Luci tidak bisa menyembunyikan senyumanya saat melihat gadis itu menatapnya dengan kebingungan yang polos.
"Kemana saja hm?"
Suara Luci sangat rendah dan lembut membuat bulu kuduk Yuta dan Bella meremang. Bella mundur satu langkah kecil dengan canggung tapi diam diam menyembunyikan senyuman nakalnya.
"Ryu ini Yuta dari kelas sebe-"
"Aku tahu, lalu apa hubungan kamu dan dirinya?"
Luci memotong perkataan Bella dengan senyuman lalu menatap Yuta dengan tegas dan dingin meminta lelaki itu yang menjawab.
Yuta yang di tatap merasa ia telah melakukan kesalahan dan rasa ini sungguh sama sekali tidak nyaman.
"Kami berdua-"
"Maaf, Kami?"
Siapa pun yang punya mata pasti tahu bahwa lelaki ini sedang cemburu buta dan sedang mencari masalah. Bella menatap Luci dengan polos tatapan penuh kebingungan itu sedikit meredakan hati Luci yang sedang panas.
Saat itu juga bunyi Bell tanda pelajaran akan segera di mulai, Bella yang kecewa hanya bisa mengambil celah ini, ia mengengam lengan Luci membuat emosi yang bergejolak di mata hitam itu padam seketika.
"Ayo kita kembali, sebentar lagi guru akan datang"
Tersenyum ke arah Yuta sebagai tanda permisi lalu menarik Luci dengan sekuat tenaga untuk menjauh dari lokasi.
Permainan berakhir dan area patut di batasi jika tidak peliharaan yang susah payah ia jinakan ini mengila dan mengacaukan segalanya.
....
Bella bergegas menyimpan buku bukunya di tas dan terlihat bersemangat untuk pulang, senyum itu hilang saat melihat meja di belakangnya, Luci masih duduk dengan tenang sambil kedua tanganya terlilit di bawah dadanya.
"Apa.... Kau tidak pulang?"
"..."
Luci mengabaikan pertanyaan Bella dan masih saja menatap ke arah luar jendela yang tertutup, melihat reaksi ini Bella tak lagi ingin bertanya dan berisik.
Berbalik dan melangkah dengan ringan untuk keluar dari kelas, baru juga ingin mengeser pintu kelas.
Bang!....
Tangan seputih giok, dengan jari jari panjang yang ramping dan garis uratnya terlihat menonjol menahan pintu di samping pipi Bella bahkan nafas Luci mengenai belakang lehernya yang tak terlalu tertutupi oleh rambutnya.
Bella berbalik dengan lambat dan menatap Luci dengan binggung saat melihat lelaki itu bernafas secara kasar jelas lelaki ini kembali emosi tapi Bella rasa ia tidak melakukan kesalahan apa pun beberapa saat tadi.
Lelaki ini sulit untuk di jinakan bukan karna Bella tidak tahu caranya tapi ia tidak tahu jenis apa yang ia jerat ini, emosi Luci terlalu sulit untuk ia kendalikan watak plot dan watak asli sangat berbeda.
"Tidakah kau ingin menjelaskan pada diriku apa maksudmu mengobrol pada lelaki itu bahkan terlihat lebih bahagia dari pada saat bersamaku!"
Ah, tampaknya laki laki pemendam emosi ini tidak lagi bisa bersabar...
Bella memiringkan kepalanya sambil mendorong dada Luci pelan, walau hatinya tenang tapi ekspresi harus terlihat panik dan cemas untuk membuat lelaki itu lebih percaya.
Bella mengetahui dengan jelas betapa ganas dan pendendamnya lelaki ini dalam balas dendam terhadap pamanya dan keluarga pamannya, maka dari itu ia harus serealistis dalam berbohong jangan sampai laki laki ini menyadari celahnya dan berbalik mengigitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Fiksi Remaja"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...
