17

90 9 2
                                    

Sepulang kerja, Baekhyun mampir ke restoran lalu ke toko kue terlebih dahulu untuk membeli kue tart, setelah membayar dan mendapat kue tart yang sesuai, ia kembali ke mobilnya. Bukannya pulang ke rumah, ia malah melajukan mobilnya ke arah apartemen Taeyeon.

Sesampainya disana, Jessica membukakan pintu untuknya.

“Bagaimana keadaannya?”

“Suhu tubuhnya sudah turun. Bubur yang aku berikan tadi pagi tinggal setengahnya.”

“Syukurlah, dia mau makan,” ucap Baekhyun. Ia meletakkan box berisi kue tart dan tas kain yang berisi makanan ke atas meja. “Jessica-ssi, kau sudah makan malam?”

Jessica menggeleng.

“Kalo begitu, jika lapar makanlah makanan yang aku bawa. Karena aku membawanya dengan porsi banyak,” ucap Baekhyun sambil menunjuk tas kain itu.

“Gomawo, Baekhyun-ssi,” balas Jessica. “Oh iya, jika kau ingin kekamarnya, Taeyeon sedang tidur.”

“Baiklah. Terima kasih telah menjaga Taeyeon.”

“Tidak apa-apa, kau tidak perlu merasa sungkan,” ucap Jessica. Lalu ia melirik box yang dibawa oleh Baekhyun. “Kuenya aku disimpan di kulkas ya.”

“Ne, tolonglah disimpan disana.”

Setelah mengatakan itu, Baekhyun berjalan menuju kamar Taeyeon. Ia membuka pintu secara perlahan-lahan agar tidak menggangu Taeyeon tidur. Ia duduk di samping ranjang dan memandangi wajah damai kekasihnya, walaupun terlihat pucat.

Hari ini, Baekhyun mendapat telepon dari Jessica yang mengatakan bahwa Taeyeon sakit sejak tadi malam. Padahal besok adalah hari ulang tahun Taeyeon.

Setelah lama memandangi kekasihnya, tangan Baekhyun terulur untuk mengusap rambut hitam kekasihnya. Taeyeon merasa terusik, ia membuka matanya perlahan.

“Mian, aku pasti mengganggumu.” Baekhyun menghentikan usapannya.

Taeyeon menguap. “Jam berapa sekarang?”

“Sudah jam tujuh malam. Wae? kau ingin sesuatu?”

Bukannya menjawab, Taeyeon malah menggenggam telapak tangan Baekhyun. “Tanganmu hangat.”

Baekhyun membaringkan diri di kasur dan berhadapan dengan Taeyeon. “Ingin aku peluk?”

Taeyeon merengek, “Kenapa masih bertanya.”

Baekhyun tertawa kecil, ia tidak menyangka kekasihnya sangat manja ketika sakit. Tanpa pikir panjang, ia mendekap erat tubuh kekasihnya. Taeyeon tersenyum saat tubuh hangat Baekhyun mendekapnya.

“Aku tidak tau kau semanja ini,” celetuk Baekhyun.

“Biarkan saja, lagipula aku manja dengan kekasihku, bukan kekasih orang lain,” balas Taeyeon.

Baekhyun mencubit pipi kekasihnya dengan gemas. “Aigoo, aku tidak tahu bahwa perkataan manis itu keluar dari seseorang yang pernah menolakku.”

Taeyeon tertawa kecil. “Kenapa kau mengungkitnya!”

“Aku ingin kau ingat bahwa kau perempuan pertama yang menolakku.”

“Jinjja?”

“Kau bahkan tidak tahu bagaimana populernya aku ketika di Universitas. Banyak gadis-gadis yang ingin berkencan denganku,” ucap Baekhyun dengan percaya diri.

“Gotjimal.”

“Jinjjaya! jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya pada Ji Eun. Aku satu klub dengannya.”

“Kalau itu aku tahu. Lalu kenapa kau tidak berkencan dengan mereka?”

“Aku tidak punya banyak waktu untuk berkencan.”

You Are The One | Baekyeon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang