Lima Belas

2.2K 194 20
                                    

Suasana gate untuk keberangkatan Internasional di Don Mueng airport pagi ini tidak begitu ramai. Wanita dan pria bersetelan khas keluarga borjuis terlihat berjalan di koridor pintu masuk airport bersama anak bungsu cantiknya, oh! Jangan lupakan calon menantu tampan kaya raya mereka yang saat ini terlihat tengah berlari kecil mengejar mereka tidak jauh di belakang.

"Kho tod khap aku datang terlambat, Aku terjebak macet di jalan." Zee melakukan wai dengan nafas yang sedikit tersenggal menghampiri Nunew, Tuan dan Nyonya Chawarin.

"Mai pen rai hia, kami juga baru saja tiba."  langsung menyodorkan botol air minum pada Zee yang diterima pria tampan itu langsung ditegak olehnya.

"Aaww... padahal kau tidak perlu repot-repot untuk ikut mengantar kami Zee." Ucap nyonya Chawarin yang dibalas senyuman ringan oleh Zee.

"Tolong jaga Nunew ya Zee, aku percayakan Nunew padamu." Tuan chawarin menepuk pelan punggung lebar pria tampan itu.

Zee membeku sesaat mendengar penuturan Tuan Chawarin, ada sepercik perasaan yang sulit diungkap menyeruak di dalam hatinya mendengar betapa Tuan Chawarin sangat mempercayakan Nunew padanya. Tetapi tidak lama berselang, Zee langsung tersenyum dan mengangguk menyanggupi amanat calon mertuanya itu. "Krub khun pho, aku pasti akan menjaga Nunew, selalu, sampai kapanpun." Ucapnya pasti.


Tuan dan Nyonya Chawarin tersenyum puas mendengar jawaban Zee. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Nunew saat ini, rona merah muda yang muncul dipipinya mewakili betapa bahagianya Nunew mendengar jawaban Zee tadi. Dan semua itu tidak luput dari pandangan si tampan, melihat Nunew malu dan salah tingkah karena dirinya adalah kebahagiaan tersendiri bagi Zee.

"Tolong jaga kesehatanmu ya sayang, Mae akan menghubungimu sesering mungkin." Nyonya Chawarin membelai lembut pipi halus Nunew.

"Krub, mae dan pho juga harus menjaga kesehatan naa. Nu sangat menyangi kalian." Ucap Nunew memeluk erat kedua orang tuanya.

"Kami juga sangat menyayangimu sayang." Nyonya Charawin menghapus pelan air mata yang menetes dipipi gembil anak cantiknya, kemudian kembali memeluk Nunew.

Hati Zee berdesir melihat interaksi keluarga itu, sangat hangat. Ini semua berbanding terbalik dengan dirinya, sejak kecil sudah terbiasa sendiri dan ditinggalkan oleh orang tuanya karena perjalanan bisnis mereka, melakukan segala hal dengan mandiri, Tapi semua itu tidak pernah dipermasalahkan oleh Zee, justru karena semua hal itu Zee tumbuh menjadi seperti sekarang. Sangat mandiri, pekerja keras, dan tidak bergantung pada siapapun.

"Mae dan pho pergi ya sayang. Zee, titip Nunew naa."

"Krub khun mae." Zee menggangguk dan tersenyum ringan

"Langsung hubungi aku jika mae dan pho sudah landing di Autria naa." Nunew melepaskan perlahan pelukannya pada Nyonya Chawarin

"Siap anak cantik." Jawab tuan Chawarin mengelus sayang pucuk kepala Nunew.

Nunew yang melambaikan tangan dipelukan Zee adalah hal terakhir yang dilihat oleh nyonya Chawarin ketika mereka telah memasuki gate untuk chek in. Setelah benar-benar melihat kepergian orang tuanya, keduanya berjalan berbalik ke arah tempat mobil Zee terparkir.


"Jadi, sekarang kita ke mana Nu?" Zee menolehkan wajah ke samping kiri ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil.


"Kita pulang saja hia."

"Krub, tapi hia akan mengajakmu sarapan dulu naa." Ucap Zee mengelus pelan pipi Nunew lengkap dengan senyum teduhnya.

"Krub hia."






Arrange MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang