Seperti biasa, Gathan sibuk dengan ponselnya. Sena, Juna, dan Gara sedang bermain kartu. Hari ini guru yang mengajar di kelas Gathan tidak hadir. Mereka juga belum diberikan tugas.
"Than lo gak mau ikutan?" tanya Juna sambil memilih kartu yang ingin dikeluarkan.
Gathan hanya menggelengkan kepala sebagai responnya. Tiba-tiba ponsel Gathan bergetar pertanda pesan masuk. Nomor tidak dikenal. Kemudian tangannya mengusap layar ponselnya yang terus bergetar.
Gathan menggelengkan kepala bingung. Bagaimana bisa cewek itu mendapatkan nomornya? Sedangkan nomor Gathan tidak sembarang orang yang punya. Ketika ia sadar, matanya langsung menatap tajam ke tiga temannya.
"Sekarang mending lo pada jujur deh ke gue," ucap Gathan tiba-tiba membuat ketiga temannya berhenti bermain.
"Apaan?" tanya Sena.
"Siapa di antara lo pada yang udah kasih nomor gue ke cewek ini?!" tanya Gathan sambil menunjukkan isi pesan Shila.
Gara terkekeh melihatnya, tidak menyangka bahwa cewek itu benar-benar nekat. Setelah dari kantin, Shila membujuk Gara agar cowok itu memberikan nomor Gathan. Sudah pasti dengan sogokan makanan.
"Gue kayaknya kenal deh sama tuh nomor," Kata Juna sambil mengecek ponselnya juga. Mencari nomor yang dikenalnya.
"Nomor Shila tuh Than," ujar Juna lagi.
Gara sudah tidak bisa menahan tawanya. Apalagi melihat ekspresi muka Gathan yang sudah kusut seperti itu.
"Itu gue yang kasih Than," Kata Gara santai. Seperti tidak melakukan apapun.
"Disogok apaan lo?" tanya Gathan. Sudah ketiga kalinya Gara menyebarkan nomornya pada orang lain. Termasuk memberikannya pada Karin dan Dinda. Orang yang selalu mengejarnya.
"Makanan dong, jajanan kantin yang tadi lo makan juga hasil sogokan dari Shila," jawabnya menjelaskan.
Gathan kembali menggelengkan kepalanya. Ketenangannya semakin terancam dengan chat yang selalu Shila kirim. Ia menyesal sudah pernah membantu cewek itu kalau begini akhirnya.
"Bangsat lo Gar, jual aja terossss nomor gue!" kata Gathan kesal.
Mendengar itu, Gara bangun dari duduknya, "Serius boleh?"
Juna dan Gathan menggelengkan kepala, sedangkan Sena melemparkan kertas yang sudah dikepal ke arah Gara.
"Ya, enggak lah, malih!" ujar Sena.
Sekarang mereka berpikir, saat pembagian otak, Gara sedang dimana ya? Kenapa bisa sebodoh ini.
"Eh, Than, Shila itu orangnya asik kok, lo coba dulu respon," kata Juna berusaha membuat Gathan percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATHAN
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT‼️ Dimohon untuk FOLLOW akun Aku dan tinggalkan jejak berupa vote dan komen‼️ • "𝙻𝚘 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚞𝚎 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘!" -𝙰𝚜𝚑𝚒𝚕𝚊 𝙳𝚊𝚛𝚊. ...