BAB 2 INTRODUCTION

5 3 0
                                    

Alkara berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan menggendong Kiara yang lemas dipelukannya.

Sebelumnya kiara akan dibawanya ke UKS kampus tapi setelah dipikir pikir lebih baik di bawa ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap, mengingat keadaan Kiara yang begitu mengenaskan.

"gimana keadaan tuh cewek Al?" tanya Roni yang tiba tiba datang mengagetkan Alkara, yang baru saja berdebat dengan suster yang melarangnya masuk secara halus

"Ck,,baru aja dia diperiksa, lo udah tanya ke gue. trus gue harus tanya siapa bloon?"

"ya maaf kan aku kepo kak Ara"

"stop panggil gue kayak gitu jijik tau gak hish"
Alkara mendengus kesal, ia duduk di kursi panjang didepan ruangan Kiara dengan santai.

wajahnya terlihat merah manakala mengingat kejadian yang tidak mengenakan pada Kiara dan yang lebih parahnya, tak ada sama sekali yang punya niat untuk membantu Kiara.

semenjak awal Kiara masuk sebagai mahasiswi baru, ia sudah ditargetkan oleh Eliza sebagai korban pembulian selanjutnya, setelah Wirna yang sudah meninggal karena bunuh diri dari lantai 11.

"emang brengsek tu cewek!! berani beraninya bikin gue kesel kayak gini" geram Alkara menggebrak kursi yang didudukinya dengan keras, membuat Roni yang sibuk memainkan ponselnya langsung terjingkat hingga refleks melemparkan ponsel pintarnya ke arah Alkara.

Alkara yang mendapatkan lemparan itu hanya menatap Roni sinis kemudian meluruskan pandangannya kembali ke depan.

"lo ngagetin gue aja Al!! liat hp gue lecet nih, lo harus ganti pokoknya gue nggak mau tau"

"gue ganti yang dua puluh juta mau?"

"lo serius Al?"

"ya lo mau nggak? klau nggk yaudah gue cancel"

Roni yang mendengar ancaman Alkara buru buru menggelengkan kepalanya.

"thankyou very much my bestie"

"jijik banget gue"

Roni kegirangan mendengar hpnya akan diganti Alkara. hingga ia dengan sengaja mendekat ke arahnya dan merayu Alkara untuk benar benar membelikan dirinya hp.

beberapa saat sesudahnya, seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan dengan diekori seorang suster, Alkara yang menyadarinya langsung beranjak berdiri diikuti Roni yang senyum senyum sendiri tanpa alasan.

"bagaimana keadaan gadis di dalam dok?"

"sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan mas, tidak ada luka yang serius. pasien hanya butuh istirahat beberapa waktu untuk menstabilkan kondisi tubuhnya yang seperti mempunyai tekanan batin yang saya tak tau apa itu" jelas dokter itu panjang lebar tapi berbelit sampai akhir.

"dia sudah sadar??"

"sudah mas, sebaiknya mas mas ini segera temani gadis itu secepatnya, kasihan dia"

"kalau begitu makasih dok, saya permisi masuk dulu"

Alkara masuk ke tempat Kiara terbaring diikuti Roni yang mengikutinya dari belakang.

Roni menatap mata Kiara dengan serius, perubahan drastis yang di perlihatkan Kiara berhasil membuatnya terpana sampai tak sadar Alkara mengajak dirinya berbicara.

"lo serius Kiara?" tanyanya penasaran.
Kiara mengangguk mengiyakan.

"kalau nggak pakai kacamata lo cantik juga" puji Roni

"apa apaan sih lo, sok muji segala mendingan lo sekarang pergi dari sini. gue minta tolong sama lo, urusin anak anak dulu soalnya gue lagi nggak bisa kesana sekarang gue sibuk" hardik Alkara yang saat ini menatap sinis ke arah Roni.

ALKIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang