24. Making Love

35 15 1
                                        

Matahari bergulir dari langit biru menuju langit merah, orang – orang di pantai menatap ke laut melihat keindahan matahari yang tenggelam perlahan merubah langit biru menuju jingga yang menyala terang kemerahan.

Fify yang sudah tenang karena dibelanjakan barang - barang oleh Robby kembali ke tenda bersama Giska, ketiganya telah puas berkeliling dan membeli beberapa pernak pernik yang dijual dalam kawasan festival musik pantai hijau.

Di dalam tenda ada Imara yang capek karena rencananya untuk berjemur bersama Abel di pantai gagal karena Abel lebih memilih menyaksikan pertunjukan band daripada bersantai - santai menikmati suasana pantai.

Sejak awal kuliah mata Imara selalu tertuju pada Abel yang merupakan tipe lelaki idealnya, Abel yang berparas agak timur tengah dengan tubuh tinggi dan suaranya yang ngebass mampu melumerkan hati Imara si gadis kampung.

Walau bukan dari keluarga kaya Imara rela bergaul dengan Fify dan teman – temannya hanya demi mendekati Abel sekaligus menaikan status sosialnya. Imara berharap dengan keikutsertaannya dalam acara liburan kali ini bisa membuka mata Abel tentang betapa dirinya layak dekat bahkan bersanding dengan Abel.

Dalam bathinnya Imara terus berpikir kapan bisa memiliki kesempatan bersama Abel karena dari kemarin Abel sibuk saja dengan teman - teman prianya tak sedikit pun mendekati para perempuan, Imara yang sudah berias dan memakai pakai seksi serasa tidak diperhatikan Abel.

"Balik yuk ke penginapan, udah capek gue!" Jelas Giska di dalam tenda, tak ada hal menarik selain Booth souvenir baginya.

"Haa balik!!!" Celetuk Imara pelan.

Pandang Giska kepada Robby yang tadi siang menjadi supir disalah satu mobil, "Rob lo pegang kunci mobil 'kan!!!"

"Bukan gue, yang pegang kunci sie abel dan arizal!" Jawab Robby sembari mengangkat tangannya setinggi dada lalu menunjukan kedua telapak tangannya yang kosong.

Giska yang kesal kaget. "Haaa!!!!! Kok sama abel. Tuh orang dimana sekarang!"

Fify bingung, seingatnya kunci mobil ada ditangannya Robby. "Kok bisa ga ada di kamu bebs..."

"Tadi kan abel minta kuncinya sama aku honey pas sore, dia mau ngambil apa gitu di mobil...."

Rencana untuk kembali duluan terpaksa batal membuat Fify, Giska dan Robby harus lebih lama lagi berada di pantai.

Sementara itu Imara tiba – tiba keluar tergesa - gesa dari tenda setelah membaca sebuah pesan singkat di ponselnya, Imara memakai sandalnya dan pergi begitu saja tanpa pamit pada Fify atau yang lainnya.

"Imara kemana tuh?" Tanya Robby yang melihatnya keluar dari tenda.

"Au deh..." Balas Fify tidak peduli.

Sesaat setelah Imara keluar tenda datanglah Sultan yang kelaparan sambil memegangi perutnya yang sudah bunyi setelah seharian menyaksikan penampilan band - band yang beraksi dipanggung festival musik pantai hijau, Sultan yang berpisah dari Abel, Fadly dan juga Robert datang sendirian

"Abel mana tan? "Giska dengan singgap bertanya pada Sultan.

"Engga tahu dia ngilang semenjak sore... Gue lapar ada makanan engga?" Sambil berjalan masuk tenda, mata Sultan melirik mencari makanan yang dibilang oleh Abel.

"Tuh dibawah teremos air." Tunjuk Giska... "Lo sendirian aja engga sama yang lain."

Sultan mengambil brownies dan makanan lain yang tersedia di atas meja dan juga sebotol air mineral, "Tadi Gue sama fadly dan robert, mereka lagi ikut lomba minum bir di tenda bir banteng sebelah sana..."

"Arizal liat engga Lo?" Tanya kembali Giska yang belum puas.

"Siang ketemu sie sama arizal dan nina tapi habis itu gue ga tahu lagi, udah gue mau makan malahan di wawancara." Usir Sultan pada Giska yang menanyainya terus menerus.

The Missing DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang