TD XIX

5.4K 576 45
                                    

"Scorpio sama Aries...." Gumam Reena fokus mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Love hate relationship?" Alisnya menyatu. "Bakal toxic dong?" Ia mengangkat wajah, menatap seseorang yang duduk tak jauh darinya dengan kepala sudah menumpu pada meja membuatnya meringis.

"Adlanjing punya rajah elang, Kaluna juga punya karena orang yang dia sayang suka elang, berarti..."

Reena meletakkan ibu jari dan jari telunjuknya di dagu, kepalanya sesekali miring ke kanan dan ke kiri, selayaknya seorang detektif yang sedang memecahkan teka-teki, ia tampak sangat fokus sekarang.

Namun, sepersekian detik kemudian ia menggeleng kuat dengan tangan yang memukul kepala.

"Gak, gak mungkin." Tepisnya, selanjutnya tertawa sumbang karena pikiran bodohnya. "Lagian kalau Adlanjing sama Kaluna...,"

"Sayangg! Baju aku mana?"

"Arsen mau dikemanain?"

Seolah memiliki lawan bicara, Reena bertanya dengn alis terangkat.

"Atau jangan-jangan... Kaluna pacaran sama Arsen tapi sukanya sama Adlanjing?" Dengan mata membulat Reena cepat-cepat menutup mulut asalnya.

"Ahh, lebih gak masuk akal karena udah jelas-jelas Kaluna gak suka Adlanjing, karena dari awal aja dia-" Belum sempat kalimat itu tuntas, tetapi tenggorokan Reena serasa tercekat, persepsi yang tadinya tidak mungkin kini menjadi mungkin karena...

"Dari awal aja d-dia udah ngasi warning supaya gue gak deket-deket ke Adlan..."

.

.

.

Arsen.

Ya Arsen.

Lelaki yang tempo hari Reena dengar suaranya saat ia menelpon Kaluna adalah Arsen. Ahh, mungkin jika menyimpulkan sendiri terkesan terburu-buru, mungkin si lelaki itu untuk saat ini kita katakan saja suaranya 'mirip' dengan suara Arsen.

Tak habis pikir, sebegitu rapi Kaluna menyembunyikan identitas kekasihnya dari Reena, akhirnya kecolongan juga lewat suara yang tak disengaja. Jika memang benar Arsen adalah orangnya, maka Reena tak merasa lega, justru ia merasa janggal.

Oh ayolah, bukankah kalian juga merasakan hal yang sama? Tentang... Mengapa? Mengapa Kaluna tidak ingin Reena mengetahui kekasihnya? Mengapa selama ini keduanya terlihat biasa saja seakan tidak memiliki 'hubungan' apa-apa? Dan... Mengapa Kaluna justru mengenalkan Reena pada Arsen? Terlebih maksud mengenalkan di sini dalam "quotation mark" memiliki arti lain yang pasti kalian tahu maksudnya.

Benar-benar, semuanya terasa janggal bagi Reena.

"Arghhh."

Frustasi. Itulah yang dirasakan Reena sekarang.

"Rere?"

Mendengar namanya disebut membuat Reena yang tadinya tertunduk dengan rambut berantakan mengangkat wajah.

"Koko!?" Pekiknya. Wajah yang tadi suram berubah sumringah dalam hitungan detik. Sedangkan seseorang yang dipanggil Koko tersebut tersenyum manis mengusak puncak kepalanya.

"Lagi ada masalah? Tadi Koko liat kamu ngacak-ngacak rambut," Pria dengan balutan jas itu menunjuk rambut Reena dengan dagunya. "Liat tuh rambut kamu, udah kayak singa." Katanya tertawa kecil membuat Reena mendengus merapikan rambutnya.

"Masih aja ngeselin, pantes gak laku." Cibir Reena yang hanya ditanggapi senyum geli oleh Jericho.

"Gimana kabar kamu?"

Seolah berbeda orang, pertanyaan hangat itu keluar bersamaan dengan suara yang sopan didengar.

"Yahh, kayak yang Koko liat." Jawab Reena. "Koko sendiri?" Ia balik bertanya.

"Yahh, kayak yang kamu liat." Katanya menirukan ucapan Reena barusan membuat keduanya terkikik geli setelahnya.

"Mama gimana kabaranya?"

Reena yang tadinya ingin menyedot jusnya menjadi urung, matanya berpindah pada netra sang kakak yang penuh arti membuat hatinya terhenyak. Kecewa dan rindu, seakan menyelimuti netra jelaga itu.

"Ko, gak mau pulang aja?" Tanya Reena hati-hati, dan kata-kata Jericho selanjutnya membuat ia seperti merasakan sakit yang sama.

"Emang masih diterima?"

Senyum kecut terbit di bibir Jericho.

"Ko, Rere gak tau masalah Koko sama mama apa, tapi... Apa gak bisa dibicarain baik-baik?"

Jericho menggeleng lemah. "Bahkan kalau pun bisa, Koko terlalu malu buat ngejelasin semuanya Re..."

"Ko...," Reena mengusap punggung tangan Jericho. "Sebenernya ada apa? Rere bingung kalau terus-terusan ada di tengah gini,"

"Maaf," Suara bariton itu sedikit bergetar. "Semuanya salah Koko."

Reena menggelengkan kepalanya. "Bukan itu jawaban yang mau Rere denger. Rere tanya kenapa? Ada apa? Kenapa semuanya salah Koko? Emangnya Koko ngapain?" Pertanyaan beruntun itu mendapatkan atensi dari Jericho yang tadinya tertunduk dalam.

"Re, kamu percaya kan kalau Koko sayang sama kamu?"

Tak ingin terlalu memikirkan pertanyaan yang tiba-tiba itu, Reena mengangguk.

"Berarti kamu juga harus percaya kalau mama lebih sayang sama kamu." Sambung Jericho.
"Percaya kalau semua yang mama lakuin untuk kamu, untuk kebaikan kamu." Ucapnya.

"Re...," Jericho ingin menggenggam tangan Reena, namun dengan cepat si empu menepisnya.

"Sayang?" Beonya. "Koko yakin?" Ia tersenyum remeh.

"Kalau mama sayang sama aku, harusnya mama gak misahin aku dari Koko. Kalau mama sayang sama aku, harusnya mama gak nyuruh aku pergi sejauh mungkin ninggalin rumah." Ucapnya. "Ko, arti sayang tuh emang gini ya?"

Tidak, kalimat terakhir itu bukan pertanyaan, tetapi sebuah sarkasme yang diucapkan dengan nada lebih sopan.

"Koko udah bilang kalau itu semua mama lakuin karena mama sayang sama-"

"Enggak, Ko. Mama tau dari dulu aku gak bisa jauh dari Koko, tapi-"

"Justru itu Reena." Suara Jericho menegas, sorot matanya berubah tajam membuat Reena bungkam.

"Yang tau masalah Koko itu mama, kamu dijauhin dari Koko itu karena mama tau kalau Koko nantinya bawa pengaruh buruk untuk kamu."

Pengaruh buruk? Maksudnya?

"Koko belain mama? Koko setuju kita dipisahin kayak gini?"

"Bukan gitu-"

"Kalau setuju sama keputusan mama, kenapa Koko masih terus ngehubungi aku? Bukannya Koko bilang aku harus jauh-jauh dari Koko?"

Skakmat.

Jericho menghela nafas, sebenarnya dia benci fakta bahwa, "Karena sebenernya justru Koko yang gak bisa jauh dari kamu," dan ia lebih membenci fakta bahwa,

"Tapi, mau gimanapun kita masih sekandung, Re..."

























































Hint : Pada akhirnya, semua akan saling berhubungan

Tbc...

THE DEVIL || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang