Chapter 6: Like a Deja Vu

170 25 0
                                    

Karina mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang sejak pelajaran practical music selesai tak terlihat batang hidungnya.

"Ini Yeonjun kemana, sih? Bisa-bisanya langsung ngilang aja pas beres jam pelajaran musik."

Iya, sedari tadi Karina mencari keberadaan Yeonjun. Karina mencari Yeonjun karena hp anak itu tertinggal di ruang musik.

Karina yang melihat Lia sedang duduk sambil memainkan gadget pun memilih untuk menghampiri teman sebangkunya itu.

"Lia, lo liat Yeonjun, nggak?" tanya Karina, "Gue dari tadi nyari tuh anak tapi nggak nemu-nemu." Karina mendudukkan dirinya disamping Lia.

"Tadi pas beres kelas practical music sih gue sama Yeonjun balik ke kelas bareng. Tapi tiba-tiba dia melipir, katanya mau main bola, mumpung lagi jam kosong," jawab Lia sambil mengingat-ingat, "Emang ada apa, Rin?" tanya Lia.

"Ini hobinya Yeonjun suka geletakin hp sembarangan kali, ya? Bisa-bisanya hpnya ketinggalan di ruang musik," ucap Karina kesal, "Lo aja yang balikin ke Yeonjun ya, Li?" Karina memberikan hp Yeonjun pada Lia.

"Sorry, Karina sayang, tapi gue nggak bisa. Abis ini gue mau nemuin wali kelas buat lanjut bahas field trip." Lia menarik tangan Karina dan menaruh hp Yeonjun ke tangan Karina.

Karina mencebikkan bibirnya. Lia yang melihat sahabatnya seperti itu langsung saja tertawa, "Yaudah sana lo balikin ke Yeonjun. Tinggal balikin doang apa susahnya sih," ucap Lia, "Ehh, sebenernya kalo nggak lo balikin juga gapapa sih. Pasti tuh anak bakal beli hp baru." Lia tertawa mengingat tingkah Yeonjun yang tak jauh berbeda dengannya.

Mau tak mau Karina bangkit dari duduknya untuk memberikan hp ini pada pemiliknya.

"Yaudah, gue mau ke lapangan dulu." ucap Karina berlalu meninggalkan kelas menuju lapangan.

•••

Karina mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan sekolah yang luasnya tak main-main ini untuk mencari eksistensi Yeonjun. Tak lama Karina pun menemukan Yeonjun yang sedang duduk bersama teman-temannya di tribun sebelah kanan lapangan. Karina pun segera menghampiri Yeonjun.

Yeonjun tampak kaget dan sedikit linglung saat Karina menghampirinya, menarik sebelah tangannya dan memberikan hp. Yeonjun merasa deja vu.

"Hobi lo ninggalin hp gitu aja, ya? Gue tau lo kaya, hp segini kalo ilang nggak ada apa-apanya buat lo dan lo bisa beli lagi," omel Karina, lalu melengos, "Tapi gue mau ingetin lo sekali lagi, bisa nggak sih lo coba hargai sesuatu yang lo punya?"

Setelah mengatakan itu, Karina pergi begitu saja. Meninggalkan Yeonjun dan teman-temannya yang terbengong-bengong dengan serangan dadakan dari Karina barusan.

Sebenarnya Karina kesal, bisa-bisanya Yeonjun membuat Karina melakukan hal ini lagi, berkeliling sekolah mencari Yeonjun untuk mengembalikan hpnya. Ah, membuang-buang energi Karina saja.

•••

Baru saja Lia bangkit dari kursinya untuk pulang, langkahnya langsung dihentikan oleh Yeonjun.

"Pulang sama gue, ya?" ucap Yeonjun sambil menghadang langkah Lia. Yeonjun memasang senyum terbaiknya dan memasang tubuhnya untuk menutupi jalan menuju pintu kelas. Ia tak berniat untuk bergerak jika belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

Belum sempat pertanyaan itu Lia jawab, rentetan kalimat lain terucap dari bibir Yeonjun, "Ayo dong pulang sama gue, kan kemaren lo udah janji. Masa lo lupa?"

Lia terkekeh, "Haduh, iya iya, Jun. Gue inget, kok."

Senyum merekah muncul di wajah Yeonjun.

"Btw, ada yang bulat tapi bukan tekad." Yeonjun berucap tiba-tiba. Lia diam membiarkan Yeonjun melanjutkan ucapannya.

"Ada yang mau gue pegang, tapi bukan janji." ucap Yeonjun lagi.

"Pipi gue, kan?" jawab Lia yang sudah tau arah gombalan Yeonjun.

Yeonjun tersenyum, tangannya dengan kurang ajarnya sudah menguyel-uyel pipi Lia layaknya squishy. Lia malas menanggapi, jadi dia biarkan saja Yeonjun yang menguyel-uyel pipinya.

"Li, gue mau nanya serius nih, dari awal lo tau gue suka lo sampe sekarang sedikitpun lo nggak pernah ada rasa sama gue?" tanya Yeonjun. Lia mengangguk mengiyakan sambil tertawa.

"Kok bisa, sih? Padahal kan gue keren." rasa percaya diri Yeonjun yang berlebihan mulai muncul.

"Emang, tapi nggak tau kenapa gue nggak kunjung ada perasaan romantis ke lo."

"Tapi gue tuh serius sama lo. Pokoknya gue bakal bikin lo suka sama gue." jawab Yeonjun.

"Oke, gue tunggu. Tapi, nggak tau kenapa gue ngerasa bentar lagi juga lo berhenti suka sama gue." ucap Lia tersenyum penuh arti.

Yeonjun segera memelototi Lia, "Kok lo ngomong gitu sih?"

Lia tersenyum ramah dan menepuk bahu Yeonjun, "Yaudah, yuk pulang, katanya mau pulang bareng. Atau gue tinggal nih, ya?"

Yeonjun langsung kelabakan, "Eh, iya iya, yuk pulang yuk."

ASMARALOKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang