-10

22.6K 1.6K 50
                                    

🦖

Shila berjalan memasuki halaman rumah berlantai dua dan bernuansa abu-abu itu. Kakinya perlahan menuju pintu utama. Tepat tangannya ingin mengetuk pintu, seorang wanita seumur dengan Mamanya keluar dan sedikit terkejut.

"Shila? Ya ampun, sini masuk sayang," ujar Wanita itu sembari merangkul gadis itu.

Shila tersenyum. Rasanya ia pun merindukan sosoknya. Shila duduk dan wanita itu ke dapur untuk mengambilkan minum.

"Kamu apa kabar sayang? sudah lama sekali tidak main," katanya sambil meletakkan minum diatas meja.

Shila tersenyum kecil. "Kabar Shila baik Tante. Tante gimana kabarnya?"

Wanita dihadapannya itu adalah Mamanya Alen. Shila sudah bertekad untuk mengunjungi rumah Alen sejak kemarin.

"Tante baik-baik aja. Kamu sama Alen baik-baik aja, kan?"

Shila diam. Beberapa detik kemudian perlahan kepalanya menggeleng.

"Kenapa? Alen nyakitin kamu ya?" tanya Mama Alen, lagi.

Shila tersenyum kecil. "Shila dan Alen udah lama enggak bareng-bareng lagi, Tan. Kita udah sama-sama enggak ada kecocokan."

Mama Alen memeluk Shila. "Maafin Alen ya kalau udah nyakitin hati Shila."

Shila berhasil menangis. Kedekatan mereka membuat Shila berat ketika tahu Alen berkhianat. Shila sudah menganggap wanita itu seperti Ibu kandung untuknya.

Shila meregangkan pelukannya. "Shila enggak pa-pa, kok, Tan. Mungkin emang Shila bukan yang terbaik buat Alen."

"Sayang, walaupun kalian udah putus, jangan sungkan main kesini ya. Tolong terima Alen menjadi teman baik Shila."

Shila menarik napas pelan, kepalanya mengangguk. Benar, mau bagaimana pun, Shila harus bisa memaafkan Alen kembali. Tidak perlu memperbaiki hubungan mereka, tetapi menjadikan Alen teman.

*

Setelah berada sekitar 1 jam di rumah Alen, Shila akhirnya pamit pulang. Mama Alen mengantarkan dia sampai ke depan pintu rumah.

Wanita itu tiba-tiba tersenyum jahil pada Shila, membuat Shila bingung.

"Shila kok gak bilang sih ke sini sama pacar barunya?"

Mendengar itu, Shila semakin heran. "Pacar?"

Mama Alen menunjuk Gathan yang sedang duduk diatas motor. Cowok itu sedang memainkan ponselnya. Membuat Shila sedikit terkejut.

"Aduh, yaudah Tante, Shila pamit ya."

Setelah pamit, ia berlari kecil menghampiri Gathan. Bagaimana bisa Gathan menunggunya begitu saja, padahal Shila yakin, ia pergi seorang diri.

"Gathan ngikutin Shila ya?!".

Gathan menggeleng. Tangannya menyodorkan helm ke arah Shila. Shila hanya bisa pasrah, setelah selesai mengenakan helm, ia langsung naik.

Sepanjang perjalanan, Shila menggoda Gathan karena ia sudah kepergok mengikuti Shila hari ini. Shila berkali-kali bilang pasti Gathan mengkhawatirkannya. Sedangkan yang dituduh, tentu saja mengelak.

Lagi-lagi Gathan membawanya pergi ke perusahaan Dipta. Gathan yakin Shila akan suka-suka saja diajak kemana pun, apalagi bersama dengannya.

"Than," panggil Shila. Mereka berdua sedang duduk diatas rooftop gedung perusahaan Bapaknya Gathan.

"Than lo ganteng banget deh hari ini!" kata Shila sedikit berteriak.

Gathan mendengus kesal. "Yang tadi nyokap mantan lo?"

GATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang