Happy reading!!
Plak!
Jaezie menampar cukup kuat pipi Januar hingga ciumannya terlepas, dia mau tapi seharusnya tau tempat, ini masih berada di sekolah dan Jaezie tidak mau citranya buruk.
Pasti banyak orang yang mengira dia merebut Januar, hell sedikitpun dia tidak melakukannya walaupun dia mencintai Januar.
Januar menyentuh pipinya yang sedikit nyeri dan menatap ke arah Jaezie "kenapa?"
Tanpa menjawab Jaezie pergi dari sana, lebih baik dia menjauh dari pada harus berada di dekat Januar.
Alya tersenyum miring melihat reaksi Jaezie, dia bergelanyut manja pada lengan Januar dan di hempas kasar oleh Januar "jangan menyentuhku sialan!" Kilat marah sangat terlihat jelas dari matanya.
"Ka-kau kenapa?" Ringisnya, Januar menghempaskannya tak main-main hingga dirinya terjatuh dan sikunya terbentur lantai.
"Aku bilang pergi, kita sudah putus, hubungan kita berakhir." Tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Alya, suaranya sungguh menakutkan di saat dalam kondisi marah.
"Aku kekasihmu."
"Kau tuli? Kupingmu sudah tidak bisa berfungsi lagi? Aku katakan sekali lagi jika hubungan kita berakhir." Januar melangkah pergi meninggalkan Alya yang masih terduduk di lantai koridor, malu dan perasaan tak rela menjadi satu.
"Aku akan membuatmu kembali padaku." Gumamnya.
**✿❀ ❀✿**
Berita ciuman yang di lakukan Januar dan Jaezie tersebar ke seluruh sekolah dengan cepat, terhitung ini masih beberapa jam dari kejadian sebelumnya, banyak foto mereka berdua yang di tempeli di mading sekolah membuat Januar geram melihatnya.
Tangannya terkepal kuat, meraih kertas yang berisi dirinya dan Jaezie pada kejadian tadi dan merematnya seolah itu adalah orang yang menyebarkannya "liat aja, gua bakal kasih perhitungan." Gumamnya, dia melangkah pergi ke gudang kampus, tanpa mengetuk pintu dia masuk ke dalam yang mungkin kata orang, gudang adalah tempat kotor, banyak debu dimana-mana.
Namun gudang tersebut telah di rubah sedemikian rupa, gudang tersebut tidak terlihat seperti gudang biasanya, ruangan tersebut bersih dari debu dengan barang-barang yang di fungsikan dengan baik.
"Kenapa Janu?" Tanya Aiden.
"Tau siapa yang nyebarin foto gua sama Jaezie?"
Mereka semua kompak menggeleng, jangankan mengetahui pelakunya, mengetahui foto Januar dan Jaezie saja baru dari mulut Januar sendiri "kita ada di gudang dari tadi, jadi foto begitu kami gak tau."
Brak!
Januar menendnang kursi di depannya hingga bergeser "bakalan gua cari tuh orang."
"Emang kenapa sih Janu?" Tanya Geo, tangannya memindahkan bidak catur ke tempat yang lain.
"Ada yang nyebarin foto gua sama Jaezie waktu ciuman."
...
Ruangan tersebut menjadi hening setelah mendengar ucapan Januar, ciuman? Sudah berapa lama mereka ketinggalan berita? Satu abad kah? Atau masih beberapa minggu?
"Ciuman?" Arka mencoba memastikan pendengarannya, siapa tau telinganya sedang mengalami gangguan pendengaran.
"Gua yang cium Jaezie bukan dia, gua yang udah nyesap bibir merahnya atas baw–"
"Stop, jangan di terusin lagi." Potong Will, ucapan Januar sedikit membuatnya menginginkan melakukan hal yang sama dengan seseorang, "jadi sekarang niat lu dateng ke sini nendang-nendang kursi ngapain? Ngira kita pelakunya?"