Della dan para murid lainnya sedang bersiap untuk mengikuti pelajaran olahraga. Kali ini mereka akan praktek di lapangan bersama murid dari kelas 2-3. Della bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah berkenalan dengan anggota lain dari geng mereka yaitu Gie Santana.
Della mencoba untuk bertanya pada Heera tentang hal itu tetapi Heera berkata bahwa ia tetap berhubungan baik dengan Santana, sementara Helga dan Lili terlihat jelas sangat tidak menyukai Santana bahkan mereka secara terang-terangan mengalihkan topik agar Della tidak bertanya hal itu lagi, Della pun memilih untuk tetap diam tetapi, ia membuka telinganya lebar-lebar untuk menangkap informasi dari mulut teman-teman sekolahnya.
Desas-desus yang tersebar ialah Santana terlibat permasalahan dengan Axel dan juga Lili yang otomatis membuat pertemanan mereka merenggang tetapi selebihnya Della tidak tahu lagi apakah informasi yang didengarnya itu valid atau tidak, mau ditanyakan pun percuma daripada ia harus membuat teman-teman barunya tidak nyaman, ia lebih memilih untuk memendam dan mencari tahu sendiri.
Ditengah lamunannya itu, tiba-tiba terdengar peluit yang sangat panjang mereka harus segera berkumpul di lapangan.
"Untuk anak-anak kelas 2-1 dan 2-3 segera berkumpul di lapangan!"
"Dell, ayok, kalau telat nanti kena hukum loh," kata Heera sambil menggandeng tangan Della, tetapi Della terlihat lemas dan memegang perutnya.
"Wehhh, lu kenapa Dell? sakit perut? makan apa sih? udah sarapan belum tadi, astaga, lu takut telat lagi makanya gak sempat sarapan? woyyy, Della sak--"
Della langsung membekap mulut Heera dan tersenyum canggung kearah teman-teman nya yang berhenti karena kehebohan Heera, bahkan Helga dan Lili pun mendatangi mereka.
"Kalian kenapa sih? pelajarannya udah mau mulai loh," tegur Helga.
Della meringis lalu berbicara pelan pada mereka bertiga.
"Maaf Guys, sepertinya gue 'dapet' deh," katanya sambil meringis malu.
"Lah? terus gimana dong, lu kok bisa gak tahu sih kalau hari ini bakal pms," kata Heera dengan suara pelan setelah Della melepas bekapannya pada mulut Heera.
"Ya maap, gue ngeblank gara-gara matematika kemaren," sungut Della.
"Yaudah, lu temani Della dulu deh nanti gue ijinin, tapi ingat Heer lu mesti balik lagi ke lapangan. Della gak papa kah sendiri di kelas atau mau ke UKS?" tanya Lili pada Della.
"Gue di kelas aja deh, males ke UKS," jawab Della singkat.
Heera hanya mengangguk lalu mereka pun pergi. Della dan Heera menuju toilet sementara Helga dan Lili menuju lapangan olahraga.
"Gimana Dell? benaran kah?"
"Iya nih, untung gue udah ada persiapan, tapi nyebalin juga kram perut ini," keluh Della.
"Ya mau gimana lagi, emang udah gitu kok," balas Heera.
Della pun menyelesaikan urusannya dan ia tetap diantar Heera ke kelas tetapi sebelum itu mereka singgah di kantin, kata Heera, Della harus banyak jajan biar moodnya bagus, entah dapat wejangan darimana tentang hal itu tetapi Della hanya menurut saja saat ia melihat Heera membeli banyak jajan sampai sekantung penuh! Lalu, mereka pun berjalan ke kelas. Saat hendak meninggalkan Della, Heera pun berpesan.
"Bae-bae lu disini ye, nih makan jajanan biar gk bosen dan badmood, gue kelapangan dulu ya, see you Della."
Heera pun buru-buru berlari kelapangan meninggalkan Della yang terbengong ria.
"Mana sakit perut pula, maen hp aja udah," kata Della lalu ia pun memainkan game untuk sekedar mengalihkan rasa sakit.
"Banyak amat jajan lu, minta satu dong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Pudel dan Tuan Eden (Tamat)
Teen Fiction(Fluffy Romance, Drama) Fredella Gema Jovanca murid pindahan dengan terpaan kabar miring akibat insiden masa lalu disekolah lamanya, Ia bertemu dengan Eden Jester Dealen seorang siswa yang selalu berbuat seenaknya di sekolah hanya karena ia merupaka...