Sepuluh

2.2K 203 16
                                    

Pria dengan alis hitam gelap dan tebal itu masih terdiam membisu di kursi ruang kerjanya, sudah hampir satu jam pemuda cantik yang berstatus tunangannya itu meninggalkan ruangannya dengan amarah luar biasa. Otak jenius Zee seketika blank untuk mencerna apa yang telah terjadi.


Kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir ranum Nunew berhasil membuatnya merasa tidak karuan, pikirannya kacau, ia merasakan seperti ribuan jarum menghunus jantungnya. Bayangan Nunew yang menatapnya dengan pancaran kebencian dan kemarahan terus memenuhi otaknya.


Bayangan Nunew yang meninggalkan ruangannya, melemparkan cincin tunangan mereka, dan memutuskan hubungan sepihak yang terjalin antara mereka berdua, entah mengapa menjadi ketakutan bagi Zee.


Sekelebat bayangan Nunew yang menumpahkan amarah karna perkataan bodohnya terus berputar-putar di otaknya. Bahkan Zee tidak menyadari kapan sahabatnya-Max meninggalkannya sendirian di ruangan yang entah sejak kapan terasa dingin itu.


TOK!!! TOK!!! TOK!!!

Suara ketukan di pintu tidak bisa mengalihkan pikiran dan keterbisuannya saat ini. Tetap diam membatu meski suara ketukan pantofel semakin jelas terdengar mendekat ke arahnya.


"Maaf tuan, sekedar mengingatkan bahwa hari ini ada meeting dengan tuan Benjamin dari Sing—."


"Batalkan."


Kalimat sang sekretaris- Poppy dipotong sepihak oleh Zee. Tidak tampak keraguan sedikitpun di dalamnya. Ada sedikit keterkejutan diwajah Poppy, pasalnya ini adalah investor yang sudah lama diincar oleh bosnya.


Dan sekarang saat incarannya sudah di depan mata, bosnya ini dengan enteng menjawab batalkan, yang benar saja! Padahal jika para investor yang lain tahu tuan Benjamin menjadi salah satu investor di perusahaannya, akan ada banyak investor berbondong-bondong yang ikut berinvestasi juga.



"Maaf tuan, tapi bukankah sudah lama tuan menginginkan—."


"Ku bilang batalkan dan tinggalkan ruangan ini." Ucap Zee mutlak tanpa bantahan.


"Krub tuan."


Poppy menunduk 90 derajat kemudian berbalik meninggalkan ruangan direktur itu. Selama bekerja sebagai sekretaris Zee, ini pertama kalinya Poppy diminta untuk membatalkan kerja sama yang profitnya hingga ratusan juta baht.


Poppy yakin seratus persen keadaan bosnya sekarang ada kaitannya dengan pria cantik yang tadi dilihatnya, berjalan di loby kantor ke arah parkiran dengan wajah merah seperti menahan amarah dan jangan lupakan mata basahnya.





ARRANGE MARRIAGE





Dengan kecepatan jauh diatas rata-rata Nunew mengemudikan mobil BMW hitamnya, mengusap kasar air mata dipipi gembilnya, hidung bangirnya samar-samar memerah. Sepanjang perjalanan, terdengar suara isakan lembut tertahan yang keluar dari bibirnya, dadanya naik turun menahan emosi.



Membelokkan mobilnya kasar untuk parkir hingga terdengar decitan nyaring akibat gesekan ban dan area parkir. Sebelum keluar, Nunew mengatur nafasnya, menghilangkan sisa-sisa air mata yang ada di pipinya.


Saat dirasa sudah agak membaik, Nunew keluar menuju ke dalam gedung yang sengaja di datanginya itu. Sampai di loby, si receptionist yang sudah familiar dengan wajah Nunew memberi isyarat bahwa orang yang dicari Nunew ada di ruangan.



Si cantik berjalan perlahan ke arah ruangan yang sudah sangat dihafalnya, ruangan dengan pintu berwarna putih itu di dorongnya pelan tanpa diketuk terlebih dulu.



Arrange MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang