➼ Ch 03 ﹄Teman Baru ﹃

11 10 9
                                    

Della duduk termenung di depan rumah, sudah dua jam yang lalu ia bersiap-siap untuk bertemu dengan Heera dan meminta maaf tetapi ia tidak menyangka akan segugup ini.

Calm down Della, tenangin diri lu, ayo kita coba chat dulu. Yuk bisa yuk.

Setelah berhasil menenangkan diri, Della pun mencoba mengirim pesan melalui whatsApp kepada Heera.

Duh kok deg-degan gini ya, mana belum dibaca pesannya lagi.

Sambil mondar-mandir tidak jelas, Della pun bertekad akan sesuatu.

Ok Fredella, lu yang salah disini jadi lu mesti minta maaf dan kalau belum dibalas lagi mending lu yang otw aja ke cafe itu duluan, biar ada nilai plus dan nunjukin kalau lu emang niat meminta maaf dan berteman dengan mereka.

Setelah memastikan Heera belum membalas pesan, Della pun memanggil supir pribadi dan menyuruhnya mengantar Della ke cafe tempat ia akan bertemu dengan Heera. Sambil menunggu si sopir mengambil mobil, Della masuk kerumah dan mencari Kakeknya, setelah meminta ijin dan memberitahukan jam berapa ia akan pulang. Della pun segera menuju mobil dan mobil itupun melaju meninggalkan kediaman Jovanca.

Sepanjang perjalanan Della terus memeriksa pesan yang dikirimkannya pada Heera. Ditengah kegelisahan nya itu tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi yang membuat Della terkejut. Buru-buru ia mengecek handphonenya dan ternyata itu bukan notifikasi dari Heera tetapi notifikasi paket yang dipesan Della minggu lalu.

Ah anjirrr, gue pikir pesan dari Heera, sialan! gini amat ya mau punya teman, ini juga anak satu ngapain aja sih, apa susahnya balas pesan. Ada hati yang bimbang dan ragu disini tahu.

Della benar-benar kesal tetapi ia memilih untuk menenangkan diri dan terus menunggu dengan sabar, sesaat setelah mobil miliknya menepi di samping cafe, saat itulah Dewi Fortuna berpihak pada Della, pesan dari Heera pun masuk ke handphone nya.

Della sangat senang lalu setelah menyampaikan kepada supirnya jam berapa ia akan pulang, sang supir pun hanya menganggukkan kepala dan pergi dari sana meninggalkan Della yang sedang tersenyum senang.

Yess akhirnya..

Ia pun memilih tempat duduk di pojok kanan yang cukup sepi kebetulan juga cafe itu tidak begitu ramai, sesaat setelah ia duduk, waiter cafe pun datang membawakan menu, Della pun memilih satu dari antara sederetan menu yang tertulis disitu.

"Lu ini emang selalu ada dimana-mana ya Pudel."

anjirtt, suara ini.

Della menengadahkan wajahnya dan tampaklah wajah rupawan Eden dihadapannya wajah rupawan yang dibarengi senyum menyebalkan.

Della pun berdehem untuk menenangkan diri karena hatinya bergemuruh seakan diterpa gelombang laut.

"Gue baru sekali kesini ya, j-jangan asal ngomong lu." jelas Della dengan suara yang sedikit terpatah-patah.

Damn it! kenapa suara gue kayak cicak ketakutan gitu. Yah, gimana coba? damage nih bocah ababil ternyata gede juga kalau lagi kerja kek gini.

"Ahahaha, ngapa lu, batuk? suara lu kok aneh."

Ini gegara lu, bocah ababil, jadi orang jangan terlalu kecakepan napa.

"Berisik, i-iya gue lagi batuk, pokoknya gue pesan Red Velvet Chizu aja satu," kata Della pada akhirnya, ia berharap rona merah di wajahnya tidak dapat dilihat oleh Eden yang hanya tersenyum miring dan mengambil kembali menu dari tangan Della.

"Siap Nona Pudel, pesanan Anda akan segera diantarkan," katanya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.

Della yang melihat hal itu hanya memalingkan wajahnya dengan cepat.

Nona Pudel dan Tuan Eden (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang