akhir 🔞

251 14 1
                                    

Happy reading!!!

"Eemmh ahhh massh." Tubuh Jaezie terhentak cukup kertas, bahkan kepalanya beberapa kali membentur kepala ranjang, kakinya terbuka lebar menampilkan holenya yang telah di jarah oleh Januar, mengeluarkan dan memasukkan penisnya cukup dalam.

Keringat keluar dan menyatu, Jaezie mencengkram kuat bantal yanga berada di bawah kepalanya, dia rasanya meledak, penis Januar terlalu besar hingga langsung menekan prostatnya.

"Aahh–emm ahhh."

Plok plok plok plok

Hentakan yang di lakukan oleh Januar membuat bunyi yang menggairahkan, setiap ia menekan maka Jaezie akan mendesah keras dan kulit yang saling beradu juga menambah kesan erotis.

Januar mendongakkan kepalanya di saat spermanya akan keluar, dia mempercepat tusukannya dan menumbuk lebih dalam pada hole Jaezie.

"Ahhh mass ouh nyah emmph AHHH."

Jaezie sampai akan putihnya karena Januar memberikan kenikmatan double, penisnya langsung berada di genggamannya lalu di gerakkan secara cepat hingga tanpa aba-aba, Jaezie langsung keluar, tubuhnya membusung ke atas.

"Mashh cukup aahhh ssshh aahhh." Jaezie meringis di kala Januar terus menumbuk holenya, dia baru saja mendapat putihnya namun Januar tak memberikan dirinya waktu, ia merasakan ngilu pada bagian bawahnya.

"Sorry." Ujar Januar dengan deep voice, walaupun mengatakan hal itu, tak membuat gerakan yang di bawah sana berhenti, dia terus bergerak hingga spermanya keluar dan memenuhi lubang Jaezie, "aaargh." Geram Januar.

Tubuh Januar ambruk ke samping tubuh Jaezie, tentu dia tidak akan menindih sang istri "sudah?" Tanya Jaezie setelah nafasnya kembali normal.

Januar menggeleng pelan, tanpa melepas tautan di bawah sana, dia membawa tubuh Jaezie ke arah balkon kamar, pemandangan yang pertama kali Jaezie lihat yaitu rumah milik orang dan beberapa pepohonan.

Januar membalik tubuh Jaezie hingga membuatnya memegang besi pembatas "ma-mas?" Ini yang Jaezie tidak inginkan, Januar memang berkali-kali mengatakan ingin bercinta di balkon dan seolah mengatakan jika Jaezie adalah miliknya, tapi Jaezie tidak suka melakukan publik sex seperti itu, bagaimana jika desahannya terdengar dan bagaimana jika tubuh telanjangnya terlihat.

Januar terkekeh di saat menatap raut wajah Jaezie yang khawatir, dia mengerti "selagi dirimu tidak mendesah sangat keras, mereka tidak akan bangun, malam sudah sangat larut dan hanya kita yang terjaga."

Tangan Januar beralih pada punggung Jaezie, menekannya sedikit hingga dia menungging "kau tau ini gaya kesukaanku sayang." Geramnya rendah, penisnya sudah bisa merasakan jepitan dari hole Jaezie, "bahkan ini juga kesukaanmu."

Jaezie membenarkan ucapan suami namun dia tidak mengangguk, pikirannya sedang kalut, ini memang gaya sex yang ia suka, milik suaminya akan sangat masuk ke dalam dan berkali-kali menghantam titik manisnya hingga dia akan mendesah keras, tapi saat ini mereka berada di balkon kamar "ma-mas, ki-kita lakukan emm di dalam saja." Pinta Jaezie.

Januar menggeleng keras "sensasi yang baru akan bertambah nikmat." Januar mulai menggerakkan tubuhnya, kembali memaju mundurkan penisnya ke dalam hole Jaezie.

"Emmmh enghhh." Jaezie menggigit bibirnya agar tidak mendesah kuat, sedangkan Januar mengernyit tak suka ketika Jaezie benar-benar menahan desahannya.

Januar lebih menghentakkan tubuhnya sangat dalam hingga Jaezie memekik namun tak kunjung mendesah, dia bisa merasakan bibirnya luka dan darahnya mengalir dalam mulutnya "mendesahlah sayang."

Jaezie menggeleng keras, dia tetap pada tekadnya untuk tidak mendesah, namun seolah menggodanya, Januar menekan kembali tubuhnya dan mencengkram leher belakang Jaezie, penisnya kembali menusuk sangat dalam "sial, apa yang dia lakukan." Ujar Jaezie dalam hati, "persetan."

Love Seed (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang