris yang sedang mengemudi sedikit mengerutkan keningnya saat melihat bosnya yang tersenyum tipis dari cermin.
"Kita langsung menuju rumah bos?"
"Tidak!"
Ken sibuk mengetik sesuatu sebelum layar yang awalnya menampilkan sudut rumah menjadi sebuah maps dengan tanda merah yang terus bergerak di salah satu jalan Seoul.
Melihat ini Ken kembali tersenyum dan berujar dingin.
"Istriku sangat tidak patuh!"
"Apa.....bos?"
"Kita ke pusat pembelanjaan!"
Seketaris dengan patuh memutarkan arah jalan dan melajukan mobil dengan stabil.
....
Ada titik merah yang terus saja berkedip kedip dari balik nama Lenox berlapis perak yang di jahit di bawah baju kemeja yang di gunakan Bella saat ini tapi gadis itu tidak menyadarinya.
Bella mengetuk pelan kartu hitam di tanganya dengan pintu mobil taksi yang ia naiki, mata indah itu terlihat linglung sambil menatap pemandangangan di jendela.
'Mengapa Daniel menghianatiku? Masa iya aku akan sampai mati menjadi pemimpin seperti kakek. Aah mola..'
Si supir dalam diam sesekali memperhatikan gadis kecil cantik yang berpakaian aneh di belakang. Gadis cantik itu terlihat selalu linglung seolah olah ada banyak hal yang ia pikirkan dan membuat tatapan itu kurang fokus.
'Sudah ku susun dengan baik dan sudah ku hitung secara sistematis tapi rencana manusia selalu di luar jangkauan ekspektasi, sejak awal aku menyanggupi kesepakatan kakek hanya ingin menjadi kaya dengan cepat entah itu menjadi broker seperti kakek atau pemimpin yang lebih tinggi seperti penguasa di kegelapan yang mengatur seluruh sistem dunia. Apa pun itu aku perlu uang banyak untuk hidup dalam kenyamanan dalam tempo yang panjang'
'Setelah cukup uangku saatnya mencari peganti yang akan duduk di kursi yang telah susah payah aku capai, simplenya aku yang membangun sebuah perusahaan dan biarkan seseorang yang menghandle yaitu Daniel sedangkan diriku hanya cukup menikmati liburan dan hasil kekayaanku tapi si jalang Hatsumi malah mengacaukannya!'
'Semakin di ingat semakin kesalnya hatiku, sedikit lagi rencanaku berhasil tapi anomali yang tidak terpikirkan olehku berani merusaknya! AAAAAH!'
'Bagaimana sekarang? Ah.. Perasaan tidak dapat mengengam masa depan yang telah aku idamkan sungguh itu terasa sangat buruk, jika terus seperti ini aku akan benar benar menjadi Bella asli yang ditinggalkan dan tidak memiliki kendali atas kehidupanku'
'Gadis yang di besarkan untuk menjadi seorang putri tapi berakhir di rusak kakak tirinya, dijadikan sebuah objek oleh Villain dan hanya gadis pilihan oleh pemeran utama, serta gadis berhati hitam penuh dendam oleh Luci'
'Sungguh mengelikan, mengapa penulis begitu berhati busuk untuk pemeran wanita tunggal di dalam novel? Jika tidak meniat untuk memunculkanya lebih baik sejak awal tidak menulis keberadaan Arabella!'
Mengingat ini membuat Bella tersenyum miris sambil menahan tawa kesalnya, supir di depan sudah memucat ketakutan melihat gadis yang melamun dengan linglung tadi kini tersenyum lebar seperti psikopat gila.
"Ekhm.. Nona telah sampai"
"Oh"
Bella tersadar dan menatap ke jendela mobil di mana tepat di hadapanya banyak manusia berlalu lalang di trotoar jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Fiksi Remaja"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...
