➼ Ch 01 ﹄Murid Baru ﹃

58 18 29
                                    

"Oi Della, lu mau gabung geng kita gak? disini membernya orang kaya semua loh," kata Heera dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. Sementara, Della hanya menatap datar Heera.

Nih bocah, sksd banget sih, mana lagi badmood pula.

"Sorry, gak tertarik," kata Della dengan cuek lalu berjalan meninggalkan Heera yang malah kembali mengejar Della lagi.

"Lu yakin gak mau gabung? Ayolah, lu pasti seneng bisa gabung sama kita. Emang, sih, kita, gak sebanding sama lu. Tapi, setidaknya lu mesti tahu dirilah. Masa putri tunggal dari Peter Jovanca maennya sama anak miskin sih, lu itu harusnya--"

Anying, bawa-bawa keluarga! Fix udah fix.

"Diam gak!? Gue gak tertarik sama geng lu itu, dan sekali lagi lu bawa nama keluarga gue, lu bakal tamat!" kata Della dengan tegas sambil melotot galak pada Heera. Heera yang terkejut pun hanya bisa menganga lebar melihat perbuatan Della yang dengan cepat berjalan meninggalkan mereka.

Della tidak menyangka kehidupan di sekolah baru akan seperti ini. Kalau saja dia tahu, anak-anak elite banyak yang bersekolah disini maka Della akan mengajukan keberatan pada kakeknya. Belum lagi orang-orang yang menjauhi nya dengan sengaja, sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolah ini ia berusaha berkenalan dengan teman-temannya tetapi, baru saja ia hendak mendekat, mereka malah cepat-cepat bangkit dan pergi.

Masih segar pula dalam ingatan nya saat 30 menit yang lalu ia memperkenalkan diri di depan kelas.

"Hallo semua, selamat pagi, perkenalkan nama saya Fredella Gema Jovanca, saya anak pindahan dari SMA III, saya harap kalian mau berteman dengan saya. Salam kenal semuanya."

Katanya tadi secara singkat dan jelas tetapi reaksi teman-temannya sungguh diluar dugaan. Mereka hanya diam serta menimbulkan keheningan mencekam yang aneh setelah Della memperkenalkan diri. Sebenarnya Della sudah menyiapkan hati, mental serta jiwa dan raganya untuk menghadapi kemungkinan ini karena bagaimanapun insiden sebulan yang lalu masih begitu membekas di ingatan semua orang.

Tetapi tidak dapat dipungkiri hatinya terasa sakit saat menghadapi kenyataan ini secara langsung. Melihat calon-calon temannya yang tadinya diam malah sibuk saling berbisik satu sama lain.
Yah, mereka hanya berani berbisik. Toh, mereka sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk membully keturunan Jovanca di sekolah ini.

Semua orang juga tahu bahwa keluarga Jovanca adalah keluarga terkaya urutan kedua setelah keluarga Dealen. Jadi, tidak ada satupun orang yang bisa berbuat macam-macam dengannya.

Dan lagi mereka kan tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Gueeeeee gak bersalah sialan! mengapa mereka sama saja dengan semua orang itu.

Dengan langkah gontai, Della terus berjalan dengan sedikit menundukkan kepalanya, tetapi langkah nya terhenti saat ia mendengar suara berat yang menyapanya.

"Hey murid baru, tumben sendirian?"

Siapa sih? ganggu amat.

Della mendongakkan kepalanya dan seketika ia terkesiap selama beberapa detik saat indera penglihatan nya bertatapan dengan sepasang mata bersorot tajam serta jangan lupa senyum miring yang terkesan mengejek itu.

Sialan, dia kan Eden anak keluarga Dealen, dia memang keren seperti yang dirumorkan bahkan gue pun sempat terpesona tapi melihat senyum sok nya itu, kok jadi kesal yaa.

Nona Pudel dan Tuan Eden (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang