Seperti biasa, Gathan sudah lebih dulu berada di kantin meninggalkan temannya yang masih di belakangnya. Setelah memesan, matanya sekilas milirik Shila yang sedang duduk satu meja dengan Arjuna. Shila menatapnya kembali lalu tersenyum manis. Tanpa membalas senyum Shila, Gathan pergi menuju mejanya.
Disisi lain, Shila mendengus sebal saat Gathan hanya menatap datar. Cewek itu terus saja mengomel sendiri. Membuat Tania, Olin, dan Juna bingung.
"Lo kenapa, sih?" tanya Olin heran.
"Tuh, Gathan, gue senyumin malah pergi gitu aja!" seru Shila.
Mendengar itu, teman-temannya hanya tertawa. Mereka tidak heran kalau Gathan memang seperti itu.
"Lo kayak baru kenal Gathan aja," ucap Juna sembari memakan makanannya.
"Padahal kan baru kemarin lusa gue jalan sama Gathan!" balas Shila, detik berikutnya ia menutup mulutnya. Gawat! ia sudah keceplosan.
"LO KEMARIN JALAN SAMA GAT--" dengan cepat Shila membekap mulut Olin. Suara Olin yang seperti toa masjid mampu membuat orang di sekitar memandang meja mereka.
Shila melirik meja Gathan sekilas. Cowok itu tampaknya cuek-cuek aja. Dan Shila yakin, ia mendengar ucapan Olin.
"Pantes, pas sabtu tiba-tiba Gathan pergi aja. Padahal kita-kita lagi nongkrong di rumahnya," lanjut Juna.
"Eh, lo semua jangan pada bocor ya, please." Shila memohon sembari mengangkat tangannya di depan dada.
Tania menatap Shila dengan tatapan meledek. "Cie, akhirnya perjuangan lo enggak sia-sia."
"CIE SHILA GUE IKUT SENENG!"
Shila mencubit lengan Olin, membuat temannya itu teriak kesakitan. "Olin, lo bisa enggak, sih, kecilin suaranya?!"
Di situasi ramai seperti ini, Tiba-tiba Alen menghampiri Shila. Tanpa basa-basi cowok itu duduk di sebelah Shila.
Di ujung kantin, Gathan sempat melirik Shila dan Alen. Ia menatap datar Shila yang kelihatan dengan jelas kalau cewek itu risih akan keberadaan Alen.
"Shil, nyokap aku titip ini buat kamu," ucap Alen sembari memberikan kotak makan.
Shila memandang heran kotak tersebut, lalu dengan pelan mengambilnya.
"Tumben.." kata Shila pelan. Juna, Olin, dan Tania diam melanjutkan makan.
"Mama kangen sama kamu, dia mau ketemu kamu. Dan aku enggak tahu harus jawab apa," ujar Alen.
"Jawab, lah, kalau lo udah putus sama Shila!" seru Olin tiba-tiba. Shila menendang pelan kaki Olin.
"Lo enggak bilang ke nyokap kalau kita udahan?" tanya Shila.
Alen menggeleng pelan. Shila menghela napas berat. Mama Alen memang sangat menyayangi gadis itu. Setiap kali Shila main kerumah Alen, Mamanya selalu senang.
"Mama nanya, kenapa udah beberapa bulan ini kamu enggak main," kata Alen lagi.
Shila mengangkat wajah, melihat Gathan dari jauh yang perlahan membuang pandangannya. Shila merasa tak enak hati pada Gathan. Ia merasa sedang mengkhianati Gathan, padahal ia tahu kalau Gathan pun tidak peduli.
"Kapan-kapan gue main dan gue akan jelasin semua ke nyokap lo. Tapi gue enggak mau bareng lo," ucap Shila.
Kemudian, terlihat Gathan beranjak dari duduknya. Shila pun ikut berdiri, berniat menghampiri Gathan. Namun langkahnya terhenti saat melihat Karin yang tiba-tiba datang merangkul lengan Gathan. Cewek itu menatap Shila yang sedang berdiri di dekat Gathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATHAN
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT‼️ Dimohon untuk FOLLOW akun Aku dan tinggalkan jejak berupa vote dan komen‼️ • "𝙻𝚘 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚞𝚎 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘!" -𝙰𝚜𝚑𝚒𝚕𝚊 𝙳𝚊𝚛𝚊. ...