Kiara terbangun dari tidurnya, matanya memperhatikan laki laki yang sedang berdiri dihadapannya dengan angkuh.
"nih makan," ujar Alkara menyodorkan sepiring nasi dan lauk pauk ke arah Kiara
"setelah makan, lo boleh pulang. tapi gue yang anterin." tambahnya lagi
" aku bisa pulang sendiri Al!"
"gue paling benci penolakan"
"yaudah kalau gitu, makasih ya"
"iya"
Kiara memakan nasi yang diberikan Alkara dengan lahap, perutnya memang meronta ronta sejak kemarin siang lantaran belum makan sama sekali.
Alkara yang memperhatikan gerak gerik Kiara,tampak menggelengkan kepalanya, ia tak mengira kalau dihadapannya adalah korban kegabutan Eliza yang dirundung selama lebih dari dua tahun.
baru pertama kali ini Alkara melihat sosok korban kebengisan Eliza, selama ini ia hanya diam dengan berita yang sering heboh di lingkungan kampus, seolah tak mau ikut campur ke dalam masalah cewek yang dia sebut keparat alias Eliza Mariska.
"udah makannya? kalau udah ayo pergi. gue ada kelas pagi ini" ujar Alkara ketika Kiara meletakkan piringnya ke meja kecil disampingnya.
"lebih baik kamu pergi ke kampus dulu aja Al, aku bisa pulang sendiri"
"gue pernah bilang kan kalau gue nggak suka penolakan?"
"yaudah kalau gitu maaf" Kiara menunduk dihadapan Alkara, ia selalu merasa salah jika berbicara dengannya, seolah semua ucapannya tak ada benarnya sama sekali
mereka berdua sampai di tempat parkir rumah sakit, Alkara membuka pintu masuk untuk Kiara kemudian memutar langkah untuk kembali ke tempat kemudi.
"lo serius nggak pake sabuk pengaman?" tanya Alkara ketika mengetahui gadis disampingnya terduduk kaku
"enggak usah, aku nggak biasa"
"kampungan banget sih, pantes dibully" ketus Alkara mendekatkan diri ke arah Kiara yang sudah memejamkan matanya karena takut.
"nggak usah geer gue cium lo, gue cuman masang sabuk pengamannya doang" ujarnya dingin
Kiara yang merasa malu mencoba menutupinya dengan mengalihkan pandangan ke samping kirinya, ia sangat malu dengan dugaan negatifnya tentang Alkara. nafasnya tak karuan kala dekat dengan Alkara Mahendra.
"lo pegangan, gue mau ngebut. kos lo dimana?"
"belakang kampus,"
sesuai perkataannya, Alkara mengebut saat jalan raya terlihat sepi. nyalip sana nyalip sini seolah nyawanya ganda dan bisa diganti kapanpun.
Kiara yang ketakutan hanya bisa menutup wajahnya dengan menggunakan kedua tangan, seluruh badannya tegang. berkali kali ia hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
"Al jangan kebut kebutan aku takut" teriak Kiara dengan tetap menutupi wajahnya.
sedangkan Alkara hanya tersenyum bahagia melihat Kiara ketakutan.
"dua belas detik lagi nyampe lo gak usah sewot"
beberapa detik kemudian, mobil Alkara berhenti di depan kos berlantai empat yang masing masing kamarnya di beri nomor berwarna hijau.
Kiara membuka wajahnya kemudian melihat sekeliling, ia lega mobil maut itu sudah berhenti di depan kosnya. dengan memasang tampang biasa saja Kiara mulai berbicara.
"Makasih ya Al, aku masuk dulu"
"ehhh,,,bentar tunggu dulu"
"ini buat lo," Alkara memberikan kotak berisi hp yang baru ia beli di toko store tadi malam.
"ini buat aku? nggak Al,aku udah terlalu bikin kamu repot"
"lo tau apa yang gue benci? tak ada kata penolakan untuk Alkara"
"tapi Al aku bener bener nggak enak sama kamu"
"dienakin aja bisa kan!! kalau ada yang gangguin lo, telpon atau chat aja ke gue. sekarang lo keluar, gue buru buru ada kelas"
Kiara keluar dengan tampang tidak enak hati menerima hp dari Alkara
"Inget!! tuh hp gue ikhlas kasihnya. kalau lo nggak pake, habis lo ditangan gue!!" ujar Alkara setelah membuka kaca mobilnya, kemudian menutupnya kembali dan melaju sangat kencang.
Kiara masuk ke dalam kos, setelah melepas sepatu dan meletakkan tas mininya ke dalam rak, Kiara meregangkan badannya ke ranjang biru bergambar frozen.
Ia memperhatikan hp itu lagi, kemudian membukanya dengan teliti. ada sebuah kertas kecil yang diikat dengan tali pita merah diatasnya.
Kiara mulai membaca tulisan itu dengan teliti "di hp itu ada nomer gue, kalo lo diganggu orang. telpon aja nggak papa, gue nggak keberatan. gue mau lo anggap gue sebagai pengganti kakak lo, inget gue nggak suka ada penolakan"
Kiara tersenyum manis kala membaca surat dari Alkara ia mengambil hp itu dan menghidupkannya dengan hati hati.
Kiara mulai membuka isi hpnya ,ia dibuat kaget manakala tau jika walpaper yang digunakan adalah foto dirinya ketika tertidur di rumah sakit.
"kapan, Al foto aku? apa jangan jangan dia sengaja foto aku, tapi,,.... stop Kiara!! lo nggak boleh geer sama Alkara, dia itu cowok misterius yang baru lo kenal" ujar Kiara bertanya pada dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKIARA
Teen FictionPenderitaan Kiara yang selalu diganggu dengan kejahilan teman sekampusnya berakhir setelah dirinya bertemu Alkara Mahendra. Laki laki tampan yang memiliki dua pendirian, cuek dan sayang. semenjak itu Kiara menjadi gadis yang berbeda, dia mulai mele...