➼ Ch 10 ﹄Jarak dan Waktu﹃

9 6 0
                                    

Berbekal sedikit info yang didapatkannya dari Aiden, Della berharap ia dapat bertemu dan setidaknya bisa mendekati Eden hanya untuk memastikan pria itu baik-baik saja karena Eden sama sekali tidak mengatakan apapun padanya. Della merasa ada sesuatu yang salah disini dan ia harus mencari tahu kesalahan itu.


"Apa gue berlebihan ya? Apa normal khawatir begini kan gue gak ada hubungan apapun sama tuh anak, tapi, Arghhh, persetan! coba chat dulu dah."

Dengan bermodalkan kenekatan, rasa penasaran dan modus untuk belajar, Della pun mengirim pesan pada Eden.

Della: [Oi, dikit lagi ulangan nih. Lu gak ada siapin materi?]

Della tidak habis pikir dengan tingkah Eden akhir-akhir ini, entah kenapa pria itu menjaga jarak dengan semua orang dan Della termasuk orang-orang itu.

Si Ababil: [Tuh, belajar dengan baik, gue udah rangkum semuanya, selamat belajar Pudel]

Della tidak menyangka pesan nya dibalas secepat itu. Iapun membuka dokumen yang dikirimkan Eden.

Sayangnya, Eden mengirimkan materi berbentuk dokumen saja, tidak ada video penjelasan.

Della: [Gak ada video penjelasan? kan lu tahu, gue gak bisa belajar tanpa video penjelasan.]

Si Ababil: [Jangan manja, itu dokumen udah gue rangkum sesimpel mungkin jadi, lu pasti paham.]

Mata Della membelalak saat membaca kata 'jangan manja'

"Sialan!" Della melemparkan hp nya ke kasur masih tidak menyangka akan mendapatkan balasan seperti itu.

"Oke, lu yang mulai kan, mari kita lihat siapa yang kalah dalam permainan sialan ini!"

Keesokan harinya Della pergi kesekolah dengan percaya diri, ia sudah bertekad untuk menjauhi Eden sama seperti yang dilakukan pria itu kepadanya dan Della menepati kata-katanya, selama disekolah Ia dan teman-temannya asyik sendiri, lagian, Eden pun tidak peduli apapun

ia malah asyik tiduran saja dikelas.

Saat kelas mereka sedang kosong karena ketidakhadiran Guru dan teman-teman sekelasnya memilih bermain-main. Della pun memilih untuk mengambil tindakan yang berbeda, tanpa basa-basi Della menggebrak meja di depan Eden.

Brakkkk.....

Kini, semua mata hanya tertuju pada mereka berdua, bahkan Heera dan yang lain terkejut dengan tindakan Della itu sementara si biang kerok A.k.a Eden hanya mengangkat kepalanya sedikit untuk menatap wajah Della yang garang seperti singa betina saja.

"Gue mau ngomong sama lu," kata Della dengan tenang berbanding terbalik dengan getaran di hatinya yang kalau bisa didengarkan seluruh penghuni kelas maka Della yakin pasti ia akan menjadi top wanted bahan gosip di sekolah ini. Walau, tindakannya kali ini memang mengandung resiko itu juga. Tapi, mau bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur basah sekalian mandi saja.

"Apaan?" balas Eden singkat.

"Ikut gue!"

Della menarik tangan Eden tetapi Eden tidak bangkit dan menuruti kemauan gadis itu.

"Nanti sepulang sekolah." Hanya itu yang dikatakan Eden.

Della membelalakan matanya dengan tidak percaya, pria satu ini memang selalu punya 1000 satu cara untuk membuat nya merasa kesal.

"Kenapa gue harus nunggu jam pulang sekolah?"

"Karena ketua kelas sudah datang sambil membawa tumpukan tugas baru."

Della berbalik dan mendapati perkataan Eden memang benar adanya, dengan wajah kesal Della pun kembali ketempat duduk dan melanjutkan kewajibannya sebagai murid.

Nona Pudel dan Tuan Eden (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang