Keduanya terbaring di lantai, kedua tangan Bella di cengkram erat dan ditekan kuat tubuh gadis itu.
"Bella patuh!"
"Siapa ka.. u yang meme... rintahku ku!"
Bella memberontak untuk terlepas dari Luci, tapi sekuat apa pun gadis itu memberontak gengaman Luci sama sekali tidak mengendur sedikit pun.
Tiba tiba gadis itu berhenti memberontak membut Luci kebinggungan,ia menatap gadis yang terpejam itu dengan tanda tanya besar di kepalanya.
"Oke, fine, bisa menjauh kau menekanku dengan seluruh tubuhmu!"
"Kau janji tidak akan kembali memberonta?"
"Aku, janji!"
Luci melonggarkan genggamannya tapi tidak menjauh dari tubuh gadis itu, ia ingin melihat apakah gadis itu benar benar seperti yang ia ucapkan.
Tapi Bella tetap tenang bahkan tubuhnya tak bergeming saat tubuh Luci bergerak sedikit menjauh dari tubuhnya.
Luci menggangap tindakan Bella sebagai peneriman status tawanan sekarang, ia tersenyum tipis sambil menatap jam di pergelangan tanganya.
"Oke, waktu istirahatnya telah habis ayo ke pertujukan selanjutnya yang telah lama aku siapkan!"
Luci berdiri dengan tegap sebelum membunkuk untuk menarik legan gadis itu untuk bangun tapi terhenti saat menengar gumamaman pelan Bella.
"Eh, pertunjukan, siapa yang bersedia untuk bersamamu dalam memainkan permainan gila mu!"
"Apa?"
Brak...
Tubuh Luci tiba tiba oleng dan jatuh kesamping dengan keras kelantai lantai setelah gadis itu menendang lututnya kemudian bergerak dengan cepat, membalikan tubuh Luci untuk telentang kemudian menahan kedua tangan kekar itu dengan lututnya, jari tanganya mengampai pisau yang terjatuh tak jauh dari tubuhnya keduanya dan mengarahkan ke arah dagu Luci.
Lelaki itu memandang Bella penuh senyum dengan ujung pisau yang semakin menekan kulit di bawah dagunya.
"Bahkan sampai akhir semuanya tak sejalan dengan rencanaku, kau bilang apa yang aku inginkan dari kalian semua? Mengapa aku membuat kalian mencintai kemudian meninggalkan?"
Luci masih smirk penuh kenakalan bajingan menunggu jawaban gadis itu, Bella merendahkan tubuhnya ke telinga Luci, merendahkan suaranya berbisik secara kejam.
"Karna jika aku bertahan dengan salah satu dari kalian maka aku akan ditinggalkan, dibuang, kemudian dilupakan. Kau tahu rasanya kecewa dari seseorang yang kau anggap penting?"
Luci mengerutkan keningnya, menurut data selama gadis ini hidup tidak ada seseorang pun yang berani mengecewakannya. Lalu dari mana datangnya niat pembunuhan ini.
Ia hampir menganggu sebagai tanggapan tapi Bella yang masih di ceruk lehernya menggeleng meninggalkan sensasi geli dari nafas dan sapuan rambutnya, kemudian wajah cantik itu penuh senyuman tampil di depan wajah Luci sebelum bergerak menjauh.
"Kau tidak akan pernah tahu!"
Tatapan Bella berubah dan langsung mengayunkan pisaunya ke arah jantung Luci tapi tiba tiba tubuhnya kaku kemudian mengejang kesakitan hingga ia meringkuk di dada lelaki itu.
Clank...
Pisau jatuh hampir menusuk leher Luci, beruntungnya lelaki itu sedikit mengerakanya dari titik tumpu kejatuhan.
Laki laki itu segera melepaskan kedua tanganya dari lutut Bella dan memeluk tubuh itu, tubuh Bella masih bergetar dengan wajah yang semakin memucat serta berkeringat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END)
Teen Fiction"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...
