Sorry💔 - HaruNori (3)

1.1K 137 33
                                    

Aku suka kalian emosi, ayo misuh lagi 😆😆




****

Dongi menggenggam tangan sang adik yang tengah meringis kesakitan saat Ia akan dibawa masuk ke IGD.

"Maaf, tolong tunggu di luar. Kami akan menangani pasien" ucap perawat. Dongi hanya bisa mengusak rambutnya frustasi dan mendudukan dirinya di kursi tunggu.

Beruntung saat Yoshi menelfon, Ia sedang berada di luar kantor. Kemana suami adiknya? Apa dia tidak bisa dihubungi? Dongi mencoba menghubunginya namun tidak ada jawaban. Lalu Dongi memutuskan untuk memberitahu keluarga juga mertua dari adiknya.

Kemudian disaat yang bersamaan seseorang menghampiri Dongi.

"Bang Dongi?" Dongi mendongak mendapati sosok Jihoon di dekatnya.

"Bang Dongi ngapain? Siapa yang sakit?" Tanya Jihoon.

"Oci Ji" ucap Dongi membuat Jihoon terkejut.

"Oci kenapa bang? Dia di dalem?"

"Perutnya sakit Ji" ucap Dongi. Jihoon lantas masuk ke dalam membuat dokter dan beberapa perawat di dalam terkejut.

"Dokter Jihoon?" Jihoon hanya mengangguk kemudian mendekat ke arah Yoshi yang baru selesai dipasangkan infus.

"Dokter kondisi janinnya melemah"

"Lakukan yang terbaik, jika bisa selamatkan keduanya" ucap Jihoon.



****





"Dimana Haruto?" Tanya papa membuat semua menoleh.

"Mungkin dia sibuk diperusahaan Hanbin, beri kabar saja biar dia tidak khawatir" ucap Ayah Yoshi. Sementara Mama mati-matian menahan agar tidak memberitahu kebenarannya saat ini karena Ia sudah berjanji pada Yoshi.















"Katanya dokter lagi nanganin pasien yang hampir keguguran, kita tunggu sebentar ya?" Ucap Haruto sambil merangkul Wony.

"Iya gapapa Ruto, aku gak sabar anak ini lahir" ucap Wony. Haruto tersenyum kemudian mencium pucuk kepala Wony tepat saat Dongi melihat itu.

"Bajingan" umpat Dongi tanpa basa-basi menghampiri Haruto lalu menarik kerah bajunya. Haruto terkejut dan belum siap saat Dongi tiba-tiba mengamuk padanya.

Buughhhh

Bogeman keras dan mentah itu langsung mengenai tulang pipi kanan Haruto.

"Jadi gini kelakuan lo selama ini?! Jangan bilang lo juga yang bikin ade gue hampir keguguran?!"

Mama, papa, ayah dan bunda yang menyaksikan itu langsung menghampiri mereka.

"Dongi! Apa yang kamu lakukan?" Tanya ayah. Dia terkejut anaknya memukul Haruto.

"Haruto gapapa? Kamu nyusul Oci kan nak?" Tanya bunda yang bantu Haruto berdiri.

"Ayah sama bunda jangan bela dia. Karena dia ade masuk rumah sakit" ucap Dongi membuat Haruto terkejut.

Sementara mama yang melihat ada Wony pun langsung menghampirinya.

"Jalang ini udah saya ingetin berulang kali jangan dekati anak saya. Kamu penyebab hancurnya rumah tangga anak dan menantu saya. Kehamilan kamu itu hanya senjata kan?! Saya tau kamu hamil sama orang lain" sentak mama.

"Mama!"

Plakkk

Hanbin menampar putranya saat membentak sang mama.

"Kamu keterlaluan Haruto. Bajingan kamu!" Bentak Hanbin marah. Dia sangat malu sekarang di depan orang tua Yoshi.

Jihoon keluar dari ruangan saat keributan itu terjadi. Ia langsung menghampiri mereka. Dongi yang menyadari itu langsung menoleh.

"Jihoon, gimana ade gue?" Tanya Dongi dan semua keluarganya lantas berdiri mengelilingi Jihoon.

"Janinnya sempat melemah, tapi sekarang sudah mulai stabil. Yoshi perlu perawatan yang intensif untuk saat ini" ucap Jihoon kemudian menatap Haruto dan Wony.

"Ada hal yang perlu saya sampaikan berhubung semua keluarga Yoshi di sini termasuk anda suaminya kan?" Tunjuk Jihoon pada Haruto yang masih diam.

"Saya menemukan luka lebam di bagian lengan Yoshi, pergelangan tangan juga bagian bawah rahangnya memerah. Apa sesuatu terjadi sebelum Yoshi dilarikan ke Rumah Sakit?" Tanya Jihoon. Kini semua tatapan mengintimidasi itu beralih pada Haruto.

"Kamu apakan anak saya?" Tanya Jiyong.

"Haruto... kamu yang ngelakuin ini?" Tanya mama kini memegang bahu anaknya sembari mengguncangnya.

"Jawab Haruto!"

"Bajingan" desis Jiyong. "Jika benar Haruto melakukan kekerasan pada Yoshi, maka mereka lebih baik bercerai. Anakku tidak pantas mendapatkan hal seburuk ini" ucap Jiyong kemudian kembali ke ruang tunggu diikuti bunda dan Dongi.

"Pulang Haruto" perintah papa tanpa bisa ditolak. Sementara mama langsung mengikuti suaminya.

*****







3 hari berlalu kondisi Yoshi membaik. Namun Ia menjadi sosok yang lebih pendiam dan bicara seadanya.

"Nak.." panggil bunda. "Makan ya? Kamu belum makan dari tadi" ucap bunda.

"Gak nafsu bun" saut Yoshi.

"Sayang, tapi kasian loh anak kamu"

"Lebih baik dia mati kan bun?" Sesak mulai Yoshi rasakan lagi. Bagaimana mungkin Ia mempertahankan bayi ini sedangkan ayah dari bayinya saja sudah tidak peduli.

"Sayang, jangan bicara seperti itu. Anak ini gak salah sayang, jangan sampai kamu benci dia karena ayahnya" ucap bunda.

"Sakit bun.. kenapa dia jahat? Kenapa dia gak dari awal bilang kalo dia bosen jalanin hubungan karena aku gak bisa nurutin kemauan dia"

"Bunda tau sayang, tapi bayi ini gak salah nak. Dia juga gak tau dan gak minta buat dihadirin di rahim siapa" ucap bunda sambil mengusap rambut Yoshi.

"Oci capek bunda, tiba-tiba Haru berubah. Dia kasar bunda, dia hampir bunuh Oci hiks hiks" bunda yang sedih langsung memeluk putra bungsunya itu.

"Maafin bunda sayang"

*****










"Papa benar-benar kecewa Haruto. Alasan kamu gak bisa papa terima dengan logika. Seharusnya kamu bisa bersabar menunggu Yoshi siap. Bukan malah mencari pelarian. Keluarga Yoshi pasti juga sangat kecewa sama kamu. Padahal mereka sangat percaya bahwa kamu bisa menjaga dan mencintai Yoshi sepenuhnya seperti yang selama ini kamu lakukan.

Tapi apa? Pada akhirnya kamu sendiri yang bikin semuanya hancur Haruto. Wanita bernama Wony itu hanya ingin hartamu. Dia hanya terobsesi padamu. Lihat, sekarang. Seberapa dalam Yoshi mencintaimu sehingga Ia tidak memberitahu siapapun tentang masalah ini. Anak itu terlalu baik untuk bajingan seperti kamu Haruto." Ucap Hanbin lalu meninggalkan anaknya. Sementara mama memilih untuk menyerah. Keluarga Yoshi bukanlah orang yang mudah untuk memberi kepercayaan pada orang lain apalagi menyangkut tentang kebahagiaan Yoshi. Jika sudah begini, maka membutuhkan waktu untuk pintu maaf mereka terbuka.





















"Paris" ucap sang ayah. Yoshi hanya diam dan mengangguk.

Sang ayah memutuskan untuk membawa keluarganya ke Paris dan menetap di sana. Tidak masalah jika Yoshi melahirkan tanpa suaminya. Yang terpenting Yoshi juga calon bayinya jauh dari Haruto. Sang ayah menyiapkan surat cerai untuk Yoshi tanda tangani kapanpun dia siap. Meski marah dan kecewa, sang ayah tetap menghargai keputusan Yoshi.







*****

Story Line [ Yoshi Ft. All Member ] ONE/TWO SHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang