About feeling

3K 339 46
                                    

Meski terlihat tidak acuh dan muak saat kedua temannya membicarakan tentang wanita dan percintaan, telinganya tetap saja berfungsi dengan normal.

Naruto dan Sai kerap kali membicarakan wanita berambut pirang yang tempo hari mereka temui, saat kali pertama ia bertemu dengan si pemilik bola mata hijau tercantik di dunia.

Naruto dengan segala pengalamannya memberitahu Sai bagaimana caranya mendapatkan uang banyak sampai-sampai Sai berhenti dari salah satu pekerjaan part timenya demi bisa bermain aplikasi dating me dan mencari korban yang akan dia peras.

Tapi dari seluruh obrolan mereka, Sasuke dapat mendengar dengan jelas percakapan tempo hari ketika mereka mengerjakan kusioner yang harus dikumpulkan pada pekan depan.

"Kau ingat Sakura Haruno?"

Sasuke sedikit melirik kedua temannya dari balik buku yang ia pegang.

"Yang mana? Banyak sekali wanita di meja itu."

Itu adalah percakapan kali pertama ia bertemu dengan Sakura.

"Yang berambut merah muda," kata Naruto, "Ino bilang dia termaksud wanita yang handal, handal dalam menangani pria. Banyak sekali pria yang mendekatinya dan Ino bahkan mengajak Sakura untuk bermain aplikasi sepertinya. Mana tahu kalian akan bertemu dengannya, atau aku?" tanya Naruto dengan cengirannya.

Lalu di paruh waktu lainnya, saat dia sudah mengenal wanita itu dengan lebih dekat dan Naruto juga Sai membicarakan wanita itu, Sai menatapnya bahkan saat ia tidak mengajukan pertanyaan apapun.

"Sakura? Oh. Dia sering bermain dengan banyak pria, tidak masalah untuk mengambil satu keuntungan dari wanita itu Sasuke. Percaya padaku."

Naruto sialan.

Sai sialan.

Apanya yang handal dari wanita yang masih perawan?

...

Sakit sakit sakit sakit sakit!

Sakura membenamkan seluruh kukunya pada punggung Sasuke dengan kedua bola mata yang terpejam. Napasnya tertahan sampai paru-parunya terasa sesak, sesuatu di antara kedua tungkainya benar-benar menyebarkan seluruh rasa sakit yang menjalar ke tubuhnya.

"Tahan..." bisik Sasuke parau. Pemuda itu mengerutkan kedua alisnya dengan kuat. Menggeram ketika merasa dirinya diremas kuat.

Persetan!

Pantas saja Naruto selalu membicarakan hal ini dengan bersemangat dan nada mesum yang tinggi. Rasanya memang luar biasa dan bahkan Sasuke sendiri tidak tahu bagaimana menjabarkan tentang hangat Sakura melingkupi dirinya.

"Aku tidak akan bergerak... Maafkan aku tapi tolong tunggu sebentar," bisik Sasuke sambil memeluk kepala Sakura dan menciumi rambut merah muda wanita itu, di bawah sana sini wanita itu bergetar dengan canggung dan Sasuke benar-benar mendengar dengan jelas rintihan tertahan juga cakaran yang menguat di tubuhnya. Tapi itu bukan apa-apa, dibanding rasa sakit yang mungkin saat ini menyiksa Sakura.

"Perih Sasuke..."

Sasuke menarik napas, dia menjauh demi menatap pada bola mata hijau kesukaannya yang menatap sendu. Wanita itu merah, wanita itu menggairahkan, bibirnya terbuka seolah memberikan undangan masuk dengan sangat jelas, lalu perlahan gemetar di tubuh Sakura mengendur. Cengkraman kukunya tidak lagi sedalam tadi tapi Sakura memutus kontak mata mereka secara sepihak dengan telinga yang kini menjadi titik fokusnya.

"You changed me..." bisik Sakura. Retinanya perlahan bergerak menatap Sasuke yang mengerutkan kening dengan bibir yang tertarik lurus. Bahkan, tidak terlihat satu ekspresi pun yang dapat Sakura mengerti, dia tertawa kecil dengan suara yang agak serak, "Menjadi wanita... Maksudku..."

"Ah," dia kehilangan kata-katanya. Sasuke tersenyum kecil dan menunduk, dia memberikan ciuman kecil pada telinga Sakura dan menghembuskan napas berat di sana. Lagi-lagi sentakan tubuh Sakura membuat dirinya diremas. Sasuke memejamkan mata dan menyusupkan wajahnya pada leher Sakura. Menghidu harum wanita itu yang seperti candu, "You are flirting with me?"

"H-hah?" Sakura melirikkan retina hijaunya, menatap pada rambut hitam Sasuke yang menggelitik dan lembut bibir pria itu yang bergerak di lehernya, dia berdehem dengan sangat pelan, memejamkan mata dan merutuki jantungnya yang berdegup kuat. Memaksa diri, memfokuskan pada apapun selain kepenuhan di bawah tubuhnya... dan berkedut, "Apa maksudmu?"

Tawa renyah dengan nada dalam yang menyenangkan mengudara.

Sasuke kini menjauh dan menarik sedikit miliknya sampai Sakura menarik napas dan mencengkram sisi bantal. Sasuke menatapnya dengan pandangan memuja yang tinggi.

"Kau... sangat cantik," bisik Sasuke. Mata hitamnya menatap keseluruhan tubuh Sakura dan meraih tangan wanita itu untuk dikecupnya dengan lembut telapak tangan Sakura, "Bagaimana bisa tidak pernah ada satupun pria yang menyentuhmu?" tanya Sasuke seraya menggigit pergelangan tangan Sakura dengan sangat lembut tepat di bagian nadi. Spot yang dia sukai.

Ino benar.

Pria muda mendebarkan baginya.

"Karena aku tidak ingin," jawab Sakura, dia memalingkan wajah dan tersentak ketika Sasuke kembali memasukkan gairahnya dengan cepat, "Tung——"

"Lalu aku?"

Dia bergerak perlahan. Dengan ritme yang ringan.

"A-apa maksudmu?" Sakura bertanya sampai Sasuke kembali menghentak dirinya, mengaburkan rasa sakit yang sebelumnya sempat hilang menjadi campuran perih dan nikmat.

"Kau tahu yang kumaksud," bisik Sasuke, dia mencengkram tangan Sakura yang tadi dikecupnya dan menaruhnya di sisi wajah wanita itu, tubuhnya mengukung Sakura dengan posesif, dengan kekuatan dominasi yang tinggi dan seolah ia adalah pemenang mutlak. Tubuh bawahnya mulai bergerak seolah memiliki kendali sendiri.

"Aku, tidak, maksudku..." Sakura meracau.

Kepalanya tidak lagi mampu menemukan kata-kata atau kalimat apapun demi menyangkal atau menjawab singkat pertanyaan yang diajukan. Gemetar pada kedua pahanya kini menjadi fokus utama, sentakan di bawah sana, bola mata hitam yang menatap dan menguncinya, Sakura kehabisan napas. Dia membuka mulutnya, mencari oksigen dan Sasuke menutup dirinya dengan ciuman panas yang bergairah.

Hentakan itu semakin terasa nyata.

Jika Sasuke membiarkan tangannya mencengkram pergelangan tangan kiri Sakura, dia menggunakan tangan kirinya sendiri untuk menarik pinggul wanita itu, apalagi tujuannya selain membenamkan dengan sempurna miliknya yang keras?

Deru napas mereka menyatu dengan wajah yang memerah. Sasuke tidak bisa mendefinisikan apa yang ia rasakan saat ini selain nikmat, dia mencengkram kuat pinggang Sakura tidak peduli meski cengkeramannya akan meninggalkan bekas merah dan ketika desahan kuat terlepas dari wanita di bawahnya. Sasuke melepaskan tangan Sakura dan berfokus untuk mengejar putihnya sendiri.

Dia menghentak kuat dan dalam, beberapa kali dan mengenai titik yang Sakura miliki. Desahan mereka menggema, memenuhi kamar itu dengan aroma percintaan yang kental.

Lalu saat Sasuke merasa akan mendekati putihnya, Sakura menarik wajahnya untuk menatap wanita itu. Bibirnya yang merah berkata dengan sangat lirih.

"Aku menyukaimu..."

Sasuke datang, dia menarik dirinya dengan cepat dan menghamburkan putihnya pada paha Sakura dengan napas yang terengah-engah. Kemudian matanya menatap pada wajah cantik di bawahnya.

Sial, perasaan bersalah apa yang kini ia rasakan?

...

To be continue...

Sugar Mommy [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang