Dua Puluh

1.7K 140 24
                                    

"aku berencana akan menikahi Nunew dalam waktu dekat khun mae." Zee berbicara dengan nada yang amat serius.

"A-apa kau serius Zee?" Tanya nyonya Chawarin di seberang sana.

"Krub khun mae, aku sudah membicarakan hal ini beberapa hari yang lalu bersama Nunew. Mae dan pho disini juga sudah memberiku restu." Tuturnya meyakinkan calon ibu mertua.

"Baiklah kalau begitu, 5 hari lagi mae dan pho akan kembali ke Bangkok untuk mempersiapkan pernikahan kalian."

"Tidak perlu khun mae, untuk pernikahan biar aku yang mengurusnya. Yang terpenting, khun mae dan khun pho bisa hadir diacara pemberkatan kami." Ucap Zee.

"Pasti... mae dan pho pasti akan mengiringi pemberkatan kalian."

"Terimakasih atas restunya khun mae, salam untuk khun pho disana."

Sebelum benar-benar memutus sambungan telepon, Nyonya Chawarin kembali membuka suara, "Zee..." panggilnya.

"Krub khun mae" jawab Zee

"Mae bahagia mendengar berita ini, sangat bahagia. Tolong jaga Nunew naa." Ucapnya wanita itu sangat tulus.

"Krub, tentu saja khun mae. Sekali lagi terimakasih atas kepercayaannya, khun mae." Ada sepercik rasa bersalah dilubuk hati Zee saat mendengar penuturan Nyonya Chawarin yang jelas terdengar bahagia, terlebih lagi wanita itu mempercayakan Nunew padanya.

Sambungan pada ponselnya terputus, entah siapa yang memutuskan panggilan itu Zee tidak menghiraukannya. Memandang jauh ke dalam kolam tempat ikan-ikan dengan aneka corak itu bermain. Semoga ini adalah hal yang tepat untuk menebus kesalahpaman ini, pikirnya.

Lama memikirkan sesuatu yang entah apa bersarang di otaknya, Zee kemudian kembali mendial nomor seseorang di ponselnya.

"Krub tuan." Terdengar suara pria diseberang sana

"Poppy, aku ingin kau mengosongkan rooftop Mahanakhon Skywalk malam ini dan tolong dekorasi tempat itu seindah mungkin." Titahnya pada Poppy, sang sekretaris.

"T-tapi tuan—

"Aku tidak ingin mendengar kata tapi. Lakukan sesuai perintahku, bila perlu kau beli gedung itu." Mutlak dan tak terbantahkan seperti biasa.

Tuttt

Zee memutuskan panggilan itu sepihak. Dan tanpa disadari, ada seseorang disudut kolam yang sedang duduk memberi makan anjing peliharaan keluarga Panich. Seseorang yang mendengar semua pembicaraan Zee sejak bersama tuan Panich tadi.

Awalnya dia tidak berniat mendengar pembicaraan kedua laki-laki itu, namun pada saat namanya disebut oleh tuan Panich, diapun mengurungkan niatnya untuk beranjak dan kembali mendengarkan pembicaraan mereka.

Berterimakasih pada tukang kebun mansion ini yang menghias tanaman di taman ini agak tinggi, sehingga tubuhnya yang tengah berjongkok disana tidak terlihat oleh Zee dan tuan Panich.

"Rupanya aku sudah ketahuan." Ucapnya mengusap kepala anjing itu dengan smirk di sudut bibirnya.











ARRANGE MARRIAGE











Dan disinilah Zee sekarang. Di toko perhiasan, mengamati satu persatu cincin berlian yang ada dihadapannya, berniat memilih cincin yang menurutnya pas untuk Nunew pada saat dia melamar Nunew nanti. Tentu tanpa sepengetahuan pria cantik itu. Beralasan ada urusan mendesak di perusahaan, lalu ia pergi meninggalkan Nunew yang tadi sedang asik membuat bolu coklat bersama mae nya.

Arrange MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang