Karin meliriknya sinis, sementara Sasuke hanya menatap malas dan kembali duduk, pria itu melanjutkan fokusnya pada pekerjaan yang tertunda akibat kedatangan tidak diundang dari Naruto dan Sai.
"Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya?" tanya Karin malas. Jari jemarinya yang lentik bergerak pelan dan menelusuri ujung meja, "Bukankah mereka berdua sahabatmu?"
"Lalu?"
Wanita berambut merah itu mengangkat bahu sekilas dan melonggarkan kancing pertama pada kemejanya sambil tertawa kecil, "Sungguh kejutan yang menyenangkan sejujurnya. Aku tidak menyangka kau akan memindahkan kantor pusat ke Jepang. But why?"
"Didn't I warn you?"
Karin mengulas senyum.
"Jangan melewati batas, Karin," bisik Sasuke, bola mata tajamnya melirik singkat, "Aku mempekerjakanmu bukan untuk mengambil lebih. Sesuai sajalah di posisimu."
Karin mendengus, "Harusnya ada kompensasi," ujar gadis itu cepat. Dia menatap Sasuke saat Sasuke menatapnya tajam, "Kau tidak bilang ada perjanjian ini."
"Kau bertingkah sebagai tunanganku, itu kan perjanjiannya?"
"Tapi tidak di Jepang," bisik Karin sangat pelan. "Dengar ya. Aku belum siap untuk menghadapi keluarga besar Uchiha."
Sasuke menggeleng pelan, "Untuk apa kau pikirkan itu? Aku juga tidak akan mengajakmu ke sana. Tenang saja."
"Lalu dengan kau berkata seperti barusan di depan kedua temanmu, hal itu tidak akan masuk ke telinga para Uchiha?"
"Ya lalu kenapa?" tanya Sasuke.
Karin memijat pelipisnya pelan, "Dengar ya bungsu Uchiha. Aku membantumu sebagai batu loncatan, aku masih memiliki minat yang besar untuk bekerja di sana."
Sasuke menatapnya lagi, "Menjadi model?"
"Tentu!"
"Banyak rumah mode yang bagus selain Uchiha."
"Tidak tidak! Kau salah," sanggah Karin dengan cepat, "Tujuanku Uchiha. Lalu dunia."
"Dan tidak ada hubungannya denganku," sinis Sasuke.
Karin menarik napas panjang, "Dasar brengsek! Jika kau menyeret namaku, apa kau pikir aku tidak lebih dulu di blacklist?" teriaknya kencang, Karin menarik satu tarikan panjang, "Oh Tuhan, bagaimana bisa aku berakhir dengan pria tidak memiliki hati sepertimu?"
"Kau saja yang mudah termakan bujuk rayu Orochimaru."
Karin terperangah, "Lalu kau tidak?"
"Aku memiliki tujuan dan tentu otak," jawab Sasuke sambil menyeringai, "Sementara kau hanya seperti sampah yang mengikuti arus di sungai. Berakhir pada tumpukan sampah yang lainnya lalu kalian menyatu."
Karin benci melihat bagaimana Sasuke dengan mudah mengangkat kedua bahunya lalu kembali fokus, pria itu benar-benar tidak memiliki hati nurani. Mengikat dirinya selama tiga tahun dan kini menyeretnya pada masalah yang lebih besar.
"Aku bersumpah. Kau akan mendapatkan balasannya suatu saat nanti," sengit Karin. Dia berdiri tegak dengan kedua tangan terkepal.
Sasuke tertawa, "Kau tahu pintu keluarnya."
...
"Hai anak papa!" seru Itachi sambil mengangkat tubuh Sarada dan memutarnya dengan riang sementara Sarada tertawa kencang, "Bagaimana hari ini?"
"Menyenangkan!"
"Belajar apa tadi?" tanya Itachi lagi.
"Bernyanyi paman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy [SasuSaku]
Fiksi Penggemar[21+] Katanya pria bisa mendapatkan uang dari para wanita kesepian. Yang Sasuke pikir kemungkinan adalah tante-tante berumur, tapi kesempatan datang tanpa bisa diduga bukan? Wanita itu kaya, tapi sombong. Yang lebih mengejutkan lagi, karena gengsi p...