Happy reading!!Tak lama, teman-teman Januar yang sebelumnya di hubungi akhirnya datang, Jaezie memberikan mereka beberapa pekerjaan sedangkan dirinya di bagian memasak.
Mungkin karena Jaezie sudah di kenal dengan dagangannya yang sebelumnya hanya online, banyak orang yang datang dan menjajal makanan yang tersaji di cafe tersebut.
Jaezie yang mengatakan jika dirinya membuka cafe di sosial medianya hingga banyak orang sebagai pelanggannya datang dan makan di tempat.
Januar bahkan sampai terkejut, mereka belum menyebarkan brosur tentang cafe, namun pendatang cafe sudah hampir memenuhi ruangan "dari mana mereka berasal?" Gumamnya.
"Bumi." Celetuk Rayyan salah satu teman Januar, "mereka berasal dari bumi bos."
Januar mendengus "bukan itu maksud gua, mereka tau nih cafe dari mana kok udah banyak yang dateng."
"Itu bos di luar." Tunjuk Rayyan ke arah luar.
Januar melangkah ke arah luar untuk melihat apa yang di tunjuk oleh Rayyan, di depan cafe banyak motor berjajar "lah, ngapain pada nongkrong disini?"
Serempak mereka semua menoleh "kita lagi promosiin tempat ini." Jawab si willy.
"Bener sih, emang lu kaga mau usaha kalian cepet sukses? Kaga mau nikah?" Timpal Raja, "kita bantuin nih nyebarin brosur."
Januar meraih brosur yang di genggam oleh Raja "makanan Jaezie cantik." Gumamnya membaca, "iye gua tau pacar gua cantik, tapi kaga di tulis juga bajingan, untuk kaga ada muka pacar gua, kalo ada udah gua tenggelimin kalian satu-satu." Sinisnya.
"Niatnya sih gitu, mau di pasang muka Jaezie, tapi inget ada singa di belakangnya jadi kita undur." Jawab Kennet.
"Sial, kalian pada kaga mau kerja?"
Mereka sontak menggeleng "kasih pekerjaan sama yang butuh dah, kalo kita gak terlalu."
"Udah, di dalem ada Rayyan sama yang lain lagi kerja." Memang teman Januar masuk dalam geng vandalas namun harus di bagi lagi dan di pilih menjadi inti dari geng motor tersebut.
Dan para pekerja yang berada di dalam cafe bukan anggota inti yang memiliki keuangan minim, niat Januar jika cafenya sudah terkenal dan lumayan, bisa memberikan gaji pada orang, dia akan merekrut para anggotanya untuk bekerja padanya, setidaknya dia memberikan kehidupan yang nyaman untuk anggotanya walaupun hanya sedikit.
"Kaga mau masuk kalian?" Tanya Januar, mereka berada tepat di depan cafe.
"Kaga dah, kita disini mau nyebarin nih brosur lagi, nanti kalo udah mau nutup kita ke dalem." Jawab Dino.
"Gua ke dalem lagi mau bantuin istri gua." Pamit Januar.
"Istri gak tuh? Nikah aja belom." Ujar Aiden.
Januar menggeleng pelan, dia masuk ke dalam cafe kembali, membantu Jaezie untuk bekerja. Semakin siang, para pengunjung bertambah, selain Jaezie sudah terlebih dahulu memiliki pelanggan, dibantu dengan menyebarkan brosur, tempat mereka juga strategis dengan kantor-kantor dan sekolah-sekolah, jadi mungkin mereka memutuskan untuk beristirahat di cafe Jaezie untuk menjajal karena baru di buka.
Pukul 15:00 cafe Jaezie akan tutup, bahan makanan yang Januar sediakan sudah habis, karena hari pertama jadi Januar berpikir tidak se ramai itu.
Jaezie menggerakkan tubuhnya "astaga lelah sekali." Gumamnya setelah mendengar tulangnya berbunyi.
Dia membuat banyak cake untuk satu hari penuh tentu membuat tubuhnya lelah dan kaku "ternyata begini rasanya bekerja banting tulang? Apakah ayah juga seperti ini?" Gumamnya, dia teringat akan ayahnya yang sering bekerja, "bekerja sangat melelahkan, ini lebih melelahkan dari pada melakukan penjualan di rumah." Lanjutnya.