-01

70K 3.2K 24
                                    

Selamat Membaca

🦖

Suasana di dalam gedung sekolah SMA Pelita terlihat ramai oleh Siswa-Siswi yang hendak pulang ke rumahnya. Suara ratusan langkah kaki sangat jelas terdengar.

Saat ini, di dalam kelas XII-1, hanya tersisa tiga orang Siswi yang masih sibuk merapikan barang-barangnya ke dalam tas.

Olin, yang merupakan salah satu dari ketiga cewek tersebut mendengus kesal menatap satu temannya yang sejak tadi tak kunjung selesai. Padahal hanya memasukan alat tulis, buku-buku, dan seragam Olahraga yang tadi ia kenakan tidak membutuhkan waktu lama jika saja cewek itu tidak sibuk dengan ponselnya.

"Shila, lo kok lama banget, sih," Ucap Olin kesal menatap Shila.

Ashila Dara, yang dari tadi sudah kena ocehan Olin, sedang berusaha menghubungi kekasihnya.

"Iya, nih, lama. Lo lagi telfon siapa, sih?" tanya seorang temannya lagi, Tania.

Shila menghela napas berat. Kemudian ia memakai tasnya dan menyusul kedua temannya yang sudah menunggu di depan pintu kelas.

"Lo telfonin siapa, sih? Sibuk amat dari tadi," cibir Olin.

"Gue lagi coba telfon Alen, cuma gak diangkat-angkat," jelasnya.

Alen itu pacarnya Shila. Siswa kelas XII-4. Mereka pacaran sudah berjalan selama empat belas bulan. Yang berarti satu tahun dua bulan. Dari awal mereka pacaran, Alen selalu mengantar dan menjemput Shila. Mengajaknya makan bersama di kantin saat jam istirahat tiba. Tetapi sudah sebulan belakangan ini, Alen jarang mengajaknya makan bareng. Bahkan cowok itu sudah jarang menjemput ataupun mengantarkan Shila pulang.

"Gue kok kayak yang curiga ya sama Alen," kata Tania tiba-tiba.

Shila menautkan kedua alisnya bingung, "Curiga gimana maksud lo?"

Tania menghela napas sesaat, "Alen kayak lagi nyembunyiin sesuatu dari lo, Shil"

Shila mengalihkan pandangannya ke arah jalan yang mengarah ke belakang Sekolah. Dia memang sering memergoki Alen berbohong. Tetapi entah kenapa, Shila selalu bisa berpikir positif. Sepertinya untuk ucapan Tania barusan, dia mulai punya perasaan yang tidak mengenakkan.

Tiba-tiba mata Shila menangkap pemandangan cowok yang sedang berjalan ke arah belakang Sekolah bersama seorang cewek. Dia sangat mengenali punggung cowok itu. Iya, tidak salah lagi, itu Alen.

"Lo berdua duluan aja ya pulangnya. Gue ada urusan," Kata Shila. Tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya, cewek itu langsung berlari ke arah belakang Sekolah.

Tania dan Olin saling memandang heran. Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya kembali menuju parkiran Sekolah. Olin memang membawa kendaraan ke Sekolah, sedangkan Tania selalu bareng dengan Arjuna, kekasihnya.

Langkah kaki Shila memelan saat sudah hampir sampai di belakang Sekolah. Belakang Sekolah itu hanya ada satu warung, biasanya diisi oleh siswa yang ingin merokok diam-diam.

Saat hendak mencari Alen, matanya tertuju pada seorang cewek dan cowok yang berada di bangku panjang bagian ujung. Benar saja. Cowok itu memang benar Alen. Tapi, tunggu dulu. Cewek yang di sebelah Alen itu adalah Tessa, teman sekelas Shila.

Mata dan mulut Shila melebar saat melihat Alen mendekatkan wajahnya pada wajah Tessa. Saat itu juga, Shila melihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Pemandangan yang ingin sekali ia kutuk detik itu juga. Pemandangan di mana Alen, kekasihnya, mencium bibir Tessa. Temannya sendiri.

Air mata Shila mendarat begitu saja. Dengan cepat, dia mengusapnya dengan kasar. Dia sendiri merasa jijik jika harus menangisi cowok berengsek seperti Alen. Shila melangkahkan kakinya mendekat.

GATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang