Meski semakin hari Kening semakin akrab dengan Endou, namunKening yang juga manusia merasa lelah juga pada akhirnya, semangatnya untuk membujuk Endou belum padam tetapi Ia merasa perlu menenangkan diri sesaat agar bathinnya bisa istirahat dari keusilan Endou.
Seminggu berlalu Kening tidak lagi menampakkan dirinya di rumah Endou, Ibu Endou selalu menanyai Endou kenapa kening tidak main ke rumahnya lagi. Ibunya Endou berpikir apa ini karena Endou selalu menjahili Kening namun Endou hanya menjawab tidak tahu.
Ketidakhadiran Kening membuat Endou tenang namun disisi lain Endou juga merasa sepi, sosok yang belakangan menemaninya di rumah tidak ada.
Suatu hari Ibu Endou yang sedang berada di luar kota mengirim pesan singkat kepada Kening melalui ponselnya. Pesan itu berisi permintaan Kening untuk datang ke rumah menengok keadaan Endou yang sedang sakit sendirian.
Kening yang sedang menikmati masa rehatnya membalas pesan tersebut.
[Jangan khawatir Tante, Saya akan main ke rumah hari ini.]
Begitulah balasan singkat dari Kening.
*****
Sore harinya Kening datang berkunjung ke rumah Endou sambil membawa tas kecil berisi makanan, menurut Kening menjenguk orang sakit itu tidak enak kalo tidak bawa apapun meski yang dijenguk adalah seseorang yang menyatakan perang padanya.
Cukup berbaik hati sebenarnya Kening tidak ingin bermusuhan dengan Endou, dirinya keras kepala membujuk Endou tetapi tidak mau sampai Endou menjadi musuhnya oleh sebab itu Kening sengaja menyiapkan makanan meski tidak tahu apa Endou akan suka atau malahan tidak dimakannya karena selama ini Endou selalu bilang masakan Kening kurang enak.
Kening masuk ke rumah Endou melalui pintu depan yang tidak terkunci, "Bahaya sekali pintu tidak dikunci!" Ucap Kening pelan yang langsung masuk ke dalam rumah Endou. "Permisi paket untuk endou sagara!" Teriak Kening di dalam rumah seperti seorang kurir paket.
Endou yang sedang rebahan di sofa panjang depan televisi hanya terdiam, Ia hafal kalo itu suara Kening makanya Ia diam saja tak mempedulikannya.
'Sial kenapa anak itu yang datang kesini, pakai segala teriak paket ! Ini pasti ulah mama, awas nanti kalo sudah pulang dari tempat bibi!' Gumam Endou dalam bathinnya.
"Permisi pak Endou, masih hidup kah!" Sahut Kening berharap balasan dari Endou.
"Berisik!!!!" Balas Endou yang terganggu dari ruang tengah.
Kondisinya yang sedang demam tinggi membuat Endou tak siap berperang dengan Kening, mendengar suara Endou segera Kening berjalan masuk ke ruang tengah.
Tiba di ruang tengah Kening melihat televisi menyala dan Endou yang tiduran di atas sofa dengan sebuah piring kosong berada di atas meja.
Menyaksikan semua itu Kening tahu sepertinya Endou belum makan seharian, namun Ia malahan bercanda.
"Wah jebakan apalagi nie, kok lo pura - pura tidur!" Ucap kening pura - pura curiga melihat Endou diam saja tak bergeming dengan kehadirannya.
Endou dengan suara pelan menjawab. "Ga ada jebakan buat lo hari ini, jadi mending pulang sana..."
"Ohhh bagus dong kalo gitu!" Kening melangkah mendekati Endou, Ia menempelkan tangannya ke dahi Endou. "Lagi sakit yaa end." Tanya Kening merasakan panas tinggi di kepala Endou.
"Angkat tangan lo dari kepala gue! Gue ga kepengen lihat lo disaat seperti ini."
Endou menepuk tangan Kening yang menempel didahinya, disaat seperti ini malahan datang orang yang tidak diharapkan olehnya membuat Endou kesal.
"Dasar keras kepala..., tante suruh gue datang kesini buat ngejengukin lo, malahan diusir!"
Kening duduk di salah satu kursi dekat Endou sambil meletakan bungkusan yang dibawanya dari tadi, meski kesal Kening tetap bersabar menghadapi Endou yang pemarah.
Endou yang mengoceh kasar tak membuat Kening takut, Ia sudah terbiasa dalam beberapa waktu terakhir ini menghadapi sikap Endou yang kekanak - kanakan dan kasar kepadanya.
[Kerukuuttt.....]
Tiba - tiba perut Endou yang belum diisi makanan dari pagi berbunyi.
"Wah ada yang belum makan seharian nie, pantes ada piring kosong di atas meja! Sepertinya abang bubur atau ketoprak yang dinanti - nanti belum lewat!!!"
Endou membuang muka, Ia membalikan badannya ke sisi lain sofa. Endou benci mengakuinya tapi memang Ia belum makan dan Ia tak bisa masak makanya dirinya kelaparan saat ini.
"Dasar cewek nyebelin."
"Aduh kasihan pangeran endou kelaparan, pasti engga bisa nyalain kompor yaa sampai engga bisa masak telor atau mie rebus." Goda Kening sambil membuka bungkusan berisi mie ayam jamur. "Ambil mangkok dulu ahhh biar gak tumpah kuahnya..."
Lanjut Kening meninggalkan mie ayam jamur yang sudah dibuka dari bungkus sterofoam, Endou yang mencium aroma nikmat dari mie ayam jamur langsung tergoda.
Sudah dari pagi perutnya tidak diisi makanan berat, mencium aroma mie ayam jamur yang begitu pekat dihidung langsung membuat mulutnya mengeluarkan air liur.
"Gue harus tahan.... Gue harus tahaannn!!!" Tutur pelan Endou dari balik sofa tak mau kalah hanya dengan semangkok mie ayam.
Dirinya sedang berperang jadi harus bisa menolak apapun pemberian Kening. Sementara Kening ke ruang tengah lalu memindahkan mie ayam jamur ke mangkok yang telah diambilnya dari dapur kemudian menghampiri Endou.
"Mau gue suapin!" Ucapin Kening di telinga Endou.
"Apa sih, ganggu aja lo!!!" Balas Endou.
[Cetaakkkk]
Kening menyentil telinga Endou.
Dengan nada keras Kening memerintahkan Endou duduk. "Duduk yang benar!!!"
Endou langsung duduk, Kening pun langsung menyuapin Endou dengan supit. "Kita gencatan senjata dulu... Oke!!!"
Terdiam Endou tak bisa berkata - kata, meski berusaha menolak namun perut Endou yang sudah sangat kelaparan tak bisa berbohong, Endou pasrah disuapin makanan oleh Kening yang tampak tulus memberikannya makanan walau sudah sering dijahilinnya.
Secara tidak langsung Endou telah kalah dari Kening, Ia telah kalah dari Kening gadis keras kepala yang tak hentinya datang ke rumahnya dengan tekad kuat untuk menariknya keluar dari zona damainya.
Awalnya Endou yang sudah merasa diatas angin karena Kening berhenti mengunjunginya dan menganggap dirinya menang. Namun siapa sangka karena sakit demam saja keadaan jadi berbalik begitu saja.
Ketulusan dan kesabaran hati Kening perlahan merobohkan dinding keegoisan Endou, Endou yang menutup diri dari lingkungan mulai menemukan seseorang yang bisa dipercaya dan mau menerima dirinya yang telah berlaku tidak baik.
Gadis tangguh dihadapannya ini sungguh punya hati tulus yang penyayang kepada siapapun.
Bersambung~
Terima kasih sudah membaca The Missing D.
Bagimana menurut kalian, silahkan tinggalkan komentarnya yaaa!
Jangan lupa berikan bintang dan juga masukan kedalam perpustakaan kalian bila kalian menyukainya.
Klik Next untuk lanjut chapter berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing D
Teen FictionJangan lupa untuk follow authornya dulu sebelum membaca. Terima kasih.... Setelah pengumuman kelulusan sidang skripsi, Kening bersama teman - temannya merencanakan acara jalan - jalan ke sebuah pulau untuk mengisi masa - masa akhir kehidupan perkuli...