Sinar mentari yang begitu hangat diam-diam masuk melalui celah tirai yang tak tertutup dengan rapat, Jisung mengerang dalam tidurnya ketika sinar matahari dengan nakal mengenai penglihatan nya yang masih tertutup.
Jisung mengernyit sembari membuka kelopak matanya perlahan, ia menutup kembali kedua kelopak matanya ketika sinar matahari terasa begitu menembus kedala kornea mata. Terlalu silau.
Jisung mengarahkan telapak tangan nya kedepan mata guna berusaha menghalangi sinar matahari mengenai langsung pada mata nya, lama ia diam menyesuaikan penglihatan akhirnya Jisung memilih untuk duduk di atas kasur.
Pandangan mata nya dibawa ke sisi kasur yang nampak berantakan. Hwang Hyunjin semalam pulang dan tinggal disana namun sekarang kemana pemuda itu pergi nya?
Jisung berdecak, perlu berapa kali ia mengulang pertanyaan sama dikala ia mencari keberadaan pemuda itu. Apa yang ia harapkan dari seorang Hwang Hyunjin?
"Sudahlah Jisung, kau harus berangkat ke sekolah" Gumam nya sembari bangkit dari atas kasur, melangkah sedikit oleng menuju dimana pintu toilet berada.
Jisung memandang pada cermin wastafel bagaimana pemandangan wajahnya sekarang, sempurna sekali penampakan nya seperti hantu penasaran dengan mata bengkak yang terlihat mengerikan.
Berapa lama ia menangisi sosok pemuda bermarga Hwang itu sebenarnya?
Jisung menghembuskan nafasnya lagi tatkala ingatan nya dulu berputar disaat dimana cinta tak pernah hadir diantara nya dan Hyunjin, dimana kisah mereka selayaknya sahabat pada umumnya.
Bangun pagi dengan diselingi candaan, atau saat keduanya saling berbagi sikat gigi dan menghabiskan waktu bermain air didepan wastafel. Semua kenangan itu terasa menyakitkan jika ia ingat.
Plak
Jisung menampar kuat pipi nya sendiri agar tersadar dari fikiran mengenai masa lalu dan Hwang Hyunjin, ia menangkup kedua pipinya yang salah satu nya kini berwarna merah kontras.
"Han, Apa aturan agar tidak menyesali apa yang sudah terjadi?" Gumam nya berusaha menyadarkan dirinya sendiri. "Ingatlah masa lalu tidak bisa di ulang yang ada hanya masa depan"
Jisung menggelengkan kepalanya lalu membasuh wajahnya sendiri dengan air Wastafel yang keran nya menyala, semakin lama gerakan mencuci wajahnya semakin cepat dan tak beraturan menyebabkan air membasahi kaus yang ia pakai.
Tangan Jisung terangkat kearah keran air wastafel lantas mematikan benda itu sembari menunduk memandang genangan air pada Wastafel yang memang sengaja tak ia buka sumbatnya.
Kenapa Hwang Hyunjin bisa membuatnya sekacau ini? Padahal ia yakin Hyunjin mungkin saja sedang menjalani hari nya seperti biasa tanpa perduli ada atau tidaknya Jisung.
Han Jisung tidak lah seberharga itu dimata Hwang Hyunjin. Ia harus sadar mengenai fakta itu dan menerima nya.
Tanpa membuka sumbat air wastafel, Jisung melangkahkan kaki keluar dari kamar mandinya. Itu sudah cukup untuk menyegarkan wajahnya jadi sepertinya ia tak butuh mandi.
.
.
.
.
.
.
Laju roda-roda sebuah longboard terdengar kencang disepanjang trotoar, sebuah kaki nampak turun dan mulai menambah laju kecepatan benda panjang beroda tersebut memasuki area gerbang sekolah yang masih terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAR OF HEART (Hyunsung) [✔️]
FanfictionHan Jisung selalu bertanya-tanya seberapa kuat Guci hatinya hingga saat Hwang Hyunjin menjatuhkan nya berkali-kali bahkan sudah retak dimana-mana. Hatinya masih rapat enggan pecah dan hancur. Hwang Hyunjin fikir siapa dirinya hingga dapat dengan be...