Dentuman suara musik dari pengeras suara sebuah bar yang di tata dentuman nya se apik mungkin oleh seorang disc jockey perempuan handal. Tangan wanita dengan bra sport berwarna putih dan hot pants jeans aquamarine itu terangkat keatas, kepalanya mengangguk mengikuti tempo sembari berjingkrak tak karuan menikmati musik yang begitu menggoda tubuh untuk meliuk dilantai dansa.
Para pengunjung dengan mata setengah terbuka ikut memeriahkan tarian, bertindak tidak terkendali dilantai dansa bersama kerumunan pengunjung lainnya.
Sungguh hal yang sangat membosankan jika kau sudah terlalu sering datang kemari, begitupun untuk Hyunjin yang malam ini sengaja datang untuk menghilangkan penat dan stress nya yang menumpuk karena sang adik yang kini tertidur dilantai penjara.
Trak
Suara gelas yang berbunyi nyaring berhasil membuat sang bartender mengalihkan tatapan pada pemuda yang tengah berada di batas kesadaran nya.
"Hei Hwang, kau sudah teler. Pulang lah" Ujar sang bartender sembari menarik gelas wine pemuda itu yang entah beberapa kalinya di isi hingga mampu membuat pemuda itu hampir tumbang.
"Sorry to be annoying sung" Racau nya sembari menunjuk sang bartender yang nampak mengernyit. Sudah tidak aneh untuknya mendapat racauan tidak jelas dari pengunjung yang sudah kehilangan akalnya karena terlalu banyak menenggak alkohol
"Pulangkan bung, ini sudah hampir tengah malam" Pria itu melirik Jam yang menunjukan hampir setengah dua belas malam. Ia menatap Hyunjin dengan pandangan prihatin nya.
"Hei Kak Changbin, aku mau menjemput Hyunjin" Seorang pemuda muncul dibelakang Hyunjin, mengambil alih kursi di samping nya dan tersenyum kearah sang bartender yang memang sudah ia kenal dengan cukup dekat.
"Lama sekali kau Lix? Ada masalah di rumah mu?" Tanya Changbin sembari mulai meracik minuman yang terkenal dengan kadar alkoholnya yang tinggi itu.
"Tidak ada karena orang tua ku masih di liar kota, aku tadi menyiapkan beberapa hal dulu sebelum datang" Jawab Felix Lee sembari tersenyum hangat membuat Changbin memutar bola mata nya malas.
"Omong-omong, berhati-hatilah kekasih mu itu benar-benar mabuk" Changbin mengambil sebuah alat penganduk panjang setelah menumpahkan racikan godfather pada gelas kuno yang telah di isi sebuah es batu besar.
"Oh ya?" Tanya Felix sembari mengusap pipinya sendiri, ia nampak membulatkan mulutnya menyadari jika ucapan Changbin benar adanya. "Ah aku akan berhati-hati"
"Perlu aku membantu mu mengantarkan nya Lix?" Tanya Changbin menyodorkan minuman yang ia racik pada salah satu pelanggan wanita yang tak lupa memberikan nya wink, Changbin hanya memandang sekenanya lalu melipat tangan dan melirik Hyunjin yang tengah tertidur dan sesekali mengigau. "Aku khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak-tidak terhadapmu"
Pemuda dengan rambut brunette itu melirik kesamping nya dan mendengus. "Kak Changbin tidak usah khawatir, lagipula dia kekasihku jadi tidak masalah jika kami have sex"
Changbin terdiam, ia nampak memaksakan sebuah senyuman lalu mengangkat bahu nya. "Baiklah, terserah padamu saja jika begitu"
"Kak, Apa kau tahu Hyunjin kenapa?" Tanya Felix yang membuat Changbin menaikan alisnya. Oh ayolah dia bukan seorang wartawan gosip yang suka memberondongi seseorang dengan pertanyaan yang cukup pribadi.
"Dia hanya berkata 'sorry to be annoying' berulang kali" Jawab Changbin seadanya, biarlah apa yang ia fikirkan tetap di fikiran nya saja. Felix tak perlu tahu
"Baiklah apa dia sudah membayar minuman nya" Felix nampak meraih saku jaketnya, hendak mengeluarkan uang yang dibawahnya kepada Changbin yang nampak berdecih.
"Seorang sub membayar minuman dom? Sungguh memalukan" Olok Changbin sembari melipat tangan nya, Felix hanya tertawa kecil melihat gelagat tetangga nya itu.
Melihat hal itu Changbin nampak masih setia tidak bergerak sedikitpun.
"Ini uang nya ya" Felix menyodorkan uang yang dibawa nya. Lalu menaikan alis pada Changbin seolah bertanya apa jumlahnya sudah tepat atau masih kurang.
"Baiklah" Changbin meraih uang yang disodorkan Felix diatas meja bar lalu tersenyum pada sosok tetangga nya itu. "Pulanglah ini hampir tengah malam"
Felix mengangguk sebagai jawaban lantas ia melirik Hyunjin yang tengah tertidur pulas dengan sesekali bergumam entah apa. Ada sesuatu yang ia pikirkan namun Felix memilih bungkam dan memandangi saja paras rupawan yang terlihat kacau itu.
Seberkas pertanyaan muncul di kepala brunette Felix seolah mempertanyakan apa yang baru saja terjadi dengan kekasihnya itu, apa yang ia lewati hingga mampu se kacau ini?
.
.
.
.
Sinar mentari mulai mengintip disebalik tirai yang sedikit terbuka dan membuat sebuah celah memberikan kesempatan pada pedaran cahaya hangat matahari mengintip masuk, cicitan burung yang tengah singgah di dekat jendela kamar nampak terdengar bersahutan sebagai alarm alam yang terdengar begitu merdu.Namun meski begitu, Han Jisung nampak enggan membuka jendela dan melihat betapa cerahnya hari ini karena fokus pemuda yang kini tengah duduk diatas kasur sembari memeluk kakinya itu hanya dapat memandang nanar sisi kasur yang lagi-lagi kosong tanpa hadir Hyunjin.
Kenapa sekarang keduanya terasa begitu jauh? Apa yang menghalangi keduanya untuk bisa sedekat dulu? Jisung tidak meminta sesuatu yang mahal. Ia hanya ingin bisa bersama Hyunjin lagi, meminta sebuah pelukan hangat sebelum tidur dan kecupan di dahi saat pagi menyapa.
Jisung menggigit bibir bawahnya tatkala hatinya kembali teremas oleh sesuatu yang fana ketika hatinya ingin mengulang kembali semua kenangan manis yang terasa begitu pahit saat ia ingat kembali.
"Hyunjin" Gumam Jisung sembari menidurkan tubuhnya miring menghadap sisi kasur yang biasa dipakai Hyunjin tidur. Matanya memanas dengan sendiri nya tatkala bayangan Hyunjin terasa begitu nyata tengah tertidur dan melemparkan sebuah senyuman yang biasa pemuda itu berikan padanya ketika Jisung baru saja terbangun dari tidurnya.
Namun bayangan itu hanya bertahan sementara karena saat Jisung berkedip, bayangan itu langsung lenyap menyisakan tempat kosong yang memang tak pernah ada Hyunjin disana.
Air mata perlahan berjatuhan tatkala mata Jisung terpejam dengan bibir yang mulai mengeluarkan isakan pilu, isakan yang penuh akan syarat betapa rindu nya sang pemuda Han dengan Hyunjin.
Entah memang keadaan yang memaksa keduanya untuk terpisah jauh atau memang merekalah alasan disebalik dari terdapat nya jarak diantara mereka saat ini.
Namun apapun alasan nya, Jisung hanya ingin semuanya kembali seperti semula. Ia tak meminta lebih bahkan ia pun tak berharap Hyunjin membalas perasaan nya ini.
Ia hanya ingin Hyunjin kembali ke sisi nya, walau sebagai teman dan juga partner sex. Walau hanya dua hal itu, Jisung tidak masalah.
Karena berapa banyakpun Hyunjin bolak-balik memberikannya luka. Jisung akan terus memaafkan nya karena yang Jisung inginkan hanya dia.
Jisung hanya menginginkan Hwang Hyunjin memeluk dan mencium dahinya seperti sedia kala lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAR OF HEART (Hyunsung) [✔️]
FanfictionHan Jisung selalu bertanya-tanya seberapa kuat Guci hatinya hingga saat Hwang Hyunjin menjatuhkan nya berkali-kali bahkan sudah retak dimana-mana. Hatinya masih rapat enggan pecah dan hancur. Hwang Hyunjin fikir siapa dirinya hingga dapat dengan be...