Happy reading!!Hari berganti bulan, usaha yang Jaezie lakukan berkembang pesat, banyak peminat dari makanan yang Jaezie buat, di mulai dari kue tart yang sering di pesan di ulang tahun, bahkan sambal mangga Jaezie yang paling terkenal itu.
Dari semua yang ia capai, ada seseorang yang selalu mendukungnya, membantunya mempromosikan, bahkan Jaezie tidak membutuhkan seseorang yang akan mengantarkan pesanan, ada Januar, dia yang selalu mengantar makanannya pada semua pelanggan.
Usaha Jaezie tetaplah berada di rumah, uang yang terkumpul belum bisa membeli ataupun menyewa sebuah toko kecil, ini belum sepenuhnya selesai, usahanya masih panjang walaupun usaha yang ia lakukan terbilang sukses.
Jaezie senang dengan apa yang ia capai, dia bisa membantu keuangan kekasihnya dalam kehidupan yang mereka jalani itu. Semua mereka jalani penuh dengan cinta dan kehangatan, namun kehangatan itu mulai menghilang setelah Januar sering pulang malam, tidak ada alasan yang sesuai, setiap Jaezie bertanya kenapa pulang malam, maka Januar hanya akan menjawab dia memiliki tugas di kampus.
Januar tetap mengantarkan pesanannya, namun dia merasa Januar selalu menghindarinya. Jikapun tugas dan alasannya mengerjakannya di kampus, tapi kemana Januar pergi? Saat itu Jaezie yang terlalu khawatir berjalan ke arah kampus, namun setelah sampai disana, dia tidak menemukan tanda seseorang, bahkan Jaezie sudah bertanya pada satpam disana, dan jawabannya membuat dirinya kecewa.
"Tidak ada seorangpun di dalam sana, semuanya telah kosong."
Jaezie termenung memikirkannya, ini sudah satu minggu awal mulai kerenggangan hubungan mereka, Januar bahkan hampir tidak pernah menyapanya, ucapan datar yang sering ia lakukan.
Tok.. Tok.. Tok..
Ketukan pada pintu membuat Jaezie tersadar, dia menatap jam dinding di depannya, siapa seseorang yang bertamu pada malam hari?. Jaezie beranjak dari duduknya, dia membuka pintunya dan menampilkan sosok Januar yang berdiri tinggi menjulang.
Januar masuk ke dalam rumah, tanpa melirik sedikitpun ke arah Jaezie, sebanarnya apa yang salah darinya? Kenapa ia di perlakukan seperti ini.
Jaezie lelah, dia ingin berteriak pada Januar "mas." Panggilnya lirih, dia menahan tangan Januar sebelum melangkah pergi, menyentak tangan Januar agar menatap dirinya, hatinya tercubit di kala melihat ruam merah di leher Januar, "mas selingkuh?" Tudingnya.
Januar terdiam tak menyahut, dia melihat Jaezie yang menangis sesegukan membuat wajahnya memerah, dia tidak melakukan apapun kecuali menatapnya.
Dengan tangan yang sedikit bergetar, dia menarik kemeja Januar hingga bagian leher Januar terlihat olehnya, dia bukan lagi anak kecil yang tidak tau apa ruam merah tersebut "dengan siapa?"
"Apa?"
"Dengan siapa mas melakukannya? Apa karena ini mas selalu pulang malam?"
"Apa yang kau bicarakan itu."
Tangisan Jaezie bertambah keras, bahkan dia merasakan sesak pada dadanya "apa dia memberikan tubuhnya? Apa yang ia berikan hingga mas melupakanku?"
"Kau tidurlah, sepertinya kau kurang istirahat." Acuh Januar.
Jaezie pergi dari sana, masuk ke arah kamarnya dan mengambil tas sekolahnya, itu yang paling penting. Januar mengikutinya, matanya melebar di saat Jaezie keluar dengan tas di punggungnya "mau kemana?"
"Pulang, sia-sia semua yang aku lakukan, lebih baik aku meminta di jodohkan dengan orang lain. Miris, di saat ulang tahun aku di beri kejutan perselingkuhan seperti ini."
Januar tak mencegah, dia membiarkan Jaezie pergi keluar rumah. Dengan menangis, Jaezie terus melangkah melewati gelapnya malam, di temani kesepian. Jika tidak merasa sedih mungkin dia akan ketakutan memikirkan tentang hantu, namun itu semua terkalahkan dengan perasaan sakit hatinya.
Larut dalam kesedihannya Jaezie tak sadar jika terdapat mobil van putih yang mengikutinya secara perlahan, dia sibuk dengan sakit hatinya, hingga dia di tarik paksa ke dalam mobil dan wajahnya di tutup oleh kain, tak lupa dengan tangannya yang di ikat "YAAAK!!KALIAN MAU APA?!" Teriaknya, tidak ada jawaban, tubuhnya terus bergerak mencoba melepas ikatan pada tangannya, "SIALAN!! KALIAN MENCULIKKU DI WAKTU YANG TIDAK TEPAT!!"
"AKU SEDANG BERTENGKAR DENGAN KEKASIHKU!! JIKA TIDAK, MUNGKIN KALIAN SUDAH TERBUNUH!!" Teriak Jaezie kembali, "ORGANKU TIDAK MAHAL, SEMUA BUSUK!! LEPASKAN AKU!!"
"Diam!"
Jaezie diam membeku, takut pada suara bentakan seperti itu, tubuhnya sedikit bergetar pelan "mas.. Jaezie tau kita lagi berantem, tapi nyawa Jaezie terancam. Tolong Jaezie." Lirihnya.
Jaezie tidak tau nasibnya akan seperti apa setelah ini, entah terbunuh atau di paksa melakukan hal-hal yang menjijikkan "tolong aku."
Tidak tau berhenti dimana, Jaezie hanya di paksa berjalan dengan di tarik, di dudukan di kursi dengan tangan yang terikat "lepaskan aku." Lirihnya, "aku sedang berulang tahun, walaupun satu jam lagi, bernyanyilah ulang tahun bersamaku dan bebaskan aku, aku bisa membuat kue untuk kalian." Racau Jaezie.
Racauan Jaezie terus terdengar hingga satu jam lamanya, sepertinya di ulang tahunnya yang seharusnya bertambah umur, berujung tragis terbunuhnya dirinya "aku memiliki dosa yang banyak." Gumamnya.
Tiba-tiba penutup kepalanya di tarik, membuat dirinya mengerjap pelan, dia pikir dirinya tidak bisa melihat namun ternyata ruangannya memang gelap "percuma mataku di tutup jika ruangannya gelap, aku tidak bisa melihat apapun." Komentarnya.
Brug!
Suara jatuh terdengar oleh Jaezie "tadi aku tidak takut, kenapa sekarang rasa takutku datang? Aaaa, aku juga temanmu hantu, kita satu bangsa." Racaunya lagi, "aku memang manusia, tapi aku sedikit seperti kalian, bantu aku keluar dari sini, lalu aku akan memberikan minyak dan dupa untuk makanan kalian." Tidak ada yang bisa ia harapkan kecuali hantu-hantu itu.
Ctak!
Lampu-lampu mulai hidup menerangi ruangan tersebut, banyak tanaman bunga yang berada di ruangan itu "maksudnya apa? Apa sebelum mati aku di suguhkan seperti ini?"
"Happy birthday too you, happy birthday too you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Jaezie~." Mata Jaezie berkaca-kaca, seluruh keluarganya datang, bahkan keluarga dari kekasihnya juga datang, dan yang paling spesial, kekasihnya yang berada di paling depan, membawa kue ulang tahun.
Mereka semua datang melingkari Jaezie, Rean membuka ikatan tangan pada temannya itu. Jaezie berdiri, menatap semuanya tidak percaya "a-aku tidak tau harus mengatakan apa." Ujarnya terbata-bata.
"Tiup lilinnya sayang." Ujar Januar.
Jaezie memejamkan matanya, menangkup kedua tangannya yang terkepal di depan dadanya "Tuhan, ini nyata? Ini bukan mimpi? Namun yang terjadi tadi apa Tuhan? Namun, aku berharap tadi mimpi, aku hanya meminta kesehatan padamu, pada keluarga ku, temanku, dan keluarga kekasihku." Harap Jaezie, dia meniup lilinnya dan semuanya bersorak gembira kembali.
Mereka mulai melakukan pesta, memotong kuenya, dan Jaezie memberikan suapan pertama tentu pada papanya terlebih dahulu, lalu dia memberikannya pada om Andra dan tante eren, dan terakhir dia memberikannya pada Januar, menyuapinya dengan pelan, "setelah ini jelaskan semuanya."
"Tentu." Ujar Januar di tengah kunyahannya.
Bersambung...
Spoiler, mereka gak miskin lagi nanti