12. [KEMBALI SAKIT]

538 49 0
                                    


•••

Hari ini, hari seperti biasa yang sangat membosankan. Dika merasa sama sekali tak ada hari yang menyenangkan bahkan hanya sehari saja. Semua begitu hampa, semua itulah yang kini merubah kepribadiannya.

Lelaki itu tengah berusaha untuk tertidur didalam kelasnya disaat jam istirahat tiba. Dengan bantuan dua kursi yang ia susun rapi itu, mampu membuat dirinya berhasil mencapai ketenangan.

Tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi sebagian wajahnya. Kata ayah, posisi itu sama sekali tak baik bagi dirinya, namun Dika sama sekali tidak mempedulikan akan hal itu saat ini. Yang terpenting baginya adalah sebuah ketenangan.

Temannya entah sedang kemana, semua sibuk dengan dunianya masing-masing. Bagi Dika, tak ada yang menenangkan kecuali tidur panjang, ia bahkan lupa bahwa hanya mendekatkan diri kepada sang kuasa saja sudah mampu membuat ketenangan itu berada di sisinya.

Mengingat kejadian semalam membuat dirinya menjadi malas untuk kembali kerumah. Tak ada yang berubah, ayah masih sama, pria itu pasti lebih memilih untuk mementingkan putra sulungnya. Bahkan saja ia merasa sudah tak dianggap lagi sebagai seorang anak oleh Bagas.

Pemikiran yang sangat buruk sekali.

Ketika pemuda itu tengah asik menuju ke alam mimpinya, tiba-tiba dirinya berhasil dikejutkan oleh sosok teman sekaligus sepupunya itu. Ketika Firman datang dan berhasil membuat Dika terkejut, pemuda yang semula tengah asik tidur itu berdecak kesal. Bisa-bisanya temannya ini mengganggu aktivitas yang sangat ia gemari.

Sejenak Dika mengangkat tangannya untuk menatap kearah temannya itu. "kenapa sih, man? Gue ngantuk." Setelah mengucapkan kalimat itu, lelaki itu mencoba untuk kembali menuju ke alam mimpinya.

"Heh Lo gak liat jam? Bentar lagi masuk tuh. Masih mending gue bangunin sekarang daripada nanti Lo dibangunin guru."

Firman memilih untuk mendudukkan bokongnya di sebuah meja yang berada tepat disebelah Dika. Lelaki yang sempat ia bangunkan itu bahkan kini kembali ke kegiatannya semula. Mencoba untuk mencari ketenangan dengan cara 'tidur'.

"Heh, semalem Lo begadang apa gimana? Biasanya jalan-jalan ke atap bareng si Jayendra."

Mungkin saat ini bukanlah saat yang tepat untuk tidur. Dika kemudian memilih untuk duduk saja daripada dirinya terus diganggu seperti ini. Pemuda itu mencoba untuk menyegarkan penglihatan nya terlebih dahulu sebelum dirinya membalas ucapan Firman.

"Gue ngantuk. Biasalah semalam gue ada masalah sama keluarga, jadi gue susah tidur. Makanya gue ngantuk terus di kelas hari ini." Jelasnya yang kemudian disusul dengan mulutnya yang kembali terbuka menguap.

"Pasti sama si Reyan itu, kan? Gue udah pernah bilang, Ka, kalo Lo gak betah sama mereka mending Lo tinggal sama gue aja dirumah. Enak, gak ada lagi orang yang bakal gangguin hidup Lo. Disana kita bisa main sepuasnya. Lo denger sendiri kan bokap gue sendiri yang nawarin waktu itu." Ucap Firman kembali mengingatkan ucapan ayahnya.

Mereka berdua adalah seorang saudara sepupu. Bagas adalah kakak ipar dari ayahnya Firman. Dahulu ketika mendengar kabar duka dari keluarga ini, Faiz— ayah Firman, lelaki itu melihat betapa kehilangannya keluarga kakaknya, terutama Dika yang bahkan sehari semalam tidak berhenti-henti nya untuk menangis.

Cahaya Redup [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang