"Hidup adalah serangkaian Kebetulan. Kebetulan adalah Takdir yang menyamar" -Fiersa Besari
Pada awalnya ini merupakan hubungan yang biasa saja antara Yeonjun dan Karina. Namun, kebetulan yang terus menerus membuat perubahan untuk hubungan keduanya y...
Karina menggeliatkan tubuhnya. Suara deringan hp mengganggunya. Siapa yang meneleponnya di jam lima pagi ini? Tidak ada kerjaan sekali.
Dengan ogah-ogahan Karina mengambil hpnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya dan segera menjawabnya.
(Karinaaaaa...)
Apaan?
(Udah tau mau ngasih kado apa buat Yeonjun?)
Karina seketika membelalakkan matanya, seketika kantuknya hilang. Seriusan ini Lia menelponnya sepagi ini hanya untuk menanyakan ini?
Hah? Kenapa gue harus mikirin kado buat dia? Gue siapanya?
(Ish, gak peka lo.)
Ngaca, anjing.
(Ihh, kasar. Mau gue unfriend aja.)
Kayak bisa aja. Lo ngasih kado apaan?
Eh gak usah ngomong deh, gue masih belum siap terkejut atas hadiah manusia-manusia tajir yang jadi temen gue.
(Gue masih belum tau. Rencananya mau nanya aja dia mau dikadoin apaan dari pada salah-salah.)
Dia mah kadonya apa aja asalkan judulnya lo yang kasih. Atau... Malah diri lo.
(Maksudnya apaan ini?)
Masih berlaku soal kepekaan.
(Bodo, gue gak mau jemput hari ini.)
Yaudah, gue naik angkot aja ke sekolah.
(HEEEE, GAK GAK! Gak inget apa terakhir liat angkot, mobilnya disewa seharian sama beberapa anak sekolah saking gak tau itu eksis?)
Oh iya juga. Gojek ajalah kalo gitu, kalian kan gak heran kalo liat motor. Ehh tapi nanti pada naksir jaket sama helm gojek pula.
(Tapi emang lucu...)
Ngaco lo. Ngomong-ngomong, gue mau mandi plus siap-siap dulu ya. Bye, Lia.
(Oke, Rin.)
•••
Karina sudah selesai bersiap-siap, ia sudah rapih dan siap untuk berangkat sekolah. Karina mengecek hpnya takut ada kabar dari Lia yang akan menjemputnya dan benar saja, temannya itu mengirim pesan padanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.