Lamaran

844 100 13
                                    

Selamat baca:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat baca:)

Nunggu ga?

°•°

Malam ini, Naja beserta kedua orang tuanya mendatangi rumah sebelah, lebih tepatnya rumah keluarga Wynne. Niatnya mereka akan meresmikan acara lamaran Naja dan Wynne.

"Udah siap, kan?" tanya mami Yuna pada Naja, lelaki itu baru turun dari kamar.

Sudah rapi dengan kemeja yang lengannya dilipat, juga celana bahan berwarna hitam, Naja terlihat berkali-kali lipat lebih tampan.

"Udah mi, yuk." ajak Naja.

"Cincin nya, gak ketinggalan kan?" tanya papi Sigit.

Naja menggeleng, kemudian merogoh sakunya dan menunjukkan kotak cincin yang dia bawa.

"Aman." katanya.

Papi Sigit mengangguk, kemudian mami Yuna menggandeng tangan papi Sigit dan berjalan lebih dulu keluar rumah. Sedangkan Naja mengekor dibelakang.

Ketiganya berjalan kaki, jelas karena rumah Wynne tepat berada disamping rumahnya.

Judulnya, sudah bukan lagi pacar lima langkah. Tapi pacar rumah sebelah.

Papi Sigit membunyikan bel, tak lama pintu dibuka oleh Wynne.

Gadis itu tersenyum ramah, kemudian mempersilakan masuk.

"Pi, Mi, ayo masuk." ajak Wynne.

"Iya sayang." jawab mami Yuna.

"Gue gak lo ajak masuk, ay?" tanya Naja.

Wynne cemberut, "Ah kamu mah, terserah deh." katanya.

"Mami sama papi duluan aja, udah ada papa sama mama di ruang makan." kata Wynne.

"Ya sudah, kalian cepet nyusul." pesan papi Sigit.

Wynne mengangguk. Setelah itu, papi Sigit dan mami Yuna masuk lebih dulu.

"Kamu beneran mau disini terus?" tanya Wynne.

"Ajak masuk dulu atuh, calon suaminya." goda Naja.

"Banyak mau, dih." cibir Wynne.

Naja mengedikkan bahunya, "Kalo ngga, gue gak bakal masuk." katanya.

"Sayang, yuk masuk. Mami papi, mama papa, udah nunggu tuh." akhirnya Wynne mau mempersilakan Naja masuk.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang