"Manusiawi untuk menjadi manusia"
Kutipan tersebut sepertinya sangat cocok sekali dengan kondisi Lia saat ini. Pasalnya Lia ini sudah melupakan sesuatu. Manusiawi kan kalau Lia lupa? Ya namanya juga manusia, tidak pernah luput dari salah dan lupa.
Lia baru saja sampai di rumah, tapi dia baru ingat kalau mempunyai janji pulang bersama Yeonjun dan menyuruh Yeonjun untuk menunggunya di parkiran sekolah sementara ia membereskan barang-barangnya dahulu. Tapi, yang terjadi malah Lia sendiri yang melupakan janjinya dengan Yeonjun.
Maafkan Lia yang berpikir ini semua salah wali kelasnya yang secara tiba-tiba menyuruhnya datang ke ruang guru sebagai perwakilan kelas untuk mendengarkan arahan field trip yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Nah, karena itulah Lia jadi lupa dengan janjinya dengan Yeonjun dan malah pulang terlebih dahulu setelah arahan selesai. Padahal sebenarnya tadi Lia sudah bersiap-siap untuk pulang bersama Yeonjun.
Lia sudah mengabari Yeonjun tapi entah kenapa anak itu belum membalas pesannya sampai sekarang. Alhasil sekarang Lia jadi semakin merasa bersalah pada Yeonjun. Lia takut Yeonjun masih menunggunya di parkiran sementara ia sudah berada di rumah.
'Aduh, gue harus gimana ini?' pikir Lia mencoba menemukan solusi.
Perasaan tak enak sekaligus bersalah ini membuat Lia kesulitan untuk berpikir. Walaupun begitu, Lia tetap berusaha untuk menemukan solusi.
"Apa gue coba telepon Yeonjun dulu kali, ya?" monolog Lia. Setelahnya, Lia pun mendial nomor Yeonjun dan memanggilnya, tetapi yang ada hanyalah suara operator yang mengatakan, "Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi."
'Aishh, hpnya aktif tapi kenapa gak diangkat-angkat? Apa Yeonjun marah, ya?' pikiran Lia jadi semakin kemana-mana.
Tapi, secara tiba-tiba Lia mengingat sesuatu.
"Oh iya, hari ini kan Karina ada kumpulan club sains, ya? Kenapa baru kepikiran, sih." Lia menepuk keningnya sambil tertawa. Menertawakan kebodohannya sendiri.
Lia pun memutuskan menghubungi Karina untuk menanyakan Yeonjun.
•••
Karina baru saja selesai kumpul bersama club sainsnya. Sekarang dia sedang berada di kelas, membereskan barang-barangnya bersiap untuk pulang. Hp di saku roknya bergetar ribut dan Karina langsung merogoh saku roknya untuk mengambil hpnya. Panggilan masuk dari Lia ternyata. Karina segera menerima panggilan tersebut.
(Rin. Ada liat Yeonjun gak?)
Yeonjun? Gak ada di kelas,
udah cabut dari tadi kayaknya.
Kenapa?(Yeonjun gak bales-bales chat gue.
Dia kayaknya marah deh
soalnya gue batal balik sama dia)Aelah, status belum ada
udah ngambekan.Karina berucap malas, menurutnya kekanakan sekali kalau benar Yeonjun ngambek hanya karena hal tersebut. Apalagi belum ada status apa-apa antara Yeonjun dengan teman sebangkunya itu.
Saat matanya mengedar ke penjuru kelas, Karina tak sengaja melihat sebuah hp di atas salah satu meja, dengan refleks Karina mematikan sambungan telepon dengan Lia dan mengambil hp yang tergeletak itu. Sepertinya Karina tahu ini hp siapa.
Setelah Karina bertukar pesan dengan Lia lewat WhatsApp (soalnya Karina pakai android) untuk mengkonfirmasi kebenaran hp yang tidak sengaja Karina temukan, akhirnya semuanya terjawab kalau itu memang benar hp Yeonjun. Kan benar, Karina tahu itu. Karina bisa tahu ya karena anak itu selalu memainkan hpnya di kelas, bahkan saat ada guru sekalipun.
Tadi Lia bilang kalau Yeonjun tidak membalas-balas pesannya, kan? Ya maklum tidak dibalas, hpnya saja ketinggalan di kelas. Tetapi Lia sudah berpikir macam-macam, berpikir kalau Yeonjun marah padanya. Hah, rasanya Karina pusing memikirkan dua orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA [END]
Fanfiction"Hidup adalah serangkaian Kebetulan. Kebetulan adalah Takdir yang menyamar" -Fiersa Besari Pada awalnya ini merupakan hubungan yang biasa saja antara Yeonjun dan Karina. Namun, kebetulan yang terus menerus membuat perubahan untuk hubungan keduanya y...