"Than, kalau suatu saat Shila sama Ansel ada di suatu bahaya disaat bersamaan, lo lebih selamatin yang mana dulu?" pertanyaan Juna mampu membuat Gathan menatapnya sinis di malam itu. Dan juga membuat Sena dan Gara terkekeh.
Malam hari yang begitu membosankan membuat keempat sahabat itu berkumpul di kamar Sena yang kebetulan sedang tidak ada siapa-siapa di rumahnya.
"Pertanyaan lo kayak orang bodoh," jawab Gathan. Sedangkan Gara sudah mengangguk setuju.
"Menurut lo emang Gathan bakal nolongin siapa, Jun?" tanya Sena. Yang ditanya mengangkat bahu singkat.
"Jadi, siapa, Than?"
"Lo kepo banget ya nyet?" tanya Gara seraya mengumpat.
Juna meneguk air yang ada dihadapannya, kemudian beralih menatap tiga sahabatnya secara bergantian. "ya, siapa tau, kan, Gathan lebih pilih nolong Ansel. Secara, cinta pertama sulit dilupakan."
Gathan melempar tas kecil milik Gara ke arah Juna. "Ya, gue pilih nolongin Shila, lah!" serunya mantap, "Lagian ini apaan, sih, anjing. Pertanyaan lo kayak bocah SMP," lanjutnya.
Juna tertawa menanggapi Gathan yang terlihat begitu kesal meladeni ucapannya. Malam itu, sebuah ucapan Gathan mungkin menjadi sebuah ucapan yang harus ia buktikan ke depannya. Sebuah pertaruhan, antara, lebih memilih kekasihnya, atau masa lalunya.
*
Sudah seminggu sejak pernikahan Dipta. Kini kelas duabelas sedang melakukan pengambilan nilai praktek berenang untuk nilai Pelajaran Penjaskes. Seluruh kelas duabelas ke gedung belakang Sekolah. Iya, gedung itu memang khusus latihan renang.
Tania menyenggol lengan Shila. "Akhirnya bisa belajar bareng ayang."
Olin yang mendengar itu langsung mendelik, "Ih, males banget gue sama manusia bucin, nih, kayak lo berdua."
Shila terkekeh, "Lagian, sih, inceran lo anak Sekolah lain."
Olin berdecak, "Soalnya di sini enggak ada yang seganteng Azka."
Kali ini, Tania yang terkekeh. "Kayaknya yang lebih bucin tuh elo deh Lin."
Belum sempat Olin menjawab, Pak Angga sudah lebih dulu bersuara, memerintahkan agar seluruh murid berbaris di hadapannya.
Pak Angga mengabsen satu persatu muridnya. Hari ini ada 4 kelas dulu yang praktek. Setelah mengabsen, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu yang dipimpin oleh Pak Angga.
"Shil, tuh cewek enggak berhenti deketin Gathan, ya?" tanya Olin berbisik. Shila yang berada di belakang Olin langsung menoleh ke ujung kanan. Ansel berdiri tepat di sebelah Gathan, ia sedang mencoba mengobrol dengan Gathan tetapi cowok itu tetap diam.
Setelah selesai pemanasan, kini kelas Karin yang lebih dulu mengambil nilai. Sedangkan Kelas Shila, Gathan, dan Alen hanya memperhatikan.
Shila beranjak dari duduknya, membuat Olin dan Tania menoleh. "Mau kemana lo?"
"Toilet." Setelah memberitahu, ia berjalan ke arah toilet.
Shila menatap wajahnya di cermin. Matanya sedikit layu karena mengantuk. Keputusannya memilih begadang tadi malam adalah keputusan yang sangat ia sesali.
"Shila?" yang dipanggil tentu saja langsung menoleh ke arah sumber suara. Ansel kini sudah berdiri tepat di hadapannya.
"Iya?"
"Selesai pengambilan nilai, gue mau ngobrol. Berdua."
Shila sedikit mengerutkan kening, "Kenapa enggak sekarang aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GATHAN
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT‼️ Dimohon untuk FOLLOW akun Aku dan tinggalkan jejak berupa vote dan komen‼️ • "𝙻𝚘 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚞𝚎 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘!" -𝙰𝚜𝚑𝚒𝚕𝚊 𝙳𝚊𝚛𝚊. ...