Chapter 10: Field Trip (3)

153 27 10
                                    

Setelah membubarkan diri selepas mendengar penjelasan guru biologi terkait tugas yang harus dilakukan tiap kelompok, kini mereka masih bersama-sama dan mengamati biota laut yang ada di tepi pantai. Lia mengeluarkan wadah-wadah Tupperware dari dalam tasnya untuk membawa spesies yang mereka amati sebagai sampel.

Yeonjun bisa mendengar dengan jelas omelan Karina kepada Lia. Karina bilang Lia membawa wadah yang terlalu bagus karena Tupperware itu kesayangan ibu-ibu dan mereka bisa menangis kalau tahu anaknya menjadikannya sebagai tempat membawa sampel.

Jujur saja Yeonjun baru tahu kalau Tupperware itu benda kesayangan ibu-ibu. Selama ini Yeonjun diurus oleh pengurus rumah karena Ayah dan Ibunya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Bilangnya bekerja, tetapi Yeonjun tahu kalau keduanya memiliki keluarga baru entah di mana tempat pastinya. Dia tidak ingin menyakiti dirinya lebih jauh dengan memikirkan hal-hal itu. Tidak berpikir keberadaannya di dunia adalah sebuah kesalahan saja sudah perlu disyukuri.

"Lia...," Yeonjun yang baru menyadari Karina tidak ada di sekitar mereka setelah melamun, kemudian menoleh ke kiri dan ke kanan, tetapi nihil keberadaan gadis itu, "Lia... Karina mana?"

Lia yang juga menyadari keberadaan Karina tidak ada di sekitar mereka ikut menoleh ke kiri dan kanan. "Loh, iya, Karina ke mana?"

Yeonjun biasanya tidak akan peduli kepada seseorang kecuali dia merasa nyaman dengan orang tersebut, kini merasa panik. Lalu tiba-tiba dia menemukan keberadaan Karina yang berada cukup jauh dari pinggir pantai, sementara Lia tampak menelepon yang Yeonjun duga adalah gadis yang mereka cari.

"Rin, lo di mana? Apa?! Astaga Rin, lo ngapain di tengah laut begitu?! Cepetan..."

Yeonjun tidak mendengar apa yang selanjutnya dikatakan oleh Lia karena dia langsung melepaskan sepatunya dan berjalan menuju Karina yang tengah menerima telepon. Saat Karina menoleh ke belakang, tatapannya bertemu dengan Yeonjun dan sialnya untuk berjalan ke arah lelaki itu terasa sulit karena kakinya terendam di pasir yang basah serta air laut yang semakin lama semakin tinggi.

"Lo ngotak nggak sih?!" Yeonjun bahkan tidak tahu alasannya untuk merasa marah saat ini, begitu tiba di depan Karina. "Pegang tangan gue, kita balik ke pinggir."

"Yeonjun, celana lo......"

"Diem! Gue lagi bete dan gue nggak ngerti alasan betenya, oke."

Karina tidak membantah perkataan Yeonjun dan memegang tangan lelaki itu yang terulur untuknya. Rasa nyaman yang tadi Yeonjun rasakan, kali ini terasa lagi. Tiba-tiba, rasanya Yeonjun berjalan kembali ke pinggir pantai jauh lebih mudah dari pada saat menuju tempat Karina tadi. Meski entah kenapa tadi ada rasa sengatan yang menjalarinya.

Namun, saat sampai di pinggir, Karina langsung melepas gandengan tangannya dan Yeonjun tidak siap untuk merasakan hampa kembali. Hanya saja dia belum bisa memproses hal itu, tetapi Karina sudah berada di depannya dengan wajah panik dan menoleh ke arah Lia.

"Lia, minta wadah Tupperware kosong lo! Yeonjun kakinya kayaknya kena sengat ubur-ubur!"

Hah? Apa katanya, kena sengatan ubur-ubur?

ASMARALOKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang