Kiss

3K 394 72
                                    

Shock, atau lebih tepatnya terkena serangan jantung.

Itu adalah apa yang saat ini Sakura rasakan ketika tangan besar Sasuke menangkap dagunya dan menarik dirinya. Pria itu bahkan tidak memberikannya satu detikpun untuk berpikir dan Sakura yakin, bumi saat ini telah menghentikan waktunya.

Pria itu panas, bibirnya terlihat lebih lembut dari apa yang Sakura bayangkan dan hembusan napasnya yang hangat menerpa wajahnya.

Susah sekali untuk berpikir jernih. Bahkan air putih yang mengalir antara mulut Sasuke ke mulutnya benar-benar lenyap dalam sekejap dan menyisakan bibir mereka yang masih menyatu.

Jantungnya tidak baik-baik saja, jantungnya kacau. Kepalanya pening dan napasnya seolah tersendat di nadi kiri yang perlahan di sentuh tangan Sasuke.

Sakura memejamkan mata. Tidak sanggup menatap pria itu di saat pikirannya benar-benar gemetar.

Menunggu beberapa detik, Sakura pikir Sasuke akan melepaskan dirinya setelah memberinya minum dari mulut ke mulut tapi tidak!

Pria itu malah menarik dagunya untuk lebih tinggi dan membuka mulutnya lagi untuk melumat bibir Sakura.

Tuhan! Jika aku mati izinkan aku untuk menyelesaikan yang satu ini terlebih dahulu!

Sasuke melumat bibirnya dengan amat lembut, menyesap kekenyalan Sakura dalam kecupan kecupan seperti kupu-kupu dan tangan lain pria itu perlahan menyelinap masuk ke sela-sela jarinya, menangkap punggung tangannya dengan remasan yang membuat seluruh jari kakinya menekuk kuat.

Gemetar dan Sakura mendesah lalu lumatan itu berhenti. Jantung mereka berdua berdetak kuat dan seolah berlomba sampai Sakura tidak bisa memilah mana miliknya dan mana milik Sasuke.

Sasuke menjauh tapi hanya beberapa inchi. Melepaskan bibirnya tapi masih mempertemukan bibir mereka dalam sentuhan ringan dan napas memanas yang bercampur.

"Maaf," bisik pria itu pelan.

Gelitik bibirnya yang bergerak membuat perut Sakura terpilin. Aroma sampo segar dan kulit bersih pria itu memanjakan hidungnya dan Sakura mencoba untuk memundurkan kepalanya demi menghindar.

Tapi pria itu mengejarnya!

Napasnya memburu, seluruh tubuhnya gemetar akan kebutuhan yang lain dan Sakura menjerit untuk memaksa Sasuke menjauh tapi tentu jeritan itu hanya mencapai otaknya.

"Kau begitu harum. Maaf aku bersikap lancang tapi tolong izinkan aku berbuat lebih jauh dari ini."

Lebih jauh dari ini itu apa?!

Bola mata hijau itu gemetar dan perlahan mengangkat pandangannya untuk menatap pada kedua bola mata Sasuke yang menajam.

"Sasuke... Aku—"

"Sakura kau di rumah?"

Tersentak!

Kedua menoleh bersamaan tepat pada saat Sasori memasuki rumah itu dan seketika terdiam.

Pria dengan helaian rambut merah darah itu mematung. Menatap pada seorang wanita yang ia sukai sedang dikurung dengan dua lengan kokoh pria berusia muda. Sasori mendengus sambil menyeringai dan Sakura dengan cepat menyingkirkan Sasuke lalu berdiri.

"Ah, hei? Ada apa?" tanya Sakura dengan nada sedikit panik. Jelas saja ia panik, beberapa detik lalu jantungnya berdegup kencang untuk alasan yang lain, entah harus bersyukur atau tidak dengan kehadiran Sasori saat ini. Di rumahnya, di jam segini. Sasori menatapnya diam sambil mengangkat sebelah alisnya dan Sakura tersenyum kecil, "Jam empat pagi?"

"Apa sekarang aku harus memiliki jam jam tertentu untuk mendatangi rumahmu?" tanya Sasori dengan nada sedikit jengkel. Sudut matanya melirik pada sosok pria yang mungkin berusia dua puluhan. Pria dengan rambut hitam legam dan sedikit basah? Apa yang Sakura lakukan dengan pria itu di jam segini? Tidak, lebih tepatnya... Apa mereka baru saja berciuman tadi?

"Tidak," ujar Sakura dengan cepat. Dia menggeser tubuhnya, seolah mencoba menutupi pandangan Sasori pada Sasuke, "Ada hal penting yang perlu aku periksa? Seingatku aku sudah meminta tolong Gaara untuk besok pagi."

"Sekarang sudah pagi sayang," bisik Sasori dan pria itu menyadari sentakan kecil dari bahu pria di sofa sana. "Kau tidak bisa tidur lagi? Memikirkan rapat besok?"

Tidak. Tidak ada apapun di meja di sana. Hanya ada satu cangkir kopi dan gelas berisi air putih. Sasori tersenyum kecut, sepenuhnya menyadari apa yang saat ini sedang terjadi.

"Rapat?" Sakura melirik kan matanya panik, "Ah, tentu. Aku memikirkan rapat, kita harus memenangkan kerja sama saat ini."

"Aku mengganggu sesuatu?" tanya Sasori pelan, pria di sofa sana menyandarkan tubuhnya pada sofa dan menatap dirinya juga Sakura dengan pandangan malas, Sakura menggeleng cepat, "Atau... Mengganggumu dengan pria kecil itu?"

"Aku sudah dewasa tuan," sahut Sasuke cepat.

Sakura menarik napas.

Sial, kenapa tidak ada yang berjalan baik tentang hari ini?

"Oh ya? Berapa usiamu?" tanya Sasori sambil menatap pria muda di sana. Menunggu sambil menahan tawa tapi pria muda itu malah tertawa lebih dulu.

"Yang pasti aku tidak setua kau."

Sasori menyipitkan mata dan melirik Sakura, "Kau pungut di mana dia?"

"Sasori, kata memungut terdengar sangaaaat tidak pantas," bisik Sakura dengan suara kecil.

Jangan ada pertengkaran. Jangan ada kekacauan.

"Lalu apa? Pria muda berusia dua puluh tahun? Di rumahmu? Mengurungmu dan suasana romantis apa yang sedang kalian bangun?" tanya pria itu cepat dengan nada sedikit meninggi.

Tiba-tiba saja tawa Sasuke terdengar dan kedua orang dewasa itu menatap Sasuke.

"Oh ayolah tuan, jangan membuat majikanku ketakutan atau aku akan menggigitmu."

Sasori menatap sengit.

"Apapun yang kau pikirkan, itu bukan seperti yang terlihat," bisik Sakura berusaha menenangkan Sasori. Sasori tidak menyukai siapapun pria yang mendekati Sakura sejak dulu, baginya Sasori benar-benar seperti seorang kakak laki-laki protektif yang kadang sangat menyebalkan. Atau mungkin tidak, yang terjadi antara dirinya dan Sasuke adalah sebuah kecupan... dan juga lumatan dan akan menjadi hal yang lebih jauh jika Sasori tidak datang! "Jadi tenangkan dirimu dan katakan ada apa kau datang kemari?"

Sasori menatapnya malas, "Aku akan membicarakannya setelah kau mengusir pria itu."

Sasuke mengangkat bahu tidak peduli.

"Sasuke, masuklah ke kamar," bisik Sakura pelan, melirik Sasuke dari balik bahunya.

Sasuke? "Tidak, masuk ke kamar? Memang dia hewan peliharaan mu? Usir dia dari rumahmu!"

"Sudah kubilang untuk jangan membuat majikanku marah tuan, aku bisa mencabikmu dengan sangat sadis," bisik Sasuke. Dia tertawa kecil, puas melihat emosi yang dikeluarkan pria itu. Hah! Dia mengganggu dirinya dan Sakura. Padahal sebentar lagi mereka akan—

"Sasuke, kumohon?" bisik Sakura pelan.

Sasuke memejamkan mata dan menghela napas, "Baiklah sayang," katanya tajam sambil menatap tepat pada retina pria di hadapan Sakura lalu berbalik dan berjalan ke kamarnya dengan santai.

Sementara itu Sasori dengan cepat menoleh dan menatap Sakura dengan kedua alis tertaut, "Sayang?"

"Oh ayolah. Kau sering kali memanggilku sayang," keluh Sakura.

"Itu hal yang berbeda!"

"Apa bedanya? Kata sayang yang kau ucapkan dan Sasuke ucapkan sama saja! Tidak memiliki arti apapun bukan?"

Sasori bungkam.

"Jadi ada apa kau kemari?" tanya Sakura pelan.

Sasori menarik napas, berusaha untuk mengontrol emosinya untuk tidak mendobrak kamar pria bernama Sasuke itu dan menghajar pemuda itu sampai babak belur.

Tidak sekarang, jangan membuat Sakura tidak menyukaimu.

"Ayo. Aku akan menjelaskan salah satu hal yang mungkin akan membuatmu memenangkan kerja sama dengan Uchiha Corp. Aku sahabat baik Itachi."

...

To be continue 🤍

Sugar Mommy [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang