Tentu saja hal yang pertama Sakura lakukan adalah terkejut, luar biasanya lagi ponsel yang semula ia genggam erat-erat akibat debaran karena takut Tenten mengetahui sesuatu yang memalukan kini terlepas begitu saja.
Jatuh dengan suara debaman yang kencang.
Sakura terperanjat dan pemuda itu hanya melirik ke arah ponselnya. Dengan cepat wanita itu meraih ponselnya dan berdehem lalu mata hijaunya menatap tepat pada jelaga sang pemuda.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sakura dengan tenang. Dia berbalik dan berjalan lalu mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya.
Sasuke yang melihat sikap sombong sang wanita hanya tersenyum kecil, dia melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu dan menutupnya, mata hitamnya menatap tepat pada sang wanita ketika jarak mereka hanya terpaut kurang lebih sepuluh langkah.
"Menanyakan sesuatu?" tanya Sasuke pelan. Dia berdiri tepat di depan sang wanita, hanya berjarakkan sebuah meja besar saja.
Lihat, sikap tidak tahu diri dari seorang pria muda yang harusnya Sakura usir saat ini.
Sakura sendiri menatap tidak mengerti, "Apa yang kau katakan sampai security meloloskanmu memasuki lantai atas?" tanyanya dengan nada yang dibuat sedatar mungkin.
"Ah, itu?" Sasuke mengangkat bahu kirinya, "Tidak lihat seragamku?"
Dengan cepat Sakura menatap pria itu dan menahan napas, seragam cleaning servis? Apakah dia pemuda yang Tenten maksud? Yang katanya membuat heboh para wanita di bawah? Sakura meringis, itu tentu saja terjadi mengingat bagaimana tampannya pemuda di hadapannya.
Menarik napas dalam hitungan detik, Sakura kini menatap pada sang pemuda dengan raut wajah yang meringis pelan, jelas jauh dari tatapan tajam penuh percaya diri yang selama ini ia miliki, "Oh... kau bekerja sambilan?"
"Tentu," kata Sasuke, dia mengusap tengkuknya, "Menjadi mahasiswa tentu menguras kantong."
Sakura mengangkat alisnya dan mengangguk paham, "Lalu apa yang kau inginkan sampai berani datang ke tempatku?" tanya Sakura.
Katakan apapun lalu cepat pergi dari sini!
Gerakan Sasuke terhenti, dia menurunkan tangannya yang semula berada di tengkuk dan menatap Sakura dalam diam.
Satu detik, dua detik, tiga detik dan Sakura menahan napasnya kala jelaga hitam pemuda tersebut membiusnya, persetan dengan kewibawaan. Rasanya, Sakura ingin menarik pemuda itu lalu mengabulkan semua fantasi sinting dan logikanya menghantam pikiran kosongnya berkali-kali.
"Tolong hentikan niat anda untuk bermalam dengan Sai di hotel."
Sakura mematung.
"Eh?"
...
Sasuke tahu itu adalah permintaan konyol. Usahanya mendekati wanita itu adalah dengan mencari tahu sebanyak mungkin informasi tentang Sakura.
Ya, Sasuke memang sudah mengetahui nama wanita itu, usia dan posisinya di kantor ini. Mungkin itu adalah rintangan terbesar dari segala hal dalam hidupnya. Tapi menggenggam Sakura dan mendapatkan hatinya adalah prioritasnya saat ini. Terutama saat mendapati kesombongan sang wanita di kafe tempatnya bekerja tempo hari.
Berbekal sedikit bertanya, Sasuke berhasil memasuki perusahaan itu dengan posisi sebagai cleaning servis. Bukan masalah bukan? Gajinya lumayan besar untuknya yang terbiasa wara-wiri mencari pekerjaan sambilan demi menutupi banyaknya biaya yang masuk demi pendidikannya.
Sialan, meninggalkan keluarga Uchiha seberat itu ternyata. Sasuke yakin, Itachi akan menertawakan dirinya jika ia kembali pulang ke rumah.
"Pergi saja. Kau pasti akan kembali dan merengek uang pada kami lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy [SasuSaku]
Fanfic[21+] Katanya pria bisa mendapatkan uang dari para wanita kesepian. Yang Sasuke pikir kemungkinan adalah tante-tante berumur, tapi kesempatan datang tanpa bisa diduga bukan? Wanita itu kaya, tapi sombong. Yang lebih mengejutkan lagi, karena gengsi p...