Happy reading!!Jaezie mulai berkutat dengan bahan-bahan yang baru saja ia beli, dengan adanya mangga dia juga akan membuat puding mangga dan sambal mangga.
Tapi sepertinya untuk membuat puding dan sambal mangga itu dia akan menunggu Januar untuk mengambilkannya, dia mana bisa. Jadi Jaezie memutuskan untuk membuat kue keringsepeeti cookies dan cake "aku hanya bisa berharap ini bisa menjadi bisnis besar."
"Sayang."
Jaezie menghentikan kegiatannya, dia pergi ke ruang tengah dan membantu Januar membawakan tas kuliahnya "mas, Jaezie bisa minta tolong?"
"Apa?" Tangannya membuka kemejanya menggantinya dengan kaos putih yang longgar.
"Pohon mangga di depan rumah kata papa milik kita, mas bisa ambilin mangganya kan? Satu keranjang aja mas."
Januar mengangguk "mas ambilkan, udah mulai bikinnya?"
"Udah mas, tinggal hias cookies nya aja."
"Mas ambil mangga dulu." Ujarnya.
"Makan dulu mas, Jaezie udah siapin makan malam."
"Belum jam nya, nanti aja ya."
"Iya."
Januar melangkah keluar rumah, kepalanya mendongak ke atas melihat banyaknya buah mangga yang terlihat hampir matang "ngambilnya gimana?" Dia melirik ke arah samping dan terlihat bambu yang panjang, dia mengambilnya dan ternyata itu memang alat mengambil mangga, "untung saja, aku pikir aku harus memanjatnya."
Dia mulai mengambilnya hingga satu keranjang penuh terisi oleh buah mangga, dia membawanya ke kran air di depan rumah dan mencucinya, setelahnya dia membawanya ke teras rumah dan meninggalkannya, dia akan bertanya pada kekasihnya itu, harus ia apakan mangga tersebut "Jaezie, mangganya harus mas apakan?"
"Bisa kupaskan kulitnya gak mas? Nanti di bagi dua, ada yang di potong kubus sama di serut memanjang." Pinta Jaezie.
Januar mengangguk, mengambil pisau dan juga beberapa buah wadah untuk mangganya, dia kembali ke teras rumah, duduk di lantai dan mulai mengupas buah mangga tersebut.
Setelah menghias cookies nya, Jaezie menyusul Januar dengan pisau di genggamannya, dia duduk di sebelah Januar dan membantu mengupas kulit buah mangga. Setelah semuanya terpotong, Jaezie yang memotong mangga tersebut dengan bentuk kubus dan setengajnya lagi berbentuk serutan memanjang.
"Ini buat apalagi?" Tanya Januar penasaran.
"Yang kubus bikin puding mangga mas, kalo yang serutan ini, bikin sambal mangga."
Januar hanya mengangguk, urusan memasak biarkanlah urusan Jaezie "mas nanti titipin ini ke kantin sekolah depan ya mas."
"Gak rugi?"
"Di jual 3000 gak rugi kok mas, walaupun hasilnya sedikit, tapi namanya usaha di awal gak papa."
Januar kembali mengangguk "biar besok mas aja yang nitip ini."
"Iya mas, Jaezie mau promosi di sosial media dulu mas."
Semua telah selesai, sambal mangga bahkan puding mangga yang baru saja ia buat telah jadi, ia hanya meletakkannya pada cup kecil untuk nanti di titipkan pada kantin sekolah dan sedangkan pada mbak ayu, dia akan menitipkan sambal mangga padanya.
Memotret semua masakannya lalu mengunggahnya di sosial media, menawarkan jajanannnya dengan baik agar cukup menarik. Kulkasnya tak lagi berisikan bahan sayuran dan masakan sehari-hari, namun berisi puding dan roti coklat atau dessert yang penuh dengan coklat.