13. Sebuah Hadiah

40 14 0
                                    


Acara ziarah ke Makam Moka berakhir, para mahasiswa kelas D saling berpisah dengan hati yang tenang setelah mencurahkan perasaan masing - masing kepada teman yang telah tiada.

Di depan jalanan Pemakaman Mekar Jaya Kening izin pamit dari Jena dan Kinansih, dirinya minta maaf karena tidak bisa mampir ke tempat Jena terlebih dahulu karena sudah ada janji dengan Endou.

"Loh ada apa dengan endou?" Tanya Jena terkejut.

Kening meletakan tangan kanan didagunya sambil tersenyum, " Engga ada apa - apa kok, cuma karena searah aja kami jadi pulang bareng!"

Jena menatap tajam. "Senyum lo mencurigakan tahu,,, jangan - jangan ada sesuatu yang terjadi selama lo ngebujuk endou ikut liburan, hayo mengaku saja!!!"

Kening mengayunkan kedua tangannya di depan wajahnya sambil berkata. "Ga ada apa - apa kok heheheheee..."

Kening tak dapat jujur kepada Jena, jika Jena tahu Ia dikerjai habis - habisan oleh Endou maka pastinya Jena akan marah pada Endou.

Selain itu sejak mengurus Endou yang sakit Kening merasa dekat dengan Endou namun Ia tak mau terlalu banyak bercerita tentang perasaannya yang mendadak seperti nyaman bersama Endou kepada Jena dan Kinansih.

"Tapi kamu memang kelihatan beda kening, tadi pagi kening juga duluan tiba sama endou..." Ujar Kinansih yang merasa ada keakraban antara Kening dengan Endou, "Kamu makin dekat dengan endou, jangan - jangan Kening dan Endou melakukan kontrak."

Tuduh Kinansih membuat mata Kening berkedip - kedip.

'Kontrak apa! perjanjian seperti itu? Sepertinya Kinansih terlalu banyak nonton FTV atau drama Korea.' Guman Kening dalam bathinnya.

"Kinan jangan berlebihan lah!" Kening menepuk - nepuk pelan bahu Kinansih berharap Kinansih tidak berpikir yang aneh - aneh.

Jena yang penasaran bertanya, "Kontrak apa kinan?"

"Gini jen, kayak di sinetron gitu dikontrak jadi pacar sementara..., kamu tahukan!"

"Haaaa seriusan kening!!!"

Jidat Kening mengerut tajam bingung harus menjelaskan bagaimana, wajahnya tampak keringatan mendengar ucapan Kinansih terlalu berlebihan sehingga membuat Jena sangat curiga padanya.

'Hal seperti dalam televisi dianggapnya terjadi di dunia nyata sungguh kebanyakan nonton sinetron Kinansih ini!' Gumam Kening dalam bathinnya sambil geleng - geleng kepalanya.

[Tiiiitttt....]

suara klakson motor berdering kencang.

Sudah hampir 10 menit Endou menunggu dengan motornya yang menyala di pinggir jalan namun Kening belum juga meninggalkan teman - temannya yang dilihatnya masih mengobrol.

Kening yang mendengar suara klaskson motor Endou langsung pamit, " Engga sampai kayak gitu jen, nanti gue jelasin gue buru - buru daaah....."

Kening lalu pergi meninggalkan Jena dan juga Kinansih. Sebenarnya alasan kenapa Kening pulang bersama Endou adalah karena Kening meminta Endou untuk menemaninya datang pagi - pagi ke makam Moka, maka Endou memberinya syarat untuk menemaninya ke suatu tempat setelah dari makam Moka.

Dengan polosnya Kening mengiyakan saja tanpa tahu apa tujuan dari Endou mengajaknya pergi ke suatu tempat yang bahkan tidak diberitahukan nama atau dimana tempat itu berada.

"Kenapa lama betul sie, panas tahu ini!"

"Iya maaf - maaf!"

Endou menyodorkan helm kepada Kening untuk dipergunakan karena perjalanan akan agak jauh sekaligus biar aman selama berkendara.

The Missing DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang