Menggeram.
Ketika jam sudah menunjukkan waktunya pulang, Sasuke dengan cepat menuju tempat teman-teman berada. Tepatnya pada pinggiran trek motor anak nakal.
Bola matanya menatap sekeliling, berharap menemukan Naruto dan Sai. Setelah mendapati Naruto yang melambai ke arahnya, Sasuke berjalan mendekat.
"Ada angin apa kau kemari?" tanya Naruto sambil memamerkan deretan giginya yang putih.
Sai memutar gas motornya berkali-kali sampai menimbulkan suara bising yang disoraki banyak gadis seusia mereka, "Balapan lah, apalagi?"
"Bukan, maksudku... Sasuke sangat anti dengan hal seperti ini kan? Lalu tiba-tiba meminta kita bermain sebentar?"
Sai menyeringai, "Turuti saja, ayo kalahkan dia dan buat dia babak belur."
Sasuke tertawa kecil, "Ya tentu, itu maksud tujuanku kemari, ayo kita bertanding dan aku akan meminta kalian untuk melakukan seluruh hal curang yang pernah kalian lakukan selama kita balapan, aku tidak akan marah, berdarah pun tidak masalah."
Sai dan Naruto menatap bingung.
"Masuk rumah sakitpun tidak masalah."
Karena aku tidak akan membiarkan Sakura mengusirku dengan mudah. Menjadi pasien akan menimbulkan rasa belas kasihnya, tidak masalah untuk itu.
"Wah gila. Kepalamu pasti habis menabrak sesuatu." Sai mengomentari sambil menatap takjub, "Jujur saja, banyak sekali dendam yang aku pendam setiap aku kalah taruhan denganmu."
"Aku setuju." Naruto menimpali dengan cepat.
"Ya sudah ayo," kata Sasuke.
Kerumunan semakin riuh ketika Sasuke mendekati Suigetsu yang menyeringai. Mereka memang kerap kali melakukan balap liar dengan taruhan yang lumayan besar dan tentu Sasuke akan membagi hasil dengan Suigetsu karena sejak ia kabur, seluruh asetnya disita.
"Balapan lagi?"
Sasuke mengangguk.
"Wah, panen."
"Bawa saja kemari motor paling jelek yang kau punya," ujar Sasuke malas, dia mengeluarkan uang dari dalam tasnya, sebuah amplop berisi uang tunai yang didapatkannya dari ibu kos yang mengusirnya tempo hari, "Ini untuk ganti rugi."
"Astaga, tunggu," sela Suigetsu pelan, "Kau mau misi bunuh diri?"
Bunuh diri?
Sasuke mendecih kesal, mengingat dengan jelas ketika ia melihat Itachi yang memeluk posesif Sakura di dalam ruang rapat.
Sasuke tahu, Itachi akan menemukannya dengan mudah di manapun ia berada karena pengaruh kekuasaan dan juga uang. Tapi ia tidak akan menyerah untuk yang satu ini, maka dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya, Sasuke menendang pintu kayu itu sampai bergetar dan berbalik.
Sasuke belum mau Itachi mengetahui tentangnya, tentang Sakura dan tentang mereka. Ia harus melarikan diri terlebih dahulu, mencari cara bagaimana membuat Sakura bertekuk lutut padanya lalu kemudian muncul sebagai pewaris kedua Uchiha Group untuk membuat Itachi bungkam.
Atau dia yang terlebih dahulu bertekuk lutut pada wanita itu?
Ah, sial. Sasuke benci tatapan baik-baik saja yang Sakura perlihatkan kala menyelipkan surat di sakunya atau bagaimana wanita itu menarik dasi Itachi dengan tatapan yang sangat seksi.
Sasuke memukul kepalanya sekali demi menjernihkan otaknya tapi seluruh temannya menjerit.
"Astaga, dia benar-benar gila."
"Apa kau yakin dia tidak kemasukan hantu?"
"Mungkin akhirnya Sasuke menjadi tumbal pesugihan."
"Awh, itu sangat sakit sekali, hei Sasuke, lelah menjadi pemuda baik-baik? Aku ada obat jika kau mau, tawaranku masih berlaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy [SasuSaku]
Fanfiction[21+] Katanya pria bisa mendapatkan uang dari para wanita kesepian. Yang Sasuke pikir kemungkinan adalah tante-tante berumur, tapi kesempatan datang tanpa bisa diduga bukan? Wanita itu kaya, tapi sombong. Yang lebih mengejutkan lagi, karena gengsi p...