Chapter 4: Hah? Apaan Sih?

189 28 1
                                    

Sedari tadi Yeonjun terlihat mondar-mandir di kelas, seperti sibuk mencari sesuatu dan hal itu mengundang perhatian anak-anak kelas.

"Lo kenapa, Jun? Dari tadi mondar-mandir nggak jelas." tanya Beomgyu, salah satu teman sekelas Yeonjun.

Yeonjun menghentikan langkahnya, berhenti di depan kelas. Teman-temannya serempak memandang, menunggu jawaban Yeonjun.

"Baju olahraga gue ilang, padahal kan abis ini jam olahraga kelas kita." jawab Yeonjun.

Serempak langsung memandang Karina, sedangkan gadis yang ditatap oleh teman-teman sekelasnya tersebut terlihat bingung.

"Lia, kok pada liatin gue, sih? Gue kenapa?" Karina menanyakan situasi ini pada teman sebangkunya.

Lia tersenyum, "If you lose something, ask Karina and she will find it for you," jawab Lia menjelaskan, "Jadi, sana lo tolongin Yeonjun buat nyari baju olahraganya yang ilang. Gue sebenernya mau bantu, tapi gue nggak punya bakat kayak lo."

Karina melongo mendengar jawaban Lia. Anak-anak kelas semakin menatap Karina, membuatnya seperti diintimidasi.

"Idih, apaan si lo semua liatin gue kayak gitu. Gue jadi ngeri tau." Karina menjawab sambil bergidik ngeri.

"Tolong bantuin Yeonjun cari baju olahraganya, Rin. Kasian kalo nanti dia dihukum." Taehyun sang ketua kelas, akhirnya angkat bicara meminta tolong pada Karina.

Karina melirik Yeonjun sekilas, lelaki itu masih diam saja dari tadi. Mau tak mau Karina pun berdiri menghampiri Yeonjun. Yeonjun yang menangkap sinyal bete dari Karina pun segera berucap, "Udah nggak usah bantuin gue, ntar gue tinggal beli lagi aja baju olahraganya."

Karina mengernyitkan alisnya ketika mendengar Yeonjun yang bicara begitu. "Gue tau lo kaya, tapi bisa nggak sih hargai apa yang lo punya?!" tanya Karina jengkel.

Anak-anak kelas yang melihat Karina jengkel jadi takut. Tahu sendiri kan Karina ini menyeramkan kalau sedang marah? Tapi, sebagian anak kelas juga ada yang berpikir berani-beraninya Karina bersikap ketus pada Yeonjun "si paling famous" satu sekolah.

"Sini gue bantu cari baju olahraga lo. Terakhir lo simpan di mana?" jengkel-jengkel begini Karina masih tetap mau bantu kok. Ya memang pada dasarnya Karina ini berhati baik.

Yeonjun melongo, 'Serius ini dia mau bantuin gue?' batin Yeonjun.

"Terakhir gue simpan di loker ruang ganti, tapi udah gue cari nggak ada." jawab Yeonjun.

"Yaudah, ayo cari ke loker lo." ajak Karina yang lebih dahulu keluar menuju ruang ganti. Yeonjun pun mau tak mau mengekor dibelakangnya.

Sampailah mereka di ruang ganti. Karina terlihat celingak-celinguk memastikan sesuatu.

"Rin, udah gue bilang nggak usah dicari. Gue beli lagi aja." kata Yeonjun. Karina menatap galak, "Diem lo, berapa nomor loker lo?"

"114" jawab Yeonjun.

Karina pun menuju loker bernomor 114, "Dikunci, nggak?" tanya Karina, Yeonjun menggeleng.

Karina menggeledah seluruh isi loker Yeonjun dengan telaten, melihat seluruh barang yang ada di dalam sana.

Bingo!

"Ini apa?! Lo nyarinya gimana, sih? Kata gue juga cari dulu yang bener, jangan langsung main beli aja." Karina menyodorkan baju olahraga tersebut pada sang pemilik.

Yeonjun mengusap tengkuknya kikuk, "Perasaan tadi gue cari beneran nggak ada deh."

Karina yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dan melengos pergi meninggalkan Yeonjun yang masih terheran-heran.

•••

"Rin, bakat lo tuh beneran hebat banget, kok bisa sih lo nemuin setiap barang yang ilang?" Lia berucap bangga sekaligus penasaran. Sekarang mereka berdua posisinya sedang menikmati waktu istirahat alias makan di kantin.

"Gue anak indigo." kata Karina sambil menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya. Lia melotot takjub, "Serius?"

"Ya bercanda lah." jawab Karina.

"Ishh.. lo mah, gue kira beneran." jawab Lia mendengus.

Ehh bentar...

Ini perasaan Karina saja atau memang sejak pagi orang-orang di sekolah menatapnya sambil bisik-bisik? Bahkan sekarang di kantin pun orang-orang secara terang-terangan menatapnya sambil bisik-bisik.

Ahh, masa bodo lah, Karina tak mau ambil pusing. Tanpa basa-basi lagi, Karina segera melanjutkan makannya dengan khidmat.

ASMARALOKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang