Baiklah, katakanlah ia gila.
Sakura belum pernah dicium, dia tidak ingin dicium oleh siapapun. Atau sebenarnya ia tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali di otaknya selama ia hidup sampai dia mengenal sosok pemuda di hadapannya.
Hal-hal berbau romansa yang ia pikir akan menghambat seluruh hal yang ada di hidupnya. Hal yang ia hindari, dia tendang jauh-jauh bahkan sampai orngtuanya merasa lelah. Tapi pemuda itu dengan mudah merampas seluruh tekad dan dinding yang ia miliki hanya dengan tatapan tajam tempo hari di pintu kafe.
Lalu hari ini, kejadian singkat di pagi hari, rasa tertantang yang tinggi ketika Sasuke menyebut dirinya majikan dengan lembut. Ia mencoba untuk tidak lepas kendali.
Selama di perjalanan selama pikirannya berkeliaran.
Pemuda itu. Pemuda yang akhirnya ia tarik begitu pintu rumahnya tertutup rapat.
Sakura menyadari ketegangan dan rasa kaget yang Sasuke rasakan. Ia tidak peduli. Ditariknya kerah baju pria itu, sampai Sasuke hampir saja mencondongkan tubuhnya terlalu jauh. Lalu bibirnya dengan putus asa mengecup Sasuke.
Rasanya luar biasa. Mimpi dan khayalannya seolah seluruhnya terealisasikan. Tubuh gemetar kedua tangan yang berusaha mencari pegangan. Sandaran atau apapun. Ia merasakan kedua kakinya melemah tapi pria itu dengan santai mengimbanginya dengan cepat.
Pemuda yang kini menyangga tubuhnya pada dengan telapak tangan yang menempel erat di dinding dan memegangi belakang kepalanya agar kepalanya tidak terbentur.
Sial, Sakura merutuk berkali-kali. Memaki diri, menghina dirinya sendiri.
Bibir Sasuke padat dan lembut. Ia mengecapnya seolah itu adalah santapan terakhirnya untuk hidup. Sakura tahu ia terlihat bodoh ketika dengan putus asa mencoba mencium Sasuke.
Pikirannya dikendalikan oleh nafsu atau rasa penasaran? Atau mungkin hasrat yang selama ini terpendam dan meledak? Ia tidak tahu. Ia pasrah dan tubuhnya seolah dirayapi kupu-kupu ketika merasakan senyuman tipis tersungging di bibir pria itu lalu Sasuke balas menciumnya.
Napasnya tersendat. Pria itu bahkan hanya bergerak halus. Mengecupnya pelan, membawanya untuk bersikap lembut di saat ia tergesa-gesa. Sasuke bahkan memegangi belakang kepalanya dengan lembut dan menarik pinggangnya dengan cengkraman halus. Menghantarkan debaran kuat dan rasa malu yang memuncak. Lalu ketika mulut pria itu terbuka dan hendak memperdalam ciuman mereka. Kepala Sakura seolah dihentak kenyataan.
"Hentikan," bisik Sakura ketika akhirnya kewarasan membawanya kembali berpijak. Napasnya terengah-engah. Matanya buram. Bibirnya ia gigit kuat. Dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya. Sakura perlahan mendongak.
Sasuke mengangkat kepalanya. Setelah kehilangan bibir wanita itu dengan cepat di saat jantungnya berpacu kuat. Sasuke menatap Sakura dengan satu pandangan yang mengunci. Mata hitamnya tampak hangat dan berkobar-kobar.
Ini gagasan yang sangat buruk. Seharusnya Sakura bisa lebih mengendalikan atau mungkin ia seharusnya menghindari pertemuan tadi. Atau lebih jauh, seharusnya ia tidak membawa Sasuke ke rumahnya dan mengurangi intensitas yang ada. Tapi dia bermain nyali. Dengan rasa percaya diri, seolah seluruh hal di dunia bisa ia kendalikan, ia menantang tubuhnya. Berpikir dia adalah wanita dewasa yang bisa mengedepankan rasional dari pada hasrat tapi ia salah.
Sasuke tersenyum tipis. Mengusap pinggangnya dan membagikan tepukan halus, "Kenapa? Kau yang memulai," tanyanya dengan alis yang terangkat.
Lihat bagaimana mata pria itu tersenyum licik, bibirnya kini tampak mengandung candu yang tinggi. Sakura menarik napas, matanya melirik pada bahu Sasuke yang tegap. Bagaimana rupa tubuh pemuda itu saat memasuki usia lebih matang nanti? Ia menggeleng pelan dan berusaha mendorong dada Sasuke tapi yang didapatkannya adalah dekapan yang malah mengerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy [SasuSaku]
أدب الهواة[21+] Katanya pria bisa mendapatkan uang dari para wanita kesepian. Yang Sasuke pikir kemungkinan adalah tante-tante berumur, tapi kesempatan datang tanpa bisa diduga bukan? Wanita itu kaya, tapi sombong. Yang lebih mengejutkan lagi, karena gengsi p...