6

117 6 0
                                    

"Noona, aku datang, " suara seorang pria memasuki apartemen Taeyeon meneteng belanjaan. "Ini taruh dimana?"

Taeyeon menghampiri pria itu dan berkata, "Taruh di atas mini bar saja."

"Oke," balas pria itu kemudian meletakkan barang belanjaan di atas mini bar.

Taeyeon membongkar belanjaan.
"Hari ini, kau tidak masuk kuliah?"

"Ne, hari Sabtu tidak ada perkuliahan," ucap pria itu sambil memperhatikan Taeyeon yang mencampurkan bahan-bahan untuk adonan. "Apa ada yang kurang?"

"Tidak ada. Kau melakukannya dengan baik," puji Taeyeon.

"Kalau begitu ada yang bisa aku bantu?" tawar pria itu.

"Kau duduk saja," ucap Taeyeon sambil mengaduk-aduk adonan.

"Tidak bisa begitu. Macaroon itu kan permintaanku, jadi biarkan membantumu."

"Baiklah kalau kau memaksa, kau bikin krimnya saja." Taeyeon memasukan loyang berisi adonan kedalam oven.

"Oke Noona." ucapnya sambil mengaduk-aduk adonan krim.

Setelah Macaroon selesai dibuat, mereka berdua duduk di depan tv sambil membawa Macaroon sebagai camilan mereka.

"Bagaimana kabar Appa dan Eomma?"

"Mereka baik-baik saja," ucap pria itu, "Oh iya, besok keluarga kita akan mengadakan barbeque party. Noona ikut 'kan?"

"Halmoni ikut juga?"

Pria itu mengangguk. Ia menyadari bahwa wajah Taeyeon berubah menjadi murung.

"Noona, apa kau berencana tidak datang?" tanyanya dengan hati-hati.

"Eoh, sepertinya begitu," jawab Taeyeon pelan.

"Apa kau takut halmoni masih belum menerimamu?" tanyanya. "Ayolah Noona, ini sudah 23 tahun."

"Bukan begitu!" bantah Taeyeon. Ia sebenarnya memikirkan janji temu dengan Baekhyun.

Di samping itu, Taeyeon menyadari bahwa Nenek masih belum menerima kehadiran yang telah menjadi bagian dari keluarga Kim sejak ia berusia 9 tahun. Nenek selalu bersikap ketus dan menjelek-jelekkan dirinya di depan para sepupu angkatnya. Oleh sebab itulah, ia selalu berusaha tidak hadir jika ada acara keluarga yang melibatkan Nenek.

"Kalau begitu, jika kau akan datang hubungi aku terlebih dahulu," ucap Pria itu. Ia tidak akan memaksa kakaknya datang.

"Arasseo." balas Taeyeon.

"Sepertinya aku harus pulang," ucap pria itu setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore.

"Hati-hati," ucap Taeyeon ketika sampai di depan lift. "Sampaikan salamku pada Eomma dan Appa."

"Ne," Pria itu melambaikan tangan, "Bye, Noona."

"Bye." Taeyeon balas melambai.

Setelah pintu lift menutup, Taeyeon kembali ke dalam. Ia melihat Jessica yang sudah bangun dari tidur siangnya duduk di sofa sambil mencicipi Macaroon buatan Taeyeon.

"Ini buatanmu?" tanya Jessica.

Taeyeon mengangguk. "Tadi adikku datang ingin dibuatkan Macaroon. Bagaimana rasanya?"

"Selalu enak," puji Jessica. "Kenapa tidak kau tidak membuka saja toko kue?"

Taeyeon tertawa. "Ya! aku terlalu sibuk untuk melakukannya."

"Ngomong-ngomong, ada yg ingin kutanyakan kepadamu." Taeyeon duduk disamping Jessica.

"Mwonde?"

"Begini...," Taeyeon agak ragu mengatakannya, "Aku punya seorang
teman, dia pernah curhat kepadaku kalau ada seorang pria yang dikenalnya selama sebulan menyatakan perasaan kepadanya. Namun, temanku tidak memiliki perasaan apapun kepadanya. Dia bilang, ia sering bertemu dengan pria itu dalam waktu satu bulan tersebut. Dia bertanya padaku apa yang harus ia lakukan. Sica menurutmu bagaimana?"

You Are The One | Baekyeon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang