"Kau yakin tidak menyukai wanita itu?" tanya Naruto saat mereka menyelesaikan balapan dan pria bermata biru itu mengambil uang yang menjadi taruhan, "Jangan bersikap denial, sejak kapan seorang Uchiha Sasuke rela menjadi seperti ini demi mendapat perhatian seorang wanita?"
Sasuke hanya menatap malas temannya.
Menyukai Sakura? Seperti definisi dari ungkapan cinta mereka setelah bersetubuh dengan wanita itu? Atau mungkin bercinta dalam sudut pandang Sakura. Sasuke tidak tahu pasti.
"Kau bisa mencari wanita lain, kenapa harus kembali ke Sakura Haruno? Banyak wanita cantik dengan bola mata hijau kesukaanmu Sasuke. Lupakan saja seks yang pernah terjadi di antara kalian. Kau itu sudah dibuang."
Naruto tertawa keras, "Dibuang, kau benar Sai. Oh, Kurenai masih terus menanyakan dirimu, dekati saja dia."
Sasuke menggeleng, "Tidak." Tidak jika bukan Sakura.
"Kalau begitu akui saja jika kau jatuh cinta, kenapa menampiknya dengan keras?" sengit Sai.
Darah, rasa sakit, cakaran di punggungnya dan pengakuan tiba-tiba dari wanita itu, bahwa seks mereka bukanlah yang pertama menjadi tanda tanya besar bagi dirinya yang tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi membahas hal itu dengan kedua temannya adalah mala petaka.
Sasuke yakin dengan pemikirannya lalu sikap dingin wanita itu saat ia menggodanya. Ada yang salah pada dirinya dan ia menyadari kebodohannya ketika mendapati rumah itu kosong sampai jam hampir menunjukkan pukul sebelas malam.
Terlalu dini kah jika ia mengklaim pengakuannya? Pernyataan jatuh cinta yang terus dibicarakan temannya dan ia tolak mentah-mentah?
Sasuke berjalan ke kamar wanita itu, membuka pintunya dan menatap ranjang yang dingin. Seketika, tatapan tulus, pernyataan cinta yang ia tampil, rasa kesepian yang ia rasakan. Lalu mengakui diri bahwa, Ya. Ia telah jatuh, entah kapan ia menyadarinya. Mungkin sejak mereka pertama kali bertemu di restoran atau mungkin lebih jauh dari itu, pada tatapan pertama mereka di hari ia melihat Sakura bersama teman-temannya, saat Naruto masih mengencani Ino.
Sasuke meraih jaketnya, hendak membalas seluruh hal tentang wanita itu yang ia salahgunakan. Lalu ketika ia menapaki kaki tepat di depan parkiran sebuah klub. Tubuhnya mematung.
Marah.
Sasuke menjemput wanita itu dengan seluruh persiapan mentalnya, tidak peduli bahkan jika akhirnya wanita itu akan menolaknya, marah, menamparnya atau apapun, ia hanya ingin jujur dan tidak ingin melihat kembali kejadian siang tadi di ruang rapat. Entah dengan Itachi atau pria lain.
Namun sepertinya Sasuke harus menelan pahit. Wanita itu malah asik berciuman dengan seorang pria tepat di depan matanya dan yang membuat dirinya diselimuti emosi, pria itu...
Itachi... Pria yang selalu menjadi saingan dalam hal apapun seumur hidupnya. Sasuke benci jika kali ini pun ia harus membagi miliknya dengan kakaknya itu. Ia tidak sudi sedikitpun.
Kali ini ia tidak lagi ragu. Tidak lagi melampiaskan emosi dengan menendang pintu. Hanya dalam beberapa jam ia menyadari tentang perasaannya dan Sasuke tidak ingin tenggelam dalam penyesalan. Dia mendekati mobil itu. Kali ini menendangnya dengan kuat dan membuat kedua orang di dalam terlonjak kaget.
"Keluar!" teriak Sasuke.
Itachi tersentak, dia menoleh dan mendapati adiknya menatap dirinya dengan alis berkerut emosi.
Sudah berapa lama Sasuke menghindari dirinya?
Dengan cepat Itachi membuka pintu mobil, dia menutupi wajah Sakura di dadanya dengan jas hitamnya lalu menatap Sasuke, "Hei, kau tahu aku di sini?" tanya pria itu lebih kepada bingung karena situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy [SasuSaku]
Fanfiction[21+] Katanya pria bisa mendapatkan uang dari para wanita kesepian. Yang Sasuke pikir kemungkinan adalah tante-tante berumur, tapi kesempatan datang tanpa bisa diduga bukan? Wanita itu kaya, tapi sombong. Yang lebih mengejutkan lagi, karena gengsi p...