˗ˏ˚ ༘♡❝JAR OF HEART❞♡༘۪۪˚˗ˏ

271 36 0
                                    


Di jam 2 pagi itu, Han Jisung terbangun dari tidur nya yang kurang nyaman setelah habis menangis kuat semalaman. Kala pemuda manis itu terbangun suasana yang begitu menyesakkan menyambut dirinya dan membawa kesadarannya pada kenyataan.

Dingin, begitulah bagaimana Jisung menggambarkan suasana kamar bercat putih tersebut yang tata letak barangnya tidak pernah sedikitpun ia rubah. Namun sayang kehangatan pada kamar ini sudah tak lagi dapat ia rasakan.

Jisung melangkahkan kakinya turun dari kasur, rencana awalnya adalah keluar dari kamar untuk mengecek keadaan Hyunjin Namun tangan nya malah terhenti di udara, hampir menyentuh kenop pintu dan memutarnya.

Jisung mengurungkan niatnya dan bersandar pada pintu kamar, dengan pandangan sendu ia arahkan ke langit-langit kamarnya. Berusaha menahan air mata yang lagi-lagi berusaha menerobos keluar.

Tubuh itu merosot dengan pandangan yang tetap ia paksa naik keatas, namun seberapa keras pun ia berusaha menahan air mata nya tetap saja kristal cair itu jatuh menuruni pipi gembil Jisung.

Jisung menutup wajahnya dengan telapak tangan, kenapa ia jadi terlihat begitu menyedihkan seperti sekarang ini?

"Tidur"

Jisung terdiam, tangan nya dengan perlahan turun begitupun dengan matanya yang kini mengarah pada seseorang yang nampak tengah duduk di atas kasur sembari melipat tangan menatap datar seakan menembus jantung Jisung.

"Mau tidur sama Hyujin"

Sebuah suara sahutan menyadarkan Jisung dari acara memandang mata Hyunjin yang ia sendiri benar-benar meragukan benarkah sosok itu Hyunjin atau halusinasi nya lagi?

Ia menoleh kearah pintu kamar mandi melihat seseorang yang persis sepertinya keluar dari sana, nampak baru selesai melakukan tugas nya sebelum tidur.

"Sini" Sosok yang mirip Hyunjin itu nampak memberikan kode dengan tangan nya agar sosok lain yang mirip Jisung mendekat, disertai senyuman kecil yang sudah sangat lama sekali Jisung tak pernah melihat nya.

Sosok Jisung nampak bertepuk tangan dengan senang lalu berjalan dengan tangan merentang terbuka menghampiri Hyunjin yang bangun dari duduknya dan mengabaikan laptop yang masih menyala. Mengabaikan berbagai tugas nya sementara waktu dan memberikan atensi penuh pada sang tupai yang selalu bersikap manja kala akan terlelap.

"Hyunjin gendong"

Hyunjin tertawa kecil mendengar nada manja Jisung, ia mengangkat tubuh Jisung tanpa kesulitan dalam gendongan koala nya, Hyunjin duduk kembali sembari menaruh tubuh Jisung duduk di pangkuan nya. Hyunjin menekan tengkuk Jisung agar bersandar pada dada nya lalu dengan halus mengusap punggung Jisung.

"Comfy?" Tanya Hyunjin dengan nada lembut yang kentara penuh afeksi nya, nada yang telah lama tak pernah singgah digendang telinga nya.

Dapat  Jisung lihat sosok yang mirip dirinya  yang tengah asyik menyandarkan kepala pada dada Hyunjin mulai mengucek mata nya yang terasa mulai berat. Menikmati buayan kantuk yang mulai hadir.

"Huum comfy~" Ujar Jisung yang tengah asyik bersandar nyaman dalam dekapan hangat dominan nya dengan mata yang mulai perlahan menutup.

"Go sleep now" Hyunjin mengusap puncak kepala sosok mungil di dekapan nya dan mengecup nya lembut. Kedua sosok yang nampak hangat dalam dunia nya itu mulai blur dan hilang dalam hitungan detik.

Mata Jisung yang sendari tadi melihat reka adegan yang dulu sering sekali ia lakukan dengan Hyunjin hadir menjadi sebuah Halusinasi yang terasa begitu nyata, mata nya berkaca-kaca dengan hebatnya membendung sebuah tangisan. Apa ia telah hilang akal hingga bisa berhalusinasi se nyata itu?

Jisung dan Hyunjin berada di satu apartemen, namun rasanya sudah berbeda sangat banyak diantara keduanya. Pertikaian yang tidak jelas alasan nya dan diam yang dibuat untuk menghindari satu sama lain.

Tidak bisakah pertemanan mereka kembali seperti dulu saja. Ia tak perduli jika dirinya harus mencintai sahabatnya dalam diam dibandingkan diketahui namun sudah jelas tak benar-benar mampu memiliki. Apakah selama ini segala jenis perhatian itu hanya sebuah rasa kasihan saja? Atau hanya sebuah After Care karena ia merupakan jalang pribadi?

Jisung menaruh dahi nya pada lutut dan sebuah isakan pun mulai terdengar kencang dari belah bibir cherry pemuda tupai itu, sesak yang meremas dada nya semakin menjadi tatkala fikiran nya mulai menyakiti dirinya sendiri.

Saat itu keheningan membiarkan Jisung menangis lagi dan Hwang Hyunjin yang semula hendak masuk kamar setelah sadar dari tidurnya diatas lantai terpaku dengan dada yang tak kalah sesaknya.

Ah sial, kenapa semua jadi terasa begitu rumit dijalani?

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ada yang aneh, sebenarnya tidak aneh juga. Tapi Han Jisung dengan mata bengkak dan make up base yang cukup tebal lumayan membuat Yang Jeongin dan Christopher Bang Chan bingung.

"Lebah apa yang kompak menyengat mata mu? Bahkan riasan ini tidak banyak membantu" Gumam Chris sembari mengusap kelopak yang terlelap diatas meja kantin dengan lelah.

"Aku setuju, apa ini gaya make up terbaru?" Tanya Jeongin melontarkan pertanyaan bodoh menyambung ucapan Chris.

"Kalian jangan ganggu aku" Gumam Jisung dengan lesu.

Chris dan Jeongin nampak saling melemparkan tatapan penuh tanya, satu sisi mereka penasaran apalagi Jeongin yang sangat khawatir dengan kondisi sahabat tua nya itu.

Srett

Ketiga orang diatas meja nampak cukup terkejut saat sebuah tangan menaruh sebuah cup minuman berisi es dengan sebuah sapu tangan diatasnya. Pandangan ke tiga pasang mata itu langsung terarah pada sumber nya.

Hwang Hyunjin dengan paras rupawan yang nampak khawatir dengan keadaan Jisung.

"Kompres mata mu Sung, katakan jika kau sakit. Aku akan mengantarkan mu pulang." ujar Hyunjin dengan suara yang jauh lebih lembut dari nada nya semalam.

Jisung diam selama beberapa saat, lalu memandang barang yang di simpan Hyunjin diatas meja. "Terima kasih, tidak perlu repot aku tidak papa"

Hyunjin mengusap puncak kepala Jisung. "Apa maksudmu merepotkan? Kau itu teman yang harus aku lindungi"

Jisung tidak menjawab, mata nya yang sempat terkejut berubah lesu dalam sesaat.

Jadi, hanya teman yang harus di lindungi ya? Tapi Hyunjin selalu menyakiti hati nya dan membuatnya menangis. Apa itu termasuk melindungi? Atau semua itu hanya sebuah Gimmick saja?

Ahhh Hwang Hyunjin, kenapa mudah sekali untuk pemuda itu meluluhkan dan menghancurkan hatinya dalam selang waktu beberapa detik saja. Atau memang Jisung yang lemah menerima segala sikap Hwang Hyunjin?

Kenapa dunia senang sekali menerbangkan dan menghempaskan Jisung dalam satu waktu.

JAR OF HEART (Hyunsung) [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang