-11

20.4K 1.3K 50
                                    

🦖

Saat pergantian jam kelas terakhir, Shila izin ke toilet sendiri. Waktu Olin menawarkan untuk menemaninya, ia menolak. Katanya dia bisa sendiri.

Saat ini Shila sudah selesai membuang air kecil. Gadis itu sedang bercermin sambil membenarkan rambutnya yang mulai berantakan. Bibirnya tersenyum ketika melihat wajah yang hari ini sangat ceria.

Ketika ia membalikkan tubuhnya, berniat kembali ke kalas, tiba-tiba saja Karin datang dan langsung mengunci pintu toilet. Membiarkan mereka berdua di dalam.

"Kenapa dikunci?"

"Gue mau ngobrol sama lo."

Shila kembali melangkah maju. "Gue harus balik ke kelas."

"Eit, tunggu dulu dong. Buru-buru banget, sih," ucap Karin sambil menahan tubuh Shila.

"Mau lo apa?" tanya Shila datar.

"Bener lo pacaran sama Gathan?"

Shila mengangguk. Dia sudah duga dari awal, Karin pasti akan membahas ini.

"Lo siapa sih?"

"Ashila Dara," balasnya sambil mengulurkan tangan. Tetapi, tangan itu ditepik kasar oleh Karin.

"Dari dulu gue ngejar-ngejar Gathan, gue turunin harga diri gue, gue jahat karena pacarin sahabatnya cuma demi deket sama dia, tapi kenapa lo yang tiba-tiba bisa dapetin dia, hah?!" suara Karin mulai meninggi.

Shila salah memasuki toilet. Toilet ini memang yang paling dekat dengan kelasnya, tetapi isinya hanya ada satu Wc. Maka walau terkunci pun, orang-orang sudah pasti mengira ada orang di dalamnya.

"Kalo lo mau sama Gathan, jangan jadi orang jahat."

Karin menyeringai. "Tau apa lo tentang jahat?"

Shila dengan santai menatap Karin.

"Dengan lo ngerebut apa yang harusnya milik orang lain tuh gak jahat, hah?"

Shila terkekeh. "Gathan bukan milik lo, Karin. Gue enggak ngerebut dia dari siapa pun."

Karin semakin emosi dibuatnya. Apalagi melihat ekspresi Shila yang seolah meremehkannya.

"Lo ngunciin kita berdua di sini cuma mau bahas hubungan gue?"

Karin berjalan menuju pintu. "Gue mau kunciin lo sendiri!" ucapnya lalu dengan cepat keluar, dan kembali mengunci toilet itu.

Shila berkali-kali menggedor pintu toilet. Gadis itu merogoh sakunya, mencari ponsel. Ia berdecak kesal saat menyadari kalau ponselnya ia letakkan di atas meja kelas.

"Sial, Handphone gue ketinggalan!"

Shila membuang napas berat. Ia pikir, Karin tidak akan senekat ini. Ia pikir, yang diomongin Olin tentang Karin tidak akan separah ini. Ternyata Shila benar-benar dimusuhi Karin.

Ia menyandarkan tubuhnya pada pintu toilet. Ia cuma bisa pasrah, semoga ada teman-temannya yang menyadari ia terkunci.

*

"Olin, Shila kemana ya?" tanya Bu Isma sambil merapikan perlengkapannya. Saat ini bel waktu pulang telah dibunyikan. Seisi kelas pun ikut membereskan alat tulisnya.

"Enggak tau bu, tadi sih izinnya ke toilet. Cuma kok belum balik lagi ya sampai sekarang."

"Ya sudah, nanti kamu cari ya Shila. Kalau sudah ketemu, suruh menghadap ibu di Kantor."

Olin mengangguk pelan. Tania yang sudah rapi, pindah ke depan menghampiri Olin. "Shila gak biasanya deh bolos gini."

Olin mengangkat bahu. Tangannya bergerak marapikan alat tulis Shila. "Gathan bawa pengaruh buruk gak sih?"

GATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang